Selesai Rendra berbicara dengan sekretarisnya yang bernama Jenny, Rendra meletakkan ponselnya di meja kecil yang ada di samping tempat tidur rawat Tara, dia menghela nafasnya dengan pelan dan melepaskannya dengan berat, seberat tatapan matanya menatap ke arah sang keponakan yang masih tertidur.
Lalu dia mengusap wajahnya dengan pelan, Rendra menyadarkan tubuhnya di sandaran kursi dan menatap langit-langit ruang rawat inap Tara, Dia teringat akan kata-kata Nirmala kalau Nirmala hanya mendapatkan gaji yang tidak seberapa.
" Ini tidak bisa dibiarkan, Kenapa bisa di kantorku sendiri aku tidak mengetahui tentang pemberian gaji untuk karyawan tidak tetap sangat sedikit? padahal mereka bekerja dengan penuh perjuangan dan mereka juga bekerja itu mengharapkan gaji yang memadai, padahal setiap bulan aku mengetahui gaji mereka, laporan mereka selalu aku tanda tangani dan aku selalu melihatnya, tapi kenapa aku bisa kecolongan seperti ini? ini tidak bisa dibiarkan, aku harus usut dengan tuntas semuanya ini, aku tidak ingin di kantorku karyawanku tertekan dengan gaji yang tidak seberapa, tapi pekerjaan sangat banyak dan harus dituntut segera selesai, Apakah di balik laporan itu ada rahasianya?" ucapnya sembari menangkupkan kedua tangannya dan menutup sebagian wajahnya, saat dia menahan amarahnya untuk segera tahu tentang siapa yang ada di balik ini semua, Dia pun kemudian dikejutkan dengan suara Tara memanggilnya.
" Om Rendra." ucap Tara perlahan-lahan membuka matanya, ia pun kemudian menatap ke arah Rendra yang terlihat berjalan ke arahnya itu.
" Ya sayang, akhirnya kamu bangun juga, gimana Nak, sekarang apa yang kamu rasakan?"
" Rasa sakit Om." ucapnya sembari di sudut matanya mengeluarkan air mata, Rendra merasa kasihan dengan keponakannya itu, di usianya yang masih kecil dia sudah merasakan betapa sakitnya seluruh badannya karena terjadi kecelakaan itu.
Rendra pun kemudian mengusap air mata keponakan tersayangnya itu sembari berkata menguatkannya
" Tara sayang, Tara anak kuat, Tara anak hebat, Tara pasti cepat sembuh percaya dengan Om, karena keponakan Om ini sangat kuat sekali, tapi saat ini kalau Tara ingin menangis, menangislah, keluarkan semua rasa sakit yang sekarang dirasakan Tara itu, semoga dengan cara menangis Tara akan merasa lega dan rasa sakitnya berkurang." ucapnya sembari mengusap kepala sang keponakan.
" Tara nggak nangis kok Om, Tara memang merasa sakit, tapi Tara sudah besar jadi Tara tidak boleh menangis, benarkan Om." ucapnya tersenyum.
Rendra menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, Rendra merasa pilu mendengar ucapan sang keponakan yang terasa mengiris hatinya itu, seumur bocah kecil ini mampu bersikap ingin dewasa.
" Om Rendra bisa tidak Tara minta tolong sama Om Rendra."
" Iya sayang, Tara mau minta tolong apa, pasti Om bantu bilang aja." ucap Rendra sembari duduk di bibir ranjangnya, sambil menatap ke arah sang keponakan, Rendra memang mengajak Tara terus berbicara, karena itu adalah saran dari dokter kalau seandainya Tara sudah bangun dari tidurnya, karena pasca diberi obat bius untuk penanganan saat pertama dia mengalami kecelakaan itu, dan ada beberapa luka yang harus mendapatkan beberapa jahitan, agar dia melupakan sedikit rasa sakitnya tersebut, karena bagi seorang anak rasa sakit yang dirasakan di badannya akan terasa kalau dia hanya berdiam diri saja, tapi kalau kita mengajaknya bicara rasa sakit itu sedikit berkurang.
" Besok Tara tidak bisa sekolahkan?"
" Ya Nak, memang kamu tidak boleh sekolah sebelum kamu benar-benar sembuh."
" Bisa tidak Om Rendra mengajak Alya ke sini setelah pulang sekolah?" pintanya.
" Alya? siapa dia?" ucapnya menatap wajah sang keponakan.
" Alya teman Tara di sekolah Om, dia baik banget kok Om, dia juga sangat mandiri,Tara suka berteman dengannya."
" Dia satu kelas dengan kamu?" tanya Rendra sembari tersenyum, Tara menganggukkan kepalanya.
" Kalau Om ajak Alya ke rumah sakit ini untuk nemenin Tara, terus nanti orang tuanya nyariin gimana? kalau orang tuanya bingung nyariin Alya terus melaporkan ke polisi, nanti Om yang ditangkap polisi, bagaimana dong?bisa kacau kan... hehehe." ucapnya
" Hehehe ..Ya enggaklah Om, Om Rendra kan bisa izin sama tantenya Alya."
