Ada apa dengan Lukas

Hanum langsung menyalakan TV di kamarnya agar suasana tidak hening. Aditya langsung menuju meja kerja nya.

“Drttt.. drrrtt... drrt” suara HP Hanum bergetar.

Melihat layar HP nya disana tertulis panggilan dari Lukas. Ia bingung harus mengangkatnya atau tidak, karena takut Aditya marah. Jika ia mengangkatnya suara mereka pasti akan terdengar oleh Aditya. Tapi Hanum berpikir bagaimana kalau soal penting.

Suara nada dering pun berhenti.

“Huh... untung sudah berhenti” ucap Hanum pelan

Namun Lukas kembali menghubungi nya.

...****************...

POV Lukas

“Num, kamu kenapa bisa setega ini menikah tanpa mengabari ku. Apakah kamu sudah menganggap ku bukan sebagai sahabat lagi” ucap Lukas marah di dalam kamarnya

“Angkat Num, angkat. Apa kamu takut mengangkat telfon ku saat bersama Aditya” tambah Lukas tetap dengan ekspresi marah dan tidak sabar memandangi layar HP nya.

Tulisan di layar HP sudah tidak berdering lagi, namun sudah ada penghitung watu disana. Lukas langsung menempelkan HP ke telinganya.

“Num kamu tega ya! Menikah tanpa mengundangku” tanya Lukas

Namun tidak ada balasan suara dari seberang telepon.

“Num kamu dengar aku kan?” tanya Lukas

“Iya kas, besok aku akan ke kampus. Aku akan memberitahu mu alasan mengapa aku tidak mengundangmu. Sekarang aku tutup dulu telepon nya” ucap Hanum sambil mengakhiri panggilan.

“Tut.. tut.. tut” suara koneksi telepon yang terputus

“Dulu Hanum tidak seperti ini. Dia tidak seenak nya saja mengakhiri telepon seolah tak ingin mendengarkan suara ku.” Ucap Lukas semakin marah.

Kamar Lukas sudah seperti kapal pecah. Ia telah membuang segala barang yang ada di depan nya. Bahkan seharian ini dia tidak makan apapun. Orang tua nya pun khawatir. Lukas juga mengunci pintu kamar nya, dan membiarkan mama nya terus mengetuk kamar.

“Kas, kamu dari pagi belum makan nak? Kamu tidak apa apa kan di dalam?” tanya Mama nya sambil terus mengetuk pintu

“Ma, Lukas tidak mau makan.” Jawab Lukas dari dalam pintu

“Jangan begini nak, nanti kamu sakit. Mama khawatir” pinta mama nya

“Nak... nak... buka pintu nya.” Pinta mama nya kembali

Khawatir dengan kondisi anak nya mama Lukas pun segera menghubungi Hanum, sebenarnya mama Lukas tau apa penyebab Lukas menjadi seperti itu. Maka dari itu, mungkin Hanum bisa menenangkan Lukas saat ini.

“Halo, Hanum!” sapa mama Lukas pada Hanum

“Halo iya tante Ningrum. Ada apa?” tanya Hanum

“Nak, kamu bisa kesini? Lukas mengunci diri nya di kamar sejak tadi pagi. Tante takut kalau ada apa-apa.” Tanya tante Ningrum

“Hhmm.. tante, Hanum tidak bisa keluar tanpa ijin suami Hanum. Dia juga mungkin tidak akan mengijinkan Hanum kesana” jawab Hanum dengan sopan

“Tolong nak. Tante takut kalau Lukas melakukan tindakan yang membahayakan diri nya.” Ucap tante Ningrum memohon

Mendengar Hanum berbicara, Aditya yang tadi sedang berada di meja kerja nya langsung pergi menghampiri Hanum.

“Kenapa” tanya Aditya

“Hhmm. Ini mama Lukas memintaku untuk datang ke rumah nya, Lukas dari pagi belum keluar dari kamarnya. Mamanya takut kalau Lukas melakukan tindakan yang membahayakan dirinya.” Jawab Hanum sambil menutup speaker suara HP agar tidak terdengar oleh tante Ningrum.

“Cepat kamu ganti baju. Aku akan antarkan kamu ke sana” perintah Aditya

Sebenarnya dia tidak ihklas membiarkan Hanum mendatangi Lukas. Namun seperti nya kondisi sedang benar- benar urgent, hingga mama nya yang meminta. Jadi ia berpikir sebaiknya membantu mama Lukas. Kalau saja bukan mama Lukas yang meminta tolong melainkan Lukas, tentu Aditya tidak akan membiarkan Hanum.

