BAB 17

Dua hari Alya dirawat Akhirnya bisa diperbolehkan untuk pulang kerumah, saat Nirmala keluar dari ruangan Alya, dia melirik ke arah ruangan Tara yang tertutup rapat, Dia tidak ingin membuka ruangan tersebut karena dia tidak ingin mengganggu Rendra yang sedang terdengar berbicara dengan seseorang, Nirmala hanya menghela nafasnya dengan pelan dan kemudian menggandeng tangan Alya meninggalkan ruangan rawat tersebut untuk pulang kembali ke rumahnya, Alya sudah dinyatakan sembuh oleh dokter, Nirmala terlihat menghentikan sebuah taksi yang kebetulan lewat di depan rumah sakit tersebut, mereka berdua pun langsung memasuki taksi itu dan meninggalkan rumah sakit,

Di dalam saksi dia terdiam, dia hanya menatap kearah rumah sakit tersebut, seiring mobil taksi yang ia tumpangi berlalu menjauh dari rumah sakit itu.

" Aku tidak akan bisa lagi bertemu dengan Mas Reas, bahkan untuk menatapnya pun tidak akan pernah lagi karena aku tidak tahu di mana rumahnya dan aku juga baru kenal cuma di rumah sakit ini aja, Aku lupa meminta nomor ponselnya, sejujurnya aku merasa tenang berdampingan dengannya, aku juga tidak tahu kenapa aku bisa seperti ini." ucapnya dalam batinnya.

Kemudian dia pun dikejutkan dengan suara Alya yang menepuk tangannya.

" Tante Mala, kenapa Tante melamun? apa yang tante pikirkan?"

" Tante, tidak ada yang dipikirkan, cuma Tante merasa senang kalau Alya sudah sembuh, tapi dengar ya apa kata dokter tadi, Alya tidak boleh makan daging ayam lagi ya, kalau Alya masih memakannya, nanti bisa sakit lagi, kalau sakit Alya nggak bisa bertemu dengan teman-teman Alya di sekolah."

" Iya Tante, Alya akan mengingat pesan Tante, besok Alya bisa sekolah dong?"

" Besok kan hari hari libur, Alya tidak sekolah."

" Oh, iya ya, Alya lupa."

" Alya bisa istirahat di rumah, Tante juga nggak kerja kan?"

" Iya sayang, Tanye nggak kerja." ucapnya sembari memeluk Alya, mobil terus melaju menuju ke arah alamat rumah Nirmala, selang beberapa menit mereka sudah sampai di depan rumah kontrakan Nirmala, setelah Nirmala membayar ongkos taksi yang mereka gunakan itu, Tante dan keponakan itu pun turun dari taksi tersebut, Mereka kemudian melangkah menuju ke arah rumah kontrakannya yang sudah beberapa hari mereka tinggalkan.

Saat Nirmala membuka pintu rumah tersebut, dia mendengar suara seseorang, siapa lagi kalau bukan Sasa sang sahabat, Sasa kemudian turun dari motornya dia melangkah mendekati Nirmala.

" Nirmala..!"  panggilnya, Nirmala dan Alya menoleh ke arah Sasa, mereka berdua tersenyum, kemudian Nirmala melanjutkan membuka pintu rumahnya dan menyuruh Alya untuk masuk ke dalam rumah terlebih dahulu dan istirahat di dalam kamarnya.

" Kenapa kamu pulang nggak bilang sama aku? Aku kan bisa menjemput kalian berdua walaupun kita memakai motor, jadi uangmu  kan bisa disimpan tidak membayar taksi."

Nirmala tersenyum...

" Tidak apa-apa, aku malah ingin kasih tahu sesuatu denganmu."

" Soal apa?"

" Kita bicara di dalam aja ya." ucap Nirmala sembari mengajak Sasa masuk kedalam.

Sasa menganggukkan kepalanya, kemudian mereka duduk di lantai rumah kontrakan Nirmala.

" Ada apa, yang ingin kamu bicarakan denganku?"

Nirmala menghela nafasnya dengan pelan.

" Aku bisa minta nomor rekeningmu?"

" Untuk apa?" ucap Sasa sembari mengambil ponselnya dan memberikan nomer rekening pribadinya pada Nirmala,dan Nirmala kemudian mentransfer ke rekening pribadinya Sasa sejumlah uang untuk Sasa.

Sasa terkejut ada notif yang jumlahnya lumayan besar dibandingkan dengan gajinya, karena mereka adalah karyawan tidak tetap.

" Kenapa kamu mentransfer uang sebanyak ini?"

" Aku kemarin dapat bonus, aku juga tidak tahu bonus apa, karena aku tidak pernah diberitahu oleh kepala bagian kalau aku dapat Bonus."

" Iya Nir, kalau karyawan di kantor Satya Group itu kalau sesuai dengan kriteria pekerjaan akan mendapatkan bonus tambahan luar dari gajih kita."

" Kamu kata siapa?"

" Kata pak Fahmi kemaren."

" Pantesan,Aku dihubungi pak Fahmi kalau aku mendapatkan bonus, aku cuma sering menandatangani soal gaji aja dan sebagian ada dikasih sama pak Fahmi untukku, katanya tanda terimakasih Bos padaku, karena aku sudah membantu anak dari Bos, karena bantuan aku untuk anaknya." Kemudian Nirmala menceritakan semuanya pada Sasa, Sasa mendengarkan cerita Nirmala sampai Akhir.

