BAB 06

" Ya Fahmi, apakah sudah kamu dapatkan?"

" Sudah pak..."

" Sekarang kamu bawa kerumah sakit Harapan Sembuh."

" Hah? Rumah sakit?"

" Iya, karena Aku sekarang ada dirumah sakit."

" Kenapa bapak bisa berada dirumah sakit?"

" Tara mengalami kecelakaan."

" Tara kecelakaan Pak?"

" Iya, cepatlah kamu bawa kesini, diruangan Vip Cahaya."

" Baiklah pak.." ucap Fahmi sembari melangkah menuju kearah ruangannya untuk mengambil kunci kontak mobilnya dan berlalu dari kantornya menuju ke Rumah Sakit Harapan Sembuh yang sudah diberitahu Bosnya itu.

" Tara yang kecelakaan, kenapa pak Bos mencari data Nirmala? apa ada hubungannya ya dengan Nirmala? Ach! jadi bingung aku." ucapnya sembari melanjukan kuda besinya itu menuju arah yang dituju.

Beberapa saat kemudian mobil Fahmi memasuki Area parkir Rumah Sakit Harapan Sembuh, diapun memarkirkan mobilnya itu dan segera turun dari mobilnya melangkah menuju kearah ruangan dimana Tara dirawat, dia menyusuri koridor rumah sakit itu menuju kearah ruang Vip Cahaya, dengan perlahan dia membuka pintu ruangan tersebut dan terlihatlah wajah sang Bos yang sedang duduk dikursi samping tempat tidur Tara.

Fahmi mendekati pak Bosnya itu.

" Ini pak, data diri atas nama Nirmala yang bapak cari." ucapnya sembari memberikan berkas milik Nirmala dan Rendra pun langsung mengambilnya dari tangan Fahmi, kemudian Fahmi mengambil kursi yang berada tidak jauh dari dia berdiri dan duduk didekat pak Bosnya itu yang sedang membaca data diri Nirmala.

" Disini dia berstatus belum berkeluarga, tapi kata dokter Anak tadi Anaknya sedang sakit?" ucapnya berbicara sendiri.

" Ada apa Bos, apa yang Bos cari didalam data itu?"

" Nirmala Namari ini tertulis didatanya tidak berkeluarga, tapi dia berada dirumah sakit ini karena anaknya sakit, apakah dia memalsukan identitasnya? hanya ingin masuk bekerja?" ucap Rendra sembari menatap kearah Fahmi.

" Mungkin saja dia memang memiliki seorang Anak, bisa jadi itu anak Asuhnya atau keponakannya, kita tidak tahu kalau kita tidak bertanya langsung dengannya pak."

" Benar juga apa kata kamu Fahmi, cerdas juga otak kamu." ucap Rendra sembari tersenyum.

" Tapi apa hubungannya sih pak dengan Nirmala ini?"

Renda menarik nafasnya pelan dan membenarkan posisi duduknya.

" Dia itu sudah menyelamatkan nyawa Tara, dengan mendonorkan darahnya pada Tara, jika saat itu belum ada pendonor yang tercepat mungkin Tara tidak selamat, Tuhan menolong Tara melalui Nirmala." Terangnya sembari menatap sang keponakan yang masih tertidur itu.

" Bagaimana kalau saya yang menemui Nirmala, dan saya yang akan katakan padanya kalau Bapak adalah Bosnya, yang sudah ditolong olehnya itu adalah keponakan Bos."

" Iya, Bisa kamu temui dia dan katakan padanya kalau dia bisa libur beberapa hari, dengan catatan gajih dia tetap jalan tidak pemotongan sedikit pun." ucap Rendra.

" Baik pak.."

" Aku mau tanya juga kenapa ada pemotongan segala dikantor Ku.?"

" Maaf pak saya juga tidak tahu pak, nanti akan saya selidiki."

" Lebih cepat lebih baik kalau segera diselidiki, karena aku tidak pernah menyuruh ataupun menerapkan gajih karyawan tidak tetap untuk dipotong bila tidak hadir"

" Siap pak!" ucap Fahmi.

" Dia ada disebelah ruangan Tara ini, dan bilang pada bagian keuangan, untuk tidak memotong sepeser rupiahpun gajih Nirmala, kalau sampai ada yang memotongnya juga dia akan aku pecat!"

" Siap pak!" ucap Fahmi sembari berpamitan pada Bosnya itu dan melangkah menuju keruangan Nirmala dimana sang Anak dirawat.

Setelah kepergian Fahmi, Rendra terdiam, dan dia masih memikirkan status dari Nirmala yang tertulis belum berkeluarga tapi kenyataannya dia mempunyai Anak, Rendra menatap id Card yang ada ditangannya itu, dan menatap fhoto yang ada terpampang di id Cardnya itu.

" Nirmala Namari...bagus dan cantik Namanya sesuai dengan orangnya." ucapnya sembari tetap menatap id card tersebut.

Sedangkan diruangan Nirmala dimana Alya dirawat, Nirmala terkejut karena dia kedatangan tamu yang sebenarnya dia tidak mengenalinya, dia memang bekerja dikantor yang sama dengan Fahmi tapi dia tidak terlalu mengenal orang-orang yang lebih tinggi jabatannya darinya, karena dia hanya sebatas karyawan yang tidak tetap dikantor tersebut, ditambah lagi dia hanya menggunakan ijasah sekolah menengah atas saat melamar kerja, dia kuliah sambil bekerja, tapi karena keadaanlah dia memilih berhenti kuliah dan menggeluti pekerjaannya sekarang ini dibidang penterjemahan, dia diterima dikantar Setya group karena kepintarannya dalam menguasai bahasa asing. Nirmala memang dikenal disekolahnya pintar berbahasa Asing dengan fasih, itulah yang membawa dirinya sampai bisa diterima dengan mulus dikantor Rendra, walaupun hanya sebagai karyawan tidak tetap.

