Gosip di Kantor

Setelah menyantap makanan nya. Hanum dan Aditya pamit untuk berangkat kerja.

“Ayah, Ibu, Hanum berangkat dulu ya.” Pamit Hanum sambil mencium tangan mereka

Langkah Hanum diikuti oleh Aditya.

“Kalian hati- hati ya di jalan” ucap Ayah

Aditya menganggukan kepala, tanda mengerti. Dia juga mengucapkan salam sebelum meninggalkan rumah Hanum.

...****************...

“Kamu kenapa sih jemput aku segala?” tanya Hanum

“Kalau ga di suruh Papa aku juga ga mau kali” jawab Aditya

“Oh. Kamu anak penurut juga ya” ejek Hanum kepada Aditya

“Sudah. Masih pagi jangan ajak aku berdebat. Nanti mood ku bisa jelek” jawab Aditya

“Ih kamu tuh yang pagi- pagi sudah buat mood ku jelek. Harusnya kamu kalau mau jemput aku bilang dulu. Jangan dadakan begini” jawab Hanum kesal

“Apa salahnya sih jemput. Hal sepele seperti ini juga bisa menjadi besar di mata kamu” bentak Aditya

Hanum memilih diam. Dia merasakan bahwa Aditya telah membentaknya dan merasakan sakit hati, biasanya pria di luar sana baik teman ataupun yang mendekatinya tidak pernah membentaknya. Tapi, dia mengerti bahwa Aditya juga pasti terpaksa menjemputnya.

Sesampainya di kantor dia Hanum langsung turun dengan raut wajah kesal karena Aditya habis memarahinya. Aditya membiarkan Hanum mendahuluinya

“Selamat pagi Pak!” ucap semua karyawan yang berpapasan dengan Aditya

Sebenarnya Aditya juga merasa salah karena telah membentak Hanum. Dia menyadari ucapannya tadi.

...****************...

Satu kantor gempar melihat Hanum keluar dari mobil Aditya. Seluruh pegawai bergosip. Bahkan ada yang langsung menanyakan apa status Hanum yang bisa satu mobil dengan wakil direktur.

Hanum menyadari situasi di sekelilingnya. Ia merasa tidak nyaman dan juga tidak mau mencari masalah. Tapi kejadian tadi pagi sudah menyebar ke seluruh penjuru kantor.

“Num, kamu ada hubungan apa sama Pak wakil direktur?” tanya salah satu pegawai bernama Reni yang dari dulu suka dengan Aditya.

Bahkan Aditya mempunyai fans club di kantornya. Banyak wanita muda lajang menggandrungi Aditya. Siapa yang tidak suka dengan Aditya, yang mempunyai visual menarik dan jabatan yang tinggi, serta berlatar belakang pendidikan yang bagus.

“Ngga kok, tadi pagi saya jalan dan kebetulan bertemu dengan Pak Aditya, beliau menawarkan tumpangan, jadi saya ikut sekalian” jawab Hanum beralasan

“Oh gitu?” jawab sinis wanita tersebut

Beberapa pegawai kantor tidak percaya karena beberapa kali memergoki Hanum jalan dengan Pak Aditya. Hanum paham sebenarnya memang pasti mereka semua curiga karena isunya Pak Aditya selalu dingin dengan pegawai wanita di kantor, tapi bisa akrab dengan Hanum.

Seharian itu dia sangat capek bekerja, bukan tentang pekerjaannya. Tapi menghadapi setiap orang yang bergosip tentang dia. Ia melihat gelagat pegawai lainnya berbisik dan melihat ke arahnya setiap kali berpapasan dengan Hanum.

...****************...

Di kamar Aditya yang luas dia sedang membaca beberapa dokumen dan juga mengecek layar laptopnya sesekali.

“Ting” suara handphone Aditya bergetar

“Besok jangan jemput aku lagi ya. Kita sementara ini komunikasi lewat handphone saja”pesan singkat dari Hanum

"Apa- apaan ini kenapa dia tiba-tiba seolah menghindar. Apa gara-gara sikapnya tadi pagi” guman Aditya

Ia langsung meletakkan berkas ditangan nya dan beralih ke ranjang miliknya.