“Kamu serius?” tanya Hanum

“Iya, tapi aku akan ikut. Mama nya pasti juga sangat mengkhawatirkan Lukas” jawab Aditya

“Baik. Terimakasih” ucap Hanum

Memang seharusnya Aditya mengerti tentang kondisi seperti ini. Hanum sedikit kagum dengan Aditya, dia bisa merasakan bahwa Aditya mampu menurunkan ego nya di saat seperti ini.

Mereka pun pergi menuju rumah Lukas. Hanum memberikan arahan jalan.

**

Sesampainya di rumah Lukas, Hanum dan Aditya dipersilahkan tante Ningrum untuk langsung ke kamar Lukas.Mereka pun mengikuti langkah tante Ningrum.

“Kas, ini gue” ucap Hanum sambil mengetuk pintu kamar Lukas

Mendengar suara seseorang yang dikenalnya dan yang sangat ia rindukan, Lukas bergegas membukakan pintu.

“Hanum” sambil membukakan pintu

Lukas melihat sudah ada Hanum, Aditya, dan mama nya di luar pintu. Lantas ia kemudian menatap Hanum dan hendak merangkulnya. Namun Aditya langsung mecegahnya dengan menyembunyikan Hanum di belakangnya.

“Saya biarkan kamu berbicara dengan nya tapi tidak untuk menyentuhnya” pinta Aditya menahan Lukas

“Num, num, kenapa kamu melakukan ini padaku?” kata Lukas sambil mencoba meraih Hanum

“Kas, tenang nak tenang. Hanum sudah ada disini. Jadi tenanglah. Berbicaralah dengan tenang” minta tante Ningrum

Hanum kaget melihat kondisi Lukas yang sangat tidak stabil, yang selama ini ia lihat adalah Lukas yang tenang dan lembut.

“Kamu kenapa seperti ini Kas?” ucap Hanum lembut

Lukas mulai bisa menenangkan dirinya mendengar suara Hanum yang pelan dan lembut.

“Kas, aku tau kamu pasti kecewa dengan ku tapi cara nya bukan seperti ini. Kamu bisa merusak dirimu kalau begini.” Ucap Hanum

Lukas pun ambruk di hadapan Hanum.

Kemudian ibunya mencoba untuk membangkitkan nya diikuti langkah Aditya yang membantu menopang badan Lukas dan membawanya masuk ke dalam kamarnya. Lukas di dudukkan di tepi ranjang sementara Hanum duduk di depan nya dengan kursi meja belajarnya.

“Kenapa kamu menikah tanpa memberi tahu aku Num, kenapa kamu tidak mengundangku. Bisa saja setelah melihat mu bahagia, aku akan mencoba untuk melupakan mu seperti apa yang aku ucapkan tempo hari.” Tanya Lukas dengan nada suara yang melemah

“Kas alasan ku tidak mengundangmu adalah, aku takut akan lebih menyakiti mu sebagai sahabatku. Iya aku akui salah tidak memberi tahu mu tapi setelah aku pikir ini memang keputusan yang tepat” jawab Hanum

“Ngga Num, kamu bahkan tidak menganggap ku ada. Selama ini aku telah mengutamakan mu di atas segalanya, aku selalu ada ketika kamu membutuhkan.” Ucap Lukas

“Kas ini semua juga sudah terjadi. Lebih baik kita menerima apa yang sudah ditakdirkan kepada kita. Aku yakin suatu saat kamu juga akan menemukan seseorang yang lebih baik daripada aku” jawab Hanum

“Kamu cinta pertama ku Num, tapi kenapa kamu malah memberiku sakit yang luar biasa? Kalau saja kamu sedikit memberikan hatimu padaku mungkin aku tidak akan seperti ini. Aku bisa lebih baik dari siapapun untuk menjaga mu” ungkap Lukas

Aditya sebenarnya merasakan cemburu ketika laki- laki lain mengungkapkan perasaan nya kepada Hanum. Bahkan kata-kata itu tidak pernah dia ucapkan langsung ke Hanum.