" Mbak Nirmala?" ucap Fahmi dan dianggukkan Nirmala.

" Iya pak, saya Nirmala, dengan bapak siapa ya?"

" Saya Fahmi, Asisten Bos dikantor tempat kamu bekerja."

" Pak Fahmi, maaf pak saya tidak mengenali bapak, tapi maaf pak, tahu darimana ya kalau saya ada dirumah sakit ini?"

Fahmi tersenyum.

" Mbak Nirmala, sebelumnya kami selaku perwakilan dari kantor Satya Group mengucapkan banyak terimakasih karena bantuan Mbak Nirmala sudah menyelamatkan Anak dari pak Bos."

" Menyelamatkan Anak pak Bos Besar?"

Fahmi mengangguk...

" Tapi saya rasa saya tidak melakukan apa-apa pak."

lagii-lagi Fahmi tersenyum,

" Mbak Nirmala bantuan Mbak itu adalah telah mendonorkan darah Mbak kepada anak bos yang sedang mengalami kecelakaan dan sama-sama dirawat di rumah sakit ini." terangnya.

Nirmala terkejut dengan ucapan Fahmi.

" Jadi anak yang kena tabrak mobil itu adalah anaknya Pak Bos?"

Fahmi menganggukkan kepalanya sembari tersenyum pada Nirmala, Nirmala menghela nafasnya dengan pelan dan melepaskannya begitu saja, dia tidak menyangka kalau dia sudah mendonorkan darahnya untuk anak pimpinannya tersebut yang tidak pernah dia melihat sama sekali seperti apa bentuk dan rupanya Bosnya itu, karena Nirmala hanyalah sebagai karyawan lepas di kantor Satya Group itu dan sebagian besar juga tidak mengetahui bagaimana rupa sang bos yang tidak bisa mereka lihat, jika penandatanganan gaji hanyalah yang mereka lihat pimpinan masing-masing fungsi saja, dia memang mengetahui nama Bosnya itu tapi dia tidak pernah ingin mencari tahu siapa dan rupanya seperti apa Bosnya itu, padahal kalau seandainya dia mencari tahu melalui media sosial dia pasti akan mengetahui rupa dan bentuk Bosnya tersebut, Tapi karena dia tidak ingin mencari tahu dan memang tidak mau mengetahui tentang Bosnya itu karena niatnya hanya ingin bekerja dan menerima gaji serta menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin.

" Mbak Nirmala, Bos berpesan pada saya agar Mbak boleh diizinkan beberapa hari kedepan untuk beristirahat dan memulihkan kesehatan setelah pasca pendonoran darah tersebut,."

" Tapi pak, kalau saya tidak masuk kerja nanti...." sebelum Nirmala menyelesaikan bicaranya langsung disanggah dengan Fahmi.

" Mbak nggak usah khawatir karena izin ini langsung dari Bos sendiri yang memberikannya, jadi tidak ada pemotongan, masalah gaji nanti saya yang akan mengurusnya kebagiaan keuangan, tidak ada sepeser rupiah pun yang dipotong dari gaji Mbak itu, ini adalah pesan dari Bos kita Pak Rendra Argenta Satya."

" Oh ya Mbak, bolehkah saya bertanya dengan Mbak Nirmala?"

" Boleh Pak, mau bertanya apa?"

" Sejak kapan pemotongan gaji bagi karyawan tidak tetap?"

" Saya tidak tahu pasti pak, tapi sejak saya awal diterima dikantar itu, saya sudah dikasih tahu kalau tidak masuk kerja, baik sakit atau ijin gajih akan dipotong, memang kenapa pak?"

" Tidak apa-apa Mbak, satu lagi Mbak kalau boleh tau apakah ini anaknya kandung Mbak Nirmala?"

Nirmala tersenyum mendengar pertanyaan dari Fahmi seperti itu.

" Alya ini bukan anak kandung saya, tapi dia keponakan saya, yang sudah saya anggap sebagai anak kandung saya sendiri, karena kedua orang tuanya sudah tiada."

" Maksud Mbak?"

" Kedua orang tuanya beserta orang tua saya mengalami kecelakaan, Alya adalah tanggung jawab saya dan kami hanya tinggal berdua di kota ini."

Fahmi pun menganggukkan kepalanya.

" Saya turut berduka ya mbak."

" Ya pak terima kasih."

" Kalau seperti itu saya akan mengurus semua izin Mbak Nirmala jadi Mbak fokus aja dengan anaknya Mbak dan istirahat dengan baik."

" Iya pak, terima kasih."

Kemudian Fahmi pun pamit dengan Nirmala dan kembali ke ruangan Tara.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

si Fahmi jadi Mak comblang biro jodoh

2024-04-07

0

Lala Kusumah

Lala Kusumah

Alhamdulillah... masih ada pemimpin yg amanah.... lanjutkan Rendra.... lanjuuuuutttt....

2022-12-28

1

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

wah ternyata Nirmala pinter banget ya

2022-12-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!