“Apa aku telfon dia sekarang saja dan meminta maaf” Aditya berbicara sendiri”

...****************...

“Drrt ..drrtt.. drrtt” suara HP Hanum bergetar

Hanum langsung mengangkatnya

“Halo..”

“Hanum, aku minta maaf, tadi pagi sudah berkata kasar ke kamu” balas Aditya to the point

“Iya. Sudah aku maafin” jawab Hanum

“Jadi kamu ngga marah lagi kan?” tanya Aditya

“Ngga kok” balas Hanum

“Jadi aku bisa menjemput mu kan besok?”

“Jangan. Kita gausah ketemu dulu selama sampai PKN ku berakhir. Ini hanya selama kurang dari 2 minggu ke depan” balas Hanum

“Kenapa bukannya kamu sudah memaafkan aku? Papa akan marah jika aku tidak menjemput mu” Aditya menjelaskan

“Bukan begitu. Di kantor sedang ramai gosip tentang hubungan aku dan kamu. Aku tidak mau mencari masalah dengan pegawai lainnya. Aku ingin menyelesaikan PKN ku dengan baik tanpa skandal apapun.” Ucap Hanum

“Oh jadi itu masalah nya. Baik akan aku atasi.”

Aditya lalu menutup telepon

...****************...

“Loh Aditya tidak menjemput kamu lagi nak?” tanya Ayah Hanum

“Aditya lagi sibuk yah, gabisa setiap hari jemput aku.” Jawab Hanum

“Oh” sambil membaca koran di tangan nya.

“Hanum berangkat dulu ya Yah, Bu” pamit Hanum

“Baik. Hati- hati ya”

Hanum pun mengeluarkan motornya dan segera pergi berangkat ke kantor.

...****************...

Di kantor, semua orang yang awalnya bergosip tentang Hanum, diam dan menunduk saat berpapasan dengan Hanum. Bahkan ada beberapa dari mereka yang menyapa Hanum duluan.

“Selamat pagi Num” sapa beberapa karyawan

“Pagi” jawab Hanum sambil tersenyum

“Ini kenapa atmosfer nya berbeda. Mereka juga tumben menyapa ku dulu. Biasanya aku lah yang menyapa dulu, bahkan aku sering sekali diabaikan. Aku sadar karena hanya pegawai PKN. Tapi situasi seperti ini justru membuat ku aneh. Aku lebih suka situasi saat diabaikan seperti dulu” batin Hanum sambil menuju ruang divisi nya.

Tiba- tiba Reni menghampirinya.

“Num, aku minta maaf ya kemarin sudah curiga sama kamu tentang hubungan mu dengan wakil direktur” ucap Reni sambil mengulurkan tangan

“Hah ga papa kok. Santai saja” jawab Hanum bingung

“Aku ga tau kalau kamu adalah calon istri Pak Aditya” kata Reni sambil merasa malu di depan Hanum

Hanum kaget mendengar ucapan Reni. Dia langsung mengelak semuanya.

“Ngga kok. Aku bukan calon istri Pak Aditya. Kalian salah paham. Kalian dapat info dari mana?” tanya Hanum

Dari arah belakang dari Aditya bersama dua pengawalnya seperti biasa.

“Dari aku” jawab Aditya

Hanum menoleh dan menyadari keberadaan Aditya langsung melayangkan tangannya ke pundak Hanum.

“Lain kali jangan ada yang mengganggu Hanum. Dia adalah calon istri dari bos kalian. Kalau kalian ingin tetap bekerja disini.” Tambah Aditya dengan tegas

Pemandangan itu pun disaksikan oleh seluruh karyawan yang ada di tempat.

“Sudah bubar kalian. Hanum ikut aku ke ruangan” pinta Aditya

Hanum mengikuti Aditya dari belakang. Mereka pun memasuki lift. Ketika lift tertutup.

“Maksud kamu apa sih? Aku kan hanya menyuruhmu untuk sabar tidak bertindak gegabah. Kenapa kamu malah melakukan ini?” tanya Hanum geram dan mengacak- acak rambutnya karena tidak tahu selanjutnya harus bagaimana lagi.

