16

Beana mengambil tasnya yang berada di dalam loker.Setelah mengganti baju seragamnya dengan ganti yang dia bawa dari rumah.

Setelah berpamitan dengan teman seperjuangan nya dia pun berjalan menuju tempat parkir dia mana seseorang sedang menunggu nya.

Dia menghampiri sebuah mobil lalu membukanya dan terlihat lah sosok laki-laki yang berada di bagian kemudi.

"Assalamualaikum kak".sapanya sesudah masuk.

Laki-laki itu menoleh ke arah nya lalu tersenyum.

" Waalaikumsalam ".balasnya.

" Maaf kak lama tadi kafenya rame jadi pulangnya agak telat ".

Laki-laki itupun hanya mengangguk.

" Pakai seat belt mu".

"Iya".

Tak lama mobil itupun mulai bergerak meninggalkan area parkir kafe menuju jalan raya.

Dalam mobil keduanya hanya terdiam.Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

Laki-laki itu hanya terdiam tanpa bicara pikirannya kini sedang kacau membuatnya semakin pusing.

"Kak Sehan".panggil Beana memecah kesunyian.

" Iya".jawabnya tanpa menoleh karena tatapannya lurus ke arah depan melihat jalan.

"Kakak marah sama Ana?

" Tidak".jawabnya singkat.

"Terus kenapa kakak mendiamkan Ana?

Sehan menoleh ke arah gadisnya tapi masih terdiam tanpa bicara.

"Kak".

Akhirnya laki-laki itu meminggirkan mobilnya dan berhenti tapi laki-laki masih terdiam seribu bahasa.

Di jatuhkan kepalanya di bagian stir mobil dan membuat gadis yang sedang duduk di sampingnya bingung dengan sikap laki-laki itu.

" Sebenarnya ada apa dengan kak Sehan? tanyanya dalam hati.

"Be".panggilnya tanpa menoleh.

" Iya kak".

"Maaf".

" Maaf untuk apa kak? tanyanya semakin tidak mengerti.

"Maafkan aku,aku tidak bisa memenuhi janjiku kepadamu.

Hari ini mungkin terakhir kalinya aku mengantarkan kamu pulang".ucapnya tanpa ekspresi.

Beana tersenyum

" Tidak apa-apa kak Ana bisa pulang sendiri".

Sehan menatap gadis yang berada di sampingnya, ada rasa tidak rela untuk meninggalkan nya sendiri tapi kini dirinya tidak bisa berbuat apa-apa karena Papah nya yang memegang kendali jadi dia hanya bisa pasrah mengikuti semua keputusan Papahnya salah satunya adalah pergi ke Landon untuk melanjutkan sekolah di sana.

" Ayo kita pulang kak".ucap Beana.

Laki-laki itu pun mulai menghidupkan mobilnya kembali dan tak lama mobil itu kini mulai bergerak memasuki jalan raya bergabung kembali dengan kendaraan bermotor lainnya.

Kini pikiran laki-laki itu benar-benar kacau hingga di dalam perjalanan dia memutuskan sesuatu tanpa berpikir lama diapun kembali memacu mobilnya ke suatu tempat dan hanya dia yang mengetahuinya.

Beana masih duduk dengan santai tapi tiba-tiba dirinya merasakan sesuatu yang salah.

"Kak,kok jalannya beda?tanya Beana karena melihat arah mobilnya terus berjalan lurus.

Laki-laki itu hanya terdiam tidak menjawabnya dan membuat hati

Gadis itu semakin diliputi perasaan was-was.

" Bawa kemana ini?tanyanya dalam hati.

Mobil itu terus berjalan dengan kecepatan sedang hingga tak lama mobil itu berhenti di sebuah bangunan mewah.

"Tempat apa ini? tanya gadis itu dalam hati.

Gadis itu mengedarkan pandangannya ke arah depan dilihatnya begitu banyak sekali mobil-mobil terparkir.

" Sebenarnya tempat apa ini?tanyanya masih di dalam hati.

Di tengah kebingungannya tiba-tiba laki-laki yang berada di samping nya itu mendekati dirinya.

"Kakak mau apa?

Tanpa bicara laki-laki itu langsung membuka seat beltnya.

" Ayo turun".katanya.

"Tapi ini di mana kak?

" Ayo turun lah nanti aku kasih tau".ucap Sehan sambil turun dari mobil dan mendekati pintu mobil gadis itu.

Tanpa aba-aba diapun membukakan pintu untuk gadisnya.

Mau tak mau gadis polos itupun langsung ikut turun dari mobil.

Sehan langsung menutup pintu mobil dan berjalan sambil menggenggam tangan gadisnya secara paksa karena sedari tadi gadisnya tidak mau bergerak Sehan hanya melihat gadisnya itu masih berdiri mematung.

Beana tidak bisa melawan saat tangannya di genggam padahal mereka berdua bukanlah mahram tapi entah mengapa dirinya sama sekali tidak bisa menolaknya.