BAB 18

Rendra yang tidak mengetahui kalau Nirmala sudah meninggalkan rumah sakit itu, dia hendak bermaksud menemui Nirmala, Rendra pun keluar dari ruangan Tara dan melangkah menuju kearah ruangan Alya yang ada disamping ruangan Tara, dia membuka pintu perlahan, dia terkejut begitu juga dengan orang yang ada didalam ruangan tersebut. Rendra merasa heran dan diapun langsung tersenyum.

" Ada apa pak?"

" Maaf saya kira tadi ruangan teman saya."

" Oh, bukan pak, saya baru masuk bersama istri saya."

" Oh, iya pak, maaf ya pak saya salah orang, semoga istrinya bapak cepat sembuh."

" Iya pak, nggak apa-apa, terimakasih banyak pak atas doanya."

Rendra menganggukkan kepalanya dan diapun langsung kembali keruangan Tara.

" Kenapa Nirmala tidak bilang kalau hari ini dia pulang kerumah?" ucapnya sembari menghela nafasnya dengan pelan dan duduk disofa ruangan Tara.

*****

Tepat pukul 05.00 pagi Nirmala sudah bangun dan mempersiapkan bekal untuk Alya berangkat ke sekolah, dia pun kemudian membangunkan Aliya dengan mata yang masih terpejam, Alya pun duduk dari tidurnya, Dia kemudian mengusap kedua matanya dan turun dari tempat tidur menuju ke arah tempat mandi, beberapa saat Alya sudah selesai mandi, dia pun kemudian memakai pakaian sekolahnya dan melaksanakan sarapan pagi bersama, setelah selesai sarapan mereka berdua kemudian melangkah keluar menuju ke arah kendaraan yang selalu menemani Nirmala kemanapun dia pergi.

Motor itu pun melaju di jalan beraspal bebas hambatan, selang beberapa menit motor itu pun sampai di depan sebuah sekolah taman kanak-kanakan Permata Ibu, seperti biasa Alya bersalaman dengan sang Tante, Alya mencium punggung tangan sang Tante, dan kemudian melangkah meninggalkan Tantenya di depan pintu gerbang, Setelah dia disambut para guru piketnya itu, Nirmala kemudian berpamitan dengan guru piket tersebut dan melajukan motornya menuju ke arah tempat kerjanya dengan senyumannya, Dia pun akhirnya sampai di tempat kerja tidak memakan waktu panjang karena dia melewati jalan pintas agar segera sampai di tempat kerjanya itu, dia memarkirkan motornya seperti biasa dia melangkah menuju Lobby dan mengabsenkan dirinya dalam daftar hadir yang sudah tersedia di kantornya tersebut.

Saat dia melangkah menuju ruangannya dari arah depan terlihat Sasa berlari menuju ke arahnya dengan senyuman sumringahnya sembari langsung memeluk Nirmala, Nirmala terkejut dan dia juga merasa heran dengan tingkah Sasa yang tiba-tiba saja memeluknya dengan senyum sembringahnya itu, karena dia terlihat sangat bahagia.

" Ada apa Sa?"

" Kamu lihat ini nggak?apa yang aku pakai sekarang?"

Nirmala melihat ID card yang tergantung di leher Sasa.

" Itu kan, ID card kamu, memangnya kenapa?"

" Kamu nggak lihat warna ID card kita yang sehari-hari kita pakai warnanya apa?"

" Putih.." ucapnya polos tidak menyadari kalau ID card yang dipakai Sasa berubah warna.

" Sekarang yang aku pakai ini warnanya apa?"

" Biru..."

" Kalau sudah biru, berarti apa?"

Nirmala tersadar, kalau ID card yang dipakai oleh Sasa itu berwarna biru, kalau sudah biru berarti Sasa jadi karyawan tetap di kantor Satya Group.

Nirmala pun sontak saja teriak namun, cepat-cepat dihentikan oleh Sasa.

" Ya Tuhan, akhirnya kamu sudah menjadi karyawan tetap di kantor Satya grup, aku sangat bahagia." ucapnya sembari tersenyum.

" Bukan aku saja, tapi kamu juga, ini punya kamu." ucapnya sembari memberikan ID card milik Nirmala.

Nirmala pun kemudian mengambil ID kard yang ada di tangan Sasa, dia memperhatikan namanya di situ sudah bertuliskan menjadi karyawan tetap di kantor Satya Group, Nirmala merasa tidak percaya kalau ID card itu ada tulisan namanya dan foto dia terpampang di ID cart tersebut.

" Apakah aku tidak mimpi?"

" Kamu tidak mimpi."

" Tapi apa mungkin, aku diangkat sebagai karyawan tetap di kantor ini."

" Ya iya memang benar."

" Tapi kan aku hanya menggunakan ijazah sekolah menengah Atas, sedangkan kamu kan memang menggunakan ijazah kuliah,wajarlah kalau kamu yang diangkat jadi karyawan tetap.

" Nirmala, tapi ini memang benar kok, tadi Mbak Berta memberikan ID card ini kebagian ruang penterjemah, Dia juga bilang tidak ada lagi karyawan tidak tetap di kantornya ini, semua sudah diangkat menjadi karyawan tetap di kantor Satya Group dengan keputusan dari Pak Bos, tapi...." Sasa menghentikan bicaranya.

" Tapi kenapa?"

" Kita tidak satu ruangan lagi Nir."

" Maksud kamu?"