" Nirmala, itu adalah rezeki kamu, kamu harus mensyukuri apa yang telah kamu dapatkan akhir-akhir ini, coba kamu pikir kamu dapat bonus dari rumah sakit, terus dibebaskan pembiayaan Alya, terus dapat bonus lagi dari kantor dan dapat tanda terimakasih dari pak Bos, itu adalah rezeki kamu, rezeki selama ini kamu merawat Alya anak yatim piatu keponakan kamu, tapi kamu salah untuk memberikannya padaku, lebih baik aku kirimkan kembali ke rekening pribadimu." ucap Sasa.

" Nggak usah-nggak usah, itu untuk kamu, aku berbagi rezeki juga padamu, karena kita sama-sama satu ruangan dalam bekerja, kamu baik banget padaku, kamu mengasih tahu semua yang tidak aku tahu di kantor itu, saat aku pertama kali masuk bekerja di kantor Satya Group, kita sama-sama bekerja kamu juga mau jadi temanku selama ini, Jadi Aku tidak salah memilih kamu sebagai sahabatku." ucapnya.

Nirmala tersenyum dan langsung memeluk Sasa, Sasa pun merasa bahagia mendapatkan sahabat seperti Nirmala, walaupun keadaan dia susah Dia selalu membantu teman-temannya di kantor kalau mereka tidak mengerti dalam pekerjaan sabagai penterjemah.

" Terimakasih ya Mala..."

" Sama-sama..."

" Oh ya, gantian aku ingin menceritakan masalah di kantor."

" Emang ada masalah apa di kantor?"

Sasa menceritakan semuanya dari awal sampai akhir, tentang pemecatan beberapa orang kepala bagian termasuk kepala bagian penterjemahan, Nirmala terkejut dia membelalakkan matanya sembari menatap kearah Sasa.

" Udah! nggak usah kaget seperti itu, itu memang bagus bagi dia, karena kamu tahu selama ini, yang aku dengar dari masalah pemecatan mereka, karena pemotongan gaji bagi karyawan yang tidak tetap seperti kita."

" Apa? Jadi selama ini gaji kita dipotong oleh mereka?"

Sasa menganggukkan kepalanya, Nirmala memghela nafasnya dengan pelan, Dia kemudian menyandarkan tubuhnya di dinding rumah kontrakannya itu.

" Sasa..."

" Ada apa?"

" Ada yang ingin aku ceritakan denganmu, lebih penting dari pemecatan kepala bagian itu."

" Cerita soal apa?"

" Di rumah sakit selama aku menjaga Alya, aku bertemu dengan seseorang, orangnya sederhana, pekerja keras, bekerja apa aja dia mau, asalkan itu di jalan yang benar, tapi aku tidak bisa bertemu lagi dengannya."

" Memangnya kenapa?"

" Saat Alya diperbolehkan untuk pulang, aku ingin berpamitan dengannya, tapi dia terlihat ada tamu di dalam ruangan di mana anaknya dirawat."

" Anaknya? maksud kamu dia sudah berkeluarga?"

" Iya..."

" Kok kamu suka dengan orang yang sudah punya istri sih Nir? jangan merusak rumah tangga orang sayang...." ucap Sasa seraya menatap kearah Nirmala.

" Dengar dulu...Dia memang sudah bekeluarga, tapi udah berpisah."

" Oh duda beranak satu?"

Nirmala menganggukkan kepalanya.

" Saat itu aku tidak sempat berpamitan dengannya,sampai nomor ponselnya pun tidak aku pinta."

" Memang kenapa dengan dia? ganteng?"

" Kalau dibilang ganteng sih iya, cuman penampilannya sederhana, aku suka laki-laki yang bekerja keras dan sangat sederhana seperti itu."

" Kamu menyukainya?"

Nirmala menghela nafasnya dengan berat.

" Kalau dikatakan suka aku memang suka dan aku merasa nyaman berada didekatnya, beberapa hari ini, Tapi aku tidak tahu apakah dia menyukai aku atau tidak, disaat hatiku kacau sedih tapi kalau sudah melihatnya, berbicara dengannya, kesedihan dan kekacauan yang ada di dalam hati itu hilang seketika, Tapi sayangnya aku tidak akan pernah bisa bertemu dengan dia lagi, karena aku tidak tahu di mana dia tinggal, mungkin kami akan hilang komunikasi selamanya." ucap Nirmala terlihat sedih dalam nada bicaranya, Sasa merasa kasihan dengan sahabatnya itu, dia menatap Nirmala dengan lekat.

" Kamu harus yakin, suatu saat kamu pasti akan bertemu dengannya, kalau memang dia menyukai kamu, dia pasti akan mencari kamu, kalau yang di atas sudah menakdirkan kamu untuk bersama dengannya, Pasti kalian akan bertemu, kembali yakin deh, ya udah jangan sedih, lebih baik kita masak aja, agar kamu bisa melupakan kesedihan kamu hari ini, dan kamu berdoa saja siapa tahu nanti kamu bisa bertemu lagi dengannya." ucap Sasa sembari meraih tangan Nirmala dan mengajaknya untuk pergi ke dapur membuat masakan spesial untuk mereka bertiga.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

sabar Nirmala pasti ketemu lagi

2024-04-07

0

Niahope

Niahope

cie Mala hehe

2023-03-02

1

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

tenang Nirmala nanti juga pasti akan sering ketemu di kantor 🤭

2023-01-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!