BAB 16

Rendra kemudian melangkah meninggalkan ruangannya dia malangkah menuju ke arah lobby dan memasuki mobilnya yang memang sudah disiapkan oleh security yang selalu memperhatikan pulang perginya sang Bos, dia melajukan kuda besinya menuju ke arah rumah sakit, beberapa saat dia melajukan mobilnya itu dia sampai di rumah sakit dan memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang sudah disediakan, kemudian dia pun membuka pintu mobilnya dan ingin turun dari mobilnya namun kemudian diurungkannya kembali karena dia sadar pakaian yang telah dipakainya itu, dia tidak ingin Nirmala melihatnya dengan pakaian seperti yang sekarang menempel di badannya, dia sudah menyiapkan pakaiannya di dalam mobilnya, karena kaca mobilnya tidak terlihat dari luar, kalau di dalam mobil itu ada orang dan memudahkan dia untuk berganti pakaian dengan pakaian seperti laki-laki yang apa adanya dan tidak memiliki harta yang berlimpah dia menengok kiri dan kanan agar dia tidak terlihat oleh siapapun saat turun dari mobil, dia pun kemudian keluar dari mobil itu dan melangkah memasuki kotidor Rumah Sakit menuju ke arah ruangan Tara, saat dia melewati ruangan Alya pintu ruangan itu terbuka, Nirmala keluar dari ruangan itu kebetulan dia ingin menuju ke arah kantin rumah sakit.

Nirmala tersenyum Begitu juga dengan Rendra tersenyum pada Nirmala.

" Mas Reas? baru kelihatan dari mana?" tanya Nirmala.

" Baru habis kerja, tadi ada tetangga minta bantuin untuk memperbaiki atap rumahnya, jadi anak saya, saya tinggal sama keluarga saya."

" Tapi pekerjaannya udah selesai."

" Sudah selesai, tapi ngomong-ngomong kamu mau ke mana.?"

" Saya mau ke kantin mau beli makanan, karena tadi belum sempat sarapan."

" Ya udah kalau kayak gitu Saya juga mau ke kantin kita bisa barengan kan."

Nirmala mengangguk dia berdua pun kemudian beriringan melangkah menuju ke arah kantin, Nirmala merasa bahagia berdekatan dengan laki-laki yang bernama Reas yang tidak tahunya adalah Bosnya sendiri itu, Nirmala tersenyum bahagia Begitu juga dengan Rendra walaupun dia tidak mengakui kalau sebenarnya dia adalah pemilik perusahaan di mana tempat Nirmala bekerja, tapi dia menikmati dengan penyamaran yang dia lakukan saat ini, dia ingin Nirmala mengenalnya apa adanya, tidak dengan kemewahan dan kemegahan yang dia dapatkan selama ini.

Sesampainya di kantin, Nirmala pun memesan makanan apa adanya, Rendra kemudian bertanya padanya.

" Kenapa kamu tidak memesan lauk yang sedikit enak ya misalkan seperti daging, ikan, atau yang lainnya."

Nirmala tersenyum.

" Ini adalah kebiasaan kami makan setiap hari, tempe tahu ataupun ikan goreng ikan apa saja."

" Mbak tolong dagingnya sendiri ya sama sambal goreng hatinya." ucap Rendra pada pemilik kantin.

Pemilik kantin itu menganggukkan kepalanya dan membungkuskan pesanan yang dipesan oleh Rendra.

Setelah selesai dibungkus pemilik kantin itu memberikannya pada Rendra, Rendra kemudian memberikan kembali pada Nirmala, Nirmala terkejut dengan pemberian Rendra, dia pun kemudian menolaknya.

" Nggak usah Mas, ini untuk Mas aja, kan dari pagi tadi Mas bilangnya belum makan, Mas makan aja Atau kita barengan makannya."

" Nggak Nirmala, ini untukmu, biar kamu tambah gizinya, kamu ambillah." ucap Rendra sembari meraih tangan Nirmala dan memberikan bungkusan lauk yang sudah dipesannya dari kantin tersebut.

" Ambillah Nirmala, ini untukmu, kamu berhak mendapatkannya."

" Berhak mendapatkannya? maksudnya? saya jadi tidak mengerti Mas."

" Oh maksud saya kamu berhak mendapatkan lauk ini sebagai tanda kalau saya mentraktir kamu, karena tetangga saya tadi memberikan upah lebih dari biasanya dan apa salahnya Saya mau berbagi denganmu dengan memberikan lauk untukmu." ucap Rendra tersenyum.

Nirmala pun memegang bungkusan lauk yang sudah diberikan Rendra padanya itu, dia pun tersenyum pada Rendra.

" Baiklah Mas, terima kasih banyak ya Mas." ucapnya.