" Kamu akan berada di ruangan lantai tiga dan aku masih berada di ruangan lantai dua ini, atas permintaan Bos, karena surat tugasmu sudah keluar dan diberikan padaku untuk diberikan padamu." ucap Sasa sembari mengasihkan Surat tugas yang diberikan oleh Mbak Berta padanya agar menyampaikan buat Nirmala.

" Jadi Aku harus kumpul dengan para penerjemah yang senior?"

" Menurut keterangan Mbak Berta, peterjemah senior akan dibagi menjadi dua bagian sebagian ada di lantai dua dan sebagian ada di lantai tiga karena para penterjemah yang ada di kantor ini cuma ada delapan orang lima di lantai tiga,tiga di lantai dua jadi sekarang yang ada di lantai dua, empat orang dan yang ada di lantai tiga, empat orang." ucap Sasa sembari menjelaskan pada Nirmala sambil mereka berdua melangkah menuju ke ruangan yang lama.

Sesampainya di ruangan yang lama yang berada di lantai dua belum sempat Nirmala duduk di kursinya seperti semula, Mbak Berta sudah datang masuk ke ruangan tersebut.

" Nirmala..."

Nirmala dan Sasa menoleh ke arah pintu, Kemudian dia pun berdiri sembari tersenyum dengan Mbak Berta.

Mbak Berta adalah bagian merolling karyawan di Satya Group, Dia ditugaskan oleh Pak Bosnya itu agar semua karyawan bisa merasakan di titik yang sulit ataupun di titik yang nyaman.

" Kamu ikut saya dan benahi meja kamu, bawa semua keperluan kamu yang ada di meja ini dan ikuti saya ke lantai tiga, Oh ya, sudah dikasih tahu sama Sasa semuanya?" tanya Mbak Berta sembari tersenyum dengan Nirmala.

" Oh sudah Mbak,maaf Mbak, beri saya waktu untuk membenahi meja saya."

" Baiklah, kalau begitu biar saya bantu."

" Oh nggak usah Mbak, barangnya tidak terlalu banyak." ucapnya kemudian dia pun membenahi mejanya dan memasukkannya ke sebuah tempat yang memang khusus untuk tempat barang-barangnya.

" Nirmala, walaupun kamu ada di lantai tiga, kalau makan siang barengan ya." ucap Sasa dianggukan oleh Nirmala, kemudian Nirmala meninggalkan ruangannya yang lama dan mengikuti langkah Mbak Berta, menuju ke arah lantai tiga, Mereka berdua memasuki lift yang membawa mereka ke arah ruangan Nirmala yang baru, di dalam lift mereka berdua berbicara.

Mbak Berta pun menjelaskan semua pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Nirmala karena lantai dua dan lantai tiga berbeda tentang cara kerjanya, walaupun sama-sama dibidang penterjemahan.

" Nirmala, mungkin pekerjaan kamu di lantai tiga akan lebih banyak dari pekerjaan kamu di lantai dua, semoga saja kamu bisa bekerja sama dengan rekan-rekanmu yang baru." ucap Mbak Berta menjelaskan pada Nirmala, Nirmala menganggukkan kepalanya.

Saat mereka keluar dari lift dia berpapasan dengan Fahmi, Nirmala menganggukkan kepalanya dan Fahmi pun tersenyum dengan Nirmala.

" Selamat bergabung di lantai tiga ya Nirmala." ucap Fahmi.

Nirmala pun menganggukkan kepalanya.

" Semoga kamu betah." ucapnya.

Kemudian Fahmi meninggalkan mereka berdua, Nirmala tersenyum dan lagi-lagi menganggukkan kepalanya, dia pun kemudian mengikuti langkah Mbak Berta menuju ke arah ruangannya yang baru.

Sesampainya di depan ruangan tersebut, Mbak Berta mengetuk pintu ruangan itu, mereka yang ada di dalam pun menoleh ke arah pintu tersebut.

" Neni, Mira, Baim, ini Nirmala, semoga kalian bisa bekerja sama dengan baik, jangan kecewakan Pak Bos, kerjalah dengan teliti." ucapnya dianggukan Mereka semua.

Nirmala memasuki ruangannya dia tersenyum,pada ketiga teman barunya.

" Oh, ini ya yang namanya Nirmala itu, awalnya jadi karyawan tidak tetap, eh malah jadi karyawan yang tetap, padahalkan dia cuma lulusan sekolah menengah atas kok bisa ya naik ke lantai tiga ini." ucap ketus Mira dianggukkan Neni.

" Udah jangan bicara seperti itu Nirmala kan baru di sini di ruangan ini jadi kita sama-sama memberikan pelajaran pada dia kalau seandainya dia tidak mengerti dan tidak paham dengan kinerja di ruangan ini janganlah kalian menghujat dia." ucap Baim tersenyum pada Nirmala.

Nirmala menganggukkan kepalanya ada sedikit ketakutan saat Mira berbicara seperti itu karena dia takut kalau seandainya membuat kesalahan akan menjadi Boomerang bagi dirinya Dia hanya bisa menghela nafasnya dengan berat seiring dengan dirinya duduk di kursi barunya tersebut.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2024-04-07

0

Lala Kusumah

Lala Kusumah

selamat ya Nirmala jd karyawan tetap.... semangaaaattttt....

2023-01-13

1

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

eeehhh kamu Mira dan Neni jangan menghujat orang dulu Belem tentu orang yg lulusan sarjanah itu pinter dan blm tentu orang yg lulusan SMA itu tidak pinter ,liat aja nanti gmn kinerja nya Nirmala

2023-01-12

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!