“Pak silahkan kemari kita makan bersama” pinta Hanum ke dua pengawal tersebut
“Ngga usah Nona kami menunggu disini saja. Kami nanti makan di kantin saja” jawab kedua pengawal berbadan tegap tersebut
“Ih ngapain. Udah ayok. Lagian kita juga ga habis makan sebanyak itu daripada mubadzir. Ayok cepet, saya lapar nih. Bos kalian juga sudah mengiyakan tenang saja”
“Baik Nona terimakasih” sambil mengikuti Hanum dari belakang
Aditya mencermati Hanum yang makan. Ia tak mengira Hanum tidak sungkan makan bersama pengawal dan takut akan membuang makanan. Biasanya gadis diluar sana yang pernah ditemui Aditya hanya suka makan berdua saja dengannya.
Setelah makan siang bersama Hanum langsung mengucapkan terimakasih ke Aditya. Ia juga pamit untuk kembali ke ruangannya. Aditya mangangguk menandakan menyetujui permintaan Hanum.
...****************...
Hanum pulang kerumah. Ia berpikir baru dua hari PKN saja, dia sudah merasakan pusing karena kejadian yang tak disangka.
“Assalamuailakum”
“Walaikumsalam. Sudah pulang nak?” sapa Ibu kepada Hanum
“Sudah Bu. Hanum capek keatas dulu ya.”
“Iya bersih-bersih dulu. Nanti jangan lupa turun makan malam”
“Iya Bu.”
Setelah bersih-bersih. Ia langsung sholat Mahgrib. Kemudian melihat hp nya. Disana ia melihat notifikasi di HP nya.
“Num, weekend kemana?” pesan singkat dari Lukas
“Ngga kemana-mana. Gue mau cari referensi skripsi mumpung libur” jawab Hanum
“Drrttt...drrrttt...drrrtt” suara HP Hanum bergetar
Terlihat nama Lukas. Ia langsung mengangkat
“Iya Kas” jawabnya dengan suara lembut
“Num, jalan jalan yuk weekend kemana gitu” rengek Lukas kepada Hanum
“Mau kemana?”
“Kita ke pantai yuk. Lama kita ga kesana. Ntar kita nongkrong di kafe pinggir pantai favorit kita. Ya... yaa”
“Yaudah deh” jawabnya malas
“Oke Sabtu gue jemput ya”
“Hemm” sambil menutup telepon
Hanum tidak berani untuk langsung menolak, mengingat Lukas sering membantu nya dalam pekerjaan kampus apapun. Bukan hanya itu, Lukas juga selalu ada di setiap Hanum minta tolong.
...****************...
Weekend pun datang. Sabtu pagi pukul 10.00, Lukas menjemput Hanum di rumahnya. Ia langsung disambut oleh Bu Rita
“Assalamualaikum Tante Rita...” sambil mencium punggung telapak tangan Bu Rita
“Walaikumsalam. Masuk dulu Kas sini.” Pinta Bu Rita mempersilahkan
“Iya Tante. Hanumnya ada?”
“Ada. Sebentar tante panggilin ya? Oh iya mau minum apa Kas?”
“Gausah repot-repot Tante. Ini mau berangkat juga soalnya”
“Mau kemana Kas?” selidik Bu Rita
“Mau ke pantai Tan, mau healing dulu. Soalnya akhir akhir ini sibuk PKN sam skripsi”
“Oh gitu. Iya nanti kalau bisa sore udah pulang ya. Soalnya mau ada tamu kesini jadi kita mau pertemuan keluarga”
“Siap tante.”
Sebenarnya Lukas penasaran siapa yang mau datang. Namun ia tak berani bertanya. Tak berapa lama kemudia, Hanum turun dari tangga.
“Eh kas. Udah dari tadi?” tanya Hanum
“Ngga kok barusan” jawab Lukas sambil melihat cantiknya Hanum menggunakan dress berwarn peach yang sempurna dengan kulit putihnya.
“Yuk. Bu, Hanum sama Lukas berangkat dulu ya.”
“Iya. Hati-hati ya. Pulang sore ya. Ingat kan pesan Ayah nanti ada acara” sambil menghampiri Lukas dan Hanum
“Oke Bu. “
...****************...
Sesampainya di pantai Hanum langsung terpesona dengan pantai. Ia sudah lam tidak mengunjungi pantai. Ia seperti anak kecil yang polos bermain pasir dan ombak. Lukas memperhatikan Hanum. Dia bahagia melihat Hanum yang bahagia.