Kemudian ponselnya berbunyi sebuah notif masuk, dia pun mengambil ponselnya dan melihat pemberitahuan apa yang didapatnya.

Dia terkejut ternyata dia mendapatkan notif transparan dengan jumlah nominal yang banyak, Dia kemudian menatap kearah Rendra, Rendra pura-pura tidak tahu kalau haknya Nirmala sudah diberikan oleh pihak kantor dengan nominal yang banyak serta uang yang memang harus diberikan pada dirinya sebagai tanda terima kasih dari bosnya tersebut, karena sudah mendonorkan darahnya untuk sang anak pak Bosnya itu.

" Ada apa Nirmala, Kenapa kamu terkejut seperti itu? memang kamu menerima chat pribadi dari siapa? Maaf kalau saya bertanya seperti ini padamu."

" Ini bukan chat pribadi, tapi pemberitahuan sebuah transferan tapi saya tidak tahu dari siapa." ucapnya kembali menatap ke layar ponselnya.

" Apakah ini transferan nyasar ya?" sebelum Nirmala berpikir jernih ponselnya kembali berbunyi tapi bukan sebuah notif yang masuk ke dalam ponselnya melainkan seseorang memanggilnya, siapa lagi kalau bukan Fahmi karena sempat Fahmi memberikan nomor pribadinya pada Nirmala dan disimpan oleh Nirmala di dalam ponselnya tersebut.

" Selamat siang Pak Fahmi."

" Siang Mbak Nirmala."

" Ada apa ya Bapak menghubungi saya?"

" Apakah kamu sudah menerima pemberitahuan transparan di ponselmu?"

" Oh jadi bapak yang transfer sejumlah uang itu."

" Iya mbak Nirmala, pertama-tama kami memohon maaf pada Mbak Nirmala, karena transferan bonus yang seharusnya Mbak Nirmala terima beberapa bulan ke belakang, menjadi karyawan di kantor Satya group, maafkan atas keterlambatan kami dan jumlah transferan yang kedua itu adalah tanda terima kasih dari Pak Bos pimpinan kita atas kebaikan Mbak Nirmala yang sudah mendonorkan sebagian darahnya untuk anak pak bos."

" Bonus? bonus apa ya Pak? kalau masalah mendonorkan darah itu saya tidak mempermasalahkannya, karena saya ikhlas bukan karena uang ini sangat berlebihan bagi saya."

" Tidak Mbak Nirmala, Karena itu adalah hak Mbak, selama bekerja di kantor ini dan memang sudah peraturannya bonus selalu ada di akhir bulan, tapi karena keterlambatan dari pihak kantor meminta maaf pada Mbak, kalau pemberian Bos itu Mbak tidak boleh untuk menolaknya, kalau seandainya Mbak menolaknya Bos Pasti akan marah." ucapnya.

" Tapi Pak Fahmi, kalau masalah bonus, baiklah saya akan menerimanya, Tapi kalau masalah pemberian ini kesannya seakan-akan saya menjual darah saya sendiri untuk orang yang memang membutuhkan."

" Jangan berpikiran seperti itu Mbak Nirmala, karena itu memang sudah keputusan dari Bos, baiklah Mbak Nirmala hanya itu yang bisa saya sampaikan." ucap Fahmi sembari memutus sambungan bicaranya dan Nirmala hanya menghela nafasnya dengan panjang.

" Memangnya ada apa Nirmala, Kenapa kamu merasa bingung seperti itu."

" Di tempat saya bekerja saya mendapatkan Bonus yang lumayan banyak dan yang saya tidak mengerti kenapa Pak Bos saya itu memberikan sejumlah uang pada saya dengan alasan kalau itu adalah rasa terima kasihnya pada saya karena sudah mendonorkan darah saya pada anaknya."

" Ya udah itu adalah rezeki kamu lebih baik kamu terima aja dan syukuri karena masih ada orang yang baik yang peduli denganmu." ucap Rendra sembari tersenyum Nirmala hanya menganggukkan kepalanya, walaupun di dalam pikirannya berkecamuk seakan-akan Dia baru saja menjual darahnya untuk anak yang memang membutuhkan, tapi dia ingin menolak namun dia tidak kuasa untuk melawan perintah Bosnya agar menerima pemberian dari sang Bos yang belum pernah dilihatnya sama sekali, mereka berdua pun berjalan menuju ke arah ruangan Alya dan Tara.

Rendra mengukir senyuman di wajahnya tanpa sepengetahuan Nirmala.

Terpopuler

Comments

Reza Indra

Reza Indra

TerharuUu... niat baik pasti akn berbalas sg kebaikan...👍🏻👍🏻👍🏻🧡🧡❤🧡🧡😘😘😘

2023-01-29

2

Lala Kusumah

Lala Kusumah

Alhamdulillah... rezeki dari Allah untuk Nirmala n Alya....

2023-01-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!