Episodes
1 First Impression yang buruk
2 Dosen pembimbing Skripsi
3 Praktek Kerja Nyata 1
4 Makan siang bersama
5 Ke Pantai bersama Lukas
6 Dijodohkan?
7 Praktek Kerja Nyata 2
8 Ayah masuk rumah sakit
9 Aku bersedia
10 Makan Malam bersama Aditya
11 Melamar
12 Gosip di Kantor
13 Ijin dari calon suami
14 Salah Paham
15 Berbaikan dengan Lukas, tapi...
16 Hari pernikahan
17 Malam pertama?
18 Diara
19 Pulang ke rumah Aditya
20 Ada apa dengan Lukas
21 Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita
22 Diara lagi
23 Pergi tanpa pamit
24 Pertengkaran
25 Berbaikan
26 Makan siang untuk Aditya
27 Masakan Aditya
28 Kiss
29 Bekerjasama dengan Diara?
30 Akhirnya liburan
31 Pertengkaran 2
32 Aditya diam
33 Pertama kali
34 Staycation
35 Labuan Bajo
36 Hari terakhir liburan
37 Meeting dengan Diara
38 Berkunjung ke rumah ayah dan ibu.
39 Menyalahi Kontrak
40 Jebakan Diara
41 Gelisah
42 Melihat Aditya dengan wanita lain
43 Diamnya Hanum
44 Berbaikan 2
45 Kagum
46 Dipaksa 2 kali
47 Mengabulkan permintaan Diara
48 Farewell party
49 Aditya cemburu
50 Hamil?
51 Ngidam
52 Sambutan atas kehamilan Hanum
53 Sambutan atas kehamilan Hanum 2
54 Kedatangan sepupu Aditya
55 Clara (godaan lagi)
56 Keakraban Clara dengan Aditya
57 Mas boleh aku minta sesuatu
58 Diamnya Hanum 2
59 Perhatian Aditya
60 Perhatian Aditya 2
61 Kritikan Clara
62 Hasrat
63 Clara minta maaf
64 Tas dari Aditya
65 Rumah-Piano
66 Clara membuat ulah
67 Diara butuh bantuan
68 Pindah ke rumah baru
69 Rumah baru (bagaimana kalau kita punya banyak anak?)
70 Rumah baru (masakan Hanum)
71 Hati-hati Num
72 Kekhawatiran Aditya
73 Adakah laki-laki seperti Aditya?
74 Layanan tambahan gratis
75 Menunggu kabar dari Aditya
76 Sidang skripsi
77 Aditya cemburu (2)
78 Pertengkaran 3
79 Pertengkaran 4
80 Berbaikan 3
81 Ibu pulang
82 Aditya sakit
83 Gosip di kampus
84 Aditya sembuh
85 Gunjingan mahasiswa
86 Tindakan Aditya membungkam gosip
Episodes

Updated 86 Episodes

1
First Impression yang buruk
2
Dosen pembimbing Skripsi
3
Praktek Kerja Nyata 1
4
Makan siang bersama
5
Ke Pantai bersama Lukas
6
Dijodohkan?
7
Praktek Kerja Nyata 2
8
Ayah masuk rumah sakit
9
Aku bersedia
10
Makan Malam bersama Aditya
11
Melamar
12
Gosip di Kantor
13
Ijin dari calon suami
14
Salah Paham
15
Berbaikan dengan Lukas, tapi...
16
Hari pernikahan
17
Malam pertama?
18
Diara
19
Pulang ke rumah Aditya
20
Ada apa dengan Lukas
21
Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita
22
Diara lagi
23
Pergi tanpa pamit
24
Pertengkaran
25
Berbaikan
26
Makan siang untuk Aditya
27
Masakan Aditya
28
Kiss
29
Bekerjasama dengan Diara?
30
Akhirnya liburan
31
Pertengkaran 2
32
Aditya diam
33
Pertama kali
34
Staycation
35
Labuan Bajo
36
Hari terakhir liburan
37
Meeting dengan Diara
38
Berkunjung ke rumah ayah dan ibu.
39
Menyalahi Kontrak
40
Jebakan Diara
41
Gelisah
42
Melihat Aditya dengan wanita lain
43
Diamnya Hanum
44
Berbaikan 2
45
Kagum
46
Dipaksa 2 kali
47
Mengabulkan permintaan Diara
48
Farewell party
49
Aditya cemburu
50
Hamil?
51
Ngidam
52
Sambutan atas kehamilan Hanum
53
Sambutan atas kehamilan Hanum 2
54
Kedatangan sepupu Aditya
55
Clara (godaan lagi)
56
Keakraban Clara dengan Aditya
57
Mas boleh aku minta sesuatu
58
Diamnya Hanum 2
59
Perhatian Aditya
60
Perhatian Aditya 2
61
Kritikan Clara
62
Hasrat
63
Clara minta maaf
64
Tas dari Aditya
65
Rumah-Piano
66
Clara membuat ulah
67
Diara butuh bantuan
68
Pindah ke rumah baru
69
Rumah baru (bagaimana kalau kita punya banyak anak?)
70
Rumah baru (masakan Hanum)
71
Hati-hati Num
72
Kekhawatiran Aditya
73
Adakah laki-laki seperti Aditya?
74
Layanan tambahan gratis
75
Menunggu kabar dari Aditya
76
Sidang skripsi
77
Aditya cemburu (2)
78
Pertengkaran 3
79
Pertengkaran 4
80
Berbaikan 3
81
Ibu pulang
82
Aditya sakit
83
Gosip di kampus
84
Aditya sembuh
85
Gunjingan mahasiswa
86
Tindakan Aditya membungkam gosip

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!