Air mata Letizia kembali keluar ketika Tina memeluknya sangat erat.
"Tina...Za...Thankss kalian memang sahabat aku yang paling baik"
"Bebz...Kita sayang kamu dan adikmu Mark", ucap Tina sambil melirik ke arah Mark yang setia berdiri di samping Letizia.
"Jangan larut dalam ke sedihan Letizia...aku sayang kamu?", wajah Letizia memerah mendengar perkataan Reza, Tina hanya tersenyum dan mengangguk.
"Za...terimakasih", Letizia langsung memeluk tubuh Reza.
"I..iy..iya Letizia", ucap Reza gugub.
"Kalo lho butuh bantuan jangan sungkan Letizia hubungi aja kami", seyum Tina
"Iya Tina", akhirnya Tina dan Reza pergi dan tidak lupa mereka melambaikan tangan ke arah Letizia dan Mark.
"Kak...mereka sungguh baik", ucap Mark
"Sangat...Mark", Letizia dan Mark akhirnya masuk ke dalam rumah, di pintu masuk darah Mark mendidih melihat kelakuan Maria dan Maya yang kurang ajar. Mark ingin menghampiri mereka karena sudah naik pitam namun Letizia mencegah. Mereka naik ke atas dan tidak memperdulikan kelakuan ibu dan anak tersebut. Letizia menghempaskan tubuhnya ke ranjang empuk ya dan menangis di balik bantalnya.
"Hiks...hiks...hiks...Ayah...", ucapnya lirih dan di remasnya bantalnya sangat kuat.
Nafas Mark sangat memburu, bahkan matanya sudah seperti elang yang siap menerkam siapa saja. Mark turun ke kabawah menghampiri Maria dan Maya yang sedang berpesta menikmati kemenangan. Satu botol minuman keras di buangnya ke lantai dan pecah.
"Buarrrrr...."
Suasana hati Maya yang tadi baik langsung berubah dingin. Maria terperanjat kaget dan langsung berdiri.
"Mark...", ucap Maria jengkel.
"Hey...anak ingusan?, kenapa sih lho muncul di waktu yang tidak tepat?", Maya kesal dan kembali melempar gelas yang di tangannya.
"Barrr...."
"Apa kakak sadar, tidak punya hati melakukan ini?", teriak Mark.
"Diam kau bodoh, tau apa kau?", bentak Maya.
"Plakkkk...!", Darah segar keluar dari sudut bibir tipis Mark. Maya geram dan mendengus kesal Maria menutup mulutnya dan tidak percaya Maya senekat itu manampar adiknya, Mark.
Letizia langsung menyeret Mark keluar tergesa\-gesa, karena khawatir dan tidak memperhatikan jalan kakinya tersandung dan kena pecahan gelas, karena begitu banyak darah keluar apa lagi kondisi Letizia yang kurang sehat membuatnya hampir pingsan.
"Kak...lepasin aku"
"Mark...", teriak Letizia dan akhirnya pingsan. Mark melihat darah di kaki Letizia dan panik di gendongnya Letizia dan melarikannya ke Rumah Sakit meninggalkan Ibu dan Maya yang terseyum sinis.
###
Di Rumah Sakit Letizia mendapatkan penangan medis. Mark mondar mandir di depan ruang inap Letizia wajah pucat dan khawatir berharap baik\-baik saja. Mark duduk di termenung, dan menitikkan air mata di ingatnya Ibunya dan Maya sedang bersenang di rumah membuat darahnya semakin mendidih, dadanya terasa sakit dan di tusuk\-tusuk. Di bantingnya dinding Rumah Sakit tersebut sangat keras membuat tangannya memerah.
Seorang Pria menghampirinya dan menepuk dari belakang.
"Maaf, apa anda baik-baik saja?", sapa Pria tersebut sangat sopan, Mark menoleh dan menunduk malu.
"Saya William?", sambil menyodorkan tangannya tanpa ragu-ragu Mark membalas.
"Mark...Mark Philip"
"Senang berkenalan denganmu Mark", senyum William keluar begitu juga dengan Mark. William mencoba bertanya-tanya ke Mark kenapa bisa sampai sekacau ini sambil menikmati Coffi di bangku taman Rumah Sakit tersebut"
"Maaf..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 346 Episodes
Comments
diva sinta12
mantap
2021-06-07
2
Machriani Yani
Aku baca terus dulu ya Thor blm bisa komen 🤩🤩
2021-02-03
3
Jaenah
kok baru jumpa kayak yg udah kenal aja Thor,,jadi kurang natural cerita nya.terlalu terburu2
2020-12-22
2