" Memang Alya tidak tinggal sama orang tuanya?" tanya Rendra sembari menatap ke arah Tara.
Tara menggelengkan kepalanya membuat Rendra merasa heran dengan jawaban sang keponakan ini.
" Terus Alya tinggal sama siapa, kalau tidak tinggal sama orang tuanya."
" Alya tinggal sama tantenya sama seperti Tara tinggal sama Om, karena orang tuanya Alya sudah meninggal dunia sudah lama sekali kata Alya kemarin bilang dengan Tara."
Rendra pun menganggukkan kepalanya sembari berpikir seakan-akan dia merasa nama Alya itu pernah dia dengar.
" Alya...." gumamnya, Rendra terdiam sejenak sedangkan Tara menatap Rendra merasa heran karena Omnya itu tidak berbicara lagi dengannya, tapi melainkan hanya terdiam.
" Om Rendra!" panggil Tara.
Rendra terkejut, kemudian dia pun tersenyum.
" Baiklah, Om akan menemui Alya nantinya dan membawa Alya ke sini untuk menemanimu, tapi dengan catatan Alya harus izin dulu sama tantenya, kalau tantenya memberi izin baru Alya bisa Om ajak menemui kamu di rumah sakit ini, tapi kalau tantenya tidak mengizinkan Om tidak bisa memaksa Alya kesini, Tara paham kan?apa yang Om katakan?"
Tara hanya menganggukkan kepalanya.
" Nah sekarang Tara istirahat dulu ya, Om mau menghubungi tante Heliana untuk mencari tahu, Aliya itu siapa nama lengkapnya." ucap Rendra.
Tara menganggukkan kepalanya dan Rendra pun hanya tersenyum sembari mengusap kepala keponakannya tersebut, lalu dia mengambil ponsel yang ada di atas meja tidak jauh dari dia duduk, beberapa saat kemudian dia menghubungi Heliana orang kepercayaannya yang dipercayakannya untuk mengelola sekolah taman kanak-kanak yang sudah dibangun olehnya itu.
Kemudian panggilan yang dilakukan oleh Rendra pun tersambung
" Ya Pak Rendra Ada yang bisa saya bantu?"
" Kamu sekarang ada di mana?"
" Saya masih di sekolah bersama rekan guru yang lain."
" Hah? masih disekolah?ada apa, inikan sudah sore?"
" Karena ada yang lagi kami kerjakan pak."
" Oh gitu,nah kebetulan sekali saya menghubungi kamu, tolong kamu carikan data murid yang satu kelas sama tara atas nama Alya."
" Siap Pak Rendra, Saya akan mencarikan data yang Bapak inginkan."
" Tolong kirim segera ya kalau sudah ditemukan."
" Iya Pak." ucapnya sembari memutus sambungan bicara mereka berdua, kemudian Rendra meletakkan kembali ponselnya ke tempatnya semula, dia tersenyum dengan Tara Begitu juga dengan Tara yang tersenyum dengan Rendra yang terlihat senang.
Mereka berdua pun kemudian saling berbicara kembali karena Tara tidak mau istirahat seperti yang diperintahkan oleh Rendra, dia lebih memilih bercerita dengan Omnya itu, kadang mereka berdua tertawa sekilas Tara melupakan rasa sakit yang ada di badannya itu sesaat.
Di kantor Satya Group, Fahmi yang ditugaskan untuk memberi keterangan pada bagian penterjemah, kalau Nirmala tidak bisa masuk beberapa hari ke depan, Tapi sebelumnya dia memasuki ruangan bagian keuangan.
Mereka yang ada di dalam terkejut melihat Fahmi sudah berdiri di depan pintu, karena Fahmi sangat jarang mengunjungi ruangan itu, Fahmi memang bekerja di Satya group tapi dia selalu bertemu dengan kepala bagiannya saja, terkecuali ada kunjungan mendadak dari Rendra sang Bos.
Mereka yang ada di ruangan itu pun saling pandang, salah satu dari mereka pun kemudian mendekati Fahmi.
" Maaf Pak Fahmi,ada yang bisa saya bantu? sehingga bapak menemui kami? biasanya Bapak selalu menelpon terlebih dahulu kalau ada perlu dengan kami." ucap salah satu karyawan yang ada di dalam ruangan tersebut, Fahmi pun tersenyum sembari menepuk pundak karyawan itu dengan pelan.
" Saya ke sini hanya ingin bertemu dengan kepala bagian ruangan ini, Apakah kepala bagiannya ada?" tanya Fahmi pada mereka, mereka yang ada di dalam pun Saling pandang membuat Fahmi merasa curiga.
" Sebenarnya di dalam ruangan ini ada apa sih? Apakah semua menyalahgunakan kepercayaan Pak Rendra, sehingga membuat Mereka terlihat gugup dan juga terlihat takut dengan kedatanganku?" gumamnya dalam batinnya sembari memperhatikan mereka yang berada di dalam tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Wirda Lubis
lanjut.
2024-04-07
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
ayo Fahmi dan Rendra usut semua kecurangan yg ada di kantor Rendra
2023-01-03
1
Lala Kusumah
lanjuuuuuuutt....
2023-01-03
0