“Kas, ngapain bengong?” Ayo sini. Seru tau” sambil melambai-lambaikan tangan ke Lukas
“Iya” ucap Lukas sambil menghampiri Hanum
“Ih ngapain kesini kalau lu takut air” ucap Hanum sambil memercikan air ke arah Lukas
“Iya bawel. Ah awas ya” jawabnya sambil mengejar Hanum
Setelah capek bermain, mereka berdua memutuskan untuk pergi ke kafe favorit mereka yang berada di pinggiran pantai. Pemilik kafe sudah mengenal mereka dengan baik. Bahkan pemilik kafe juga menjodohkan mereka berdua.
“Bu Es kelapa 2 yaa sama snacknya kentang goreng. Jangan lupa kepiting saus tiram dan udang krispi nya” pinta Hanum
“Siap Num” jawab pemilik kafe tersebut santai seperti dengan teman sendiri
Hanum dan Lukas duduk di tempat yang lansung melihat ke arah pantai. Disana mereka menikmati pemandangan pantai. Udara juga sangat sejuk. Hari itu cuaca juga teduh tidak terik.
“Num, kamu bahagia?” tanya Lukas
“Iya. Kenapa lu tanya hal aneh sih, Kas? Jawab Hanum, karena sebelumnya Lukas tidak pernah bertanya hal seintim ini
Lukas langsung menoleh ke arah Hanum dengan tatapan serius. Seolah ada sesuatu yang ingin disampaikan.
“Num. Aku mau nanya deh”
“Apa?”
“Kamu selama ini ke aku bagaimana?”
“Apaan sih Kas”
“Aku serius num. Selama ini aku yakin kamu pasti tau kalau aku ada perasaan ke kamu. Semua yang aku lakuin dan perhatian yang kuberi juga bisa dibilang lebih dari seorang sahabat kan, Num” tatap Lukas ke Hanum
“Kas, kamu tau ngga hal yang selama ini aku takutkan adalah seperti ini. Aku takut kamu menuntut lebih. Apa kamu tau aku suka kamu sebagai sahabat agar kita selama ini bisa bersama terus. Kelak jika status mu menjadi pacar, jika kita putus ak yakin kita tidak akan pernah kembali ke persahabatan kita yang dulu” ucap Hanum lembut sambil menatap Lukas dalam.
“Iya aku tau tapi aku tidak bisa selalu memendam perasaan ini. Kamu terlalu berpikir jauh Num jika memikirkan perpisahan kita kelak sebelum memulai. “ jawab Lukas meyakinkan
“Terus kamu mau apa. Apa kamu tidak merasa canggung? Sahabat lebih nyaman bukan daripada suasana seperti ini. Rasanya aneh.”
“Aku tidak akan mundur Num. Aku baru memulai. Lebih baik aku mengungkapkan ini daripada terus memendam. Setidaknya aku tidak akan menyesal di kemudian hari.”
Hanum terdiam. Ia bingung akan menjawab apa. Karena jujur ia kaget dengan kata-kata Lukas. Sejenak mereka terdiam. Lukas akhirnya membuka pembicaraan
“Num, aku tidak meminta jawaban mu sekarang. Aku lega karena bisa mengungkapkan perasaan ku padamu. Kamu boleh menjawab kapan saja saat kamu sudah siap. Tapi aku tidak bisa menunggu lama Nun. Kamu pasti tahu maksud aku.” Pinta Lukas kepada Hanum
Setelah itu mereka memutuskan pulang, karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.30. Tadi Bu Rita juga pesan agar pulang sore.
Sepanjang perjalanan, Hanum dan Lukas terdiam. Iya mereka dalam keadaan sangat canggung. Ini adalah pertama kalinya mereka merasakan atmosfer yang berbeda. Hanya lagu yang sengaja diputar untuk setidaknya meredakan situasi sunyi didalam mobil saat ini.
Sesampainya di depan rumah. Didepan sudah terpakir dua mobil mewah. Hanum berterimakasih dengan Lukas karena sudag mengajaknya jalan-jalan hari ini. Namun Lukas memilih mengantarkan Hanum sampai dalam rumah serta pamit ke Om dan Tante.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Mah kan ku bilang juga apa,Kamu harus gentle Kas,Soal di tolak/terima itu soal belakangan,Yang penting kamu udah jujur ke Hanum..
2024-08-19
0
Qaisaa Nazarudin
Apa Lukas suka sama Hanum tapi takut di tolak,makanya dia diem aja..
2024-08-19
0