“Papa yang melakukan nya. Aku hanya menuruti dan mengiyakan. Jadi salahkan Papa” jawab Aditya santai

“Aduh bagaimana ini. Apa yang harus aku lakukan. Aku sudah tidak punya wajah lagi menghadapi mereka” ucap Hanum seolah berbicara sendiri

“Tenang Hanum tenang kamu harus berpikir dingin dulu. Jangan gegabah.” Tambah Hanum seolah tidak menghiraukan Aditya yang ada disampingnya.

Episodes
1 First Impression yang buruk
2 Dosen pembimbing Skripsi
3 Praktek Kerja Nyata 1
4 Makan siang bersama
5 Ke Pantai bersama Lukas
6 Dijodohkan?
7 Praktek Kerja Nyata 2
8 Ayah masuk rumah sakit
9 Aku bersedia
10 Makan Malam bersama Aditya
11 Melamar
12 Gosip di Kantor
13 Ijin dari calon suami
14 Salah Paham
15 Berbaikan dengan Lukas, tapi...
16 Hari pernikahan
17 Malam pertama?
18 Diara
19 Pulang ke rumah Aditya
20 Ada apa dengan Lukas
21 Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita
22 Diara lagi
23 Pergi tanpa pamit
24 Pertengkaran
25 Berbaikan
26 Makan siang untuk Aditya
27 Masakan Aditya
28 Kiss
29 Bekerjasama dengan Diara?
30 Akhirnya liburan
31 Pertengkaran 2
32 Aditya diam
33 Pertama kali
34 Staycation
35 Labuan Bajo
36 Hari terakhir liburan
37 Meeting dengan Diara
38 Berkunjung ke rumah ayah dan ibu.
39 Menyalahi Kontrak
40 Jebakan Diara
41 Gelisah
42 Melihat Aditya dengan wanita lain
43 Diamnya Hanum
44 Berbaikan 2
45 Kagum
46 Dipaksa 2 kali
47 Mengabulkan permintaan Diara
48 Farewell party
49 Aditya cemburu
50 Hamil?
51 Ngidam
52 Sambutan atas kehamilan Hanum
53 Sambutan atas kehamilan Hanum 2
54 Kedatangan sepupu Aditya
55 Clara (godaan lagi)
56 Keakraban Clara dengan Aditya
57 Mas boleh aku minta sesuatu
58 Diamnya Hanum 2
59 Perhatian Aditya
60 Perhatian Aditya 2
61 Kritikan Clara
62 Hasrat
63 Clara minta maaf
64 Tas dari Aditya
65 Rumah-Piano
66 Clara membuat ulah
67 Diara butuh bantuan
68 Pindah ke rumah baru
69 Rumah baru (bagaimana kalau kita punya banyak anak?)
70 Rumah baru (masakan Hanum)
71 Hati-hati Num
72 Kekhawatiran Aditya
73 Adakah laki-laki seperti Aditya?
74 Layanan tambahan gratis
75 Menunggu kabar dari Aditya
76 Sidang skripsi
77 Aditya cemburu (2)
78 Pertengkaran 3
79 Pertengkaran 4
80 Berbaikan 3
81 Ibu pulang
82 Aditya sakit
83 Gosip di kampus
84 Aditya sembuh
85 Gunjingan mahasiswa
86 Tindakan Aditya membungkam gosip
Episodes

Updated 86 Episodes

1
First Impression yang buruk
2
Dosen pembimbing Skripsi
3
Praktek Kerja Nyata 1
4
Makan siang bersama
5
Ke Pantai bersama Lukas
6
Dijodohkan?
7
Praktek Kerja Nyata 2
8
Ayah masuk rumah sakit
9
Aku bersedia
10
Makan Malam bersama Aditya
11
Melamar
12
Gosip di Kantor
13
Ijin dari calon suami
14
Salah Paham
15
Berbaikan dengan Lukas, tapi...
16
Hari pernikahan
17
Malam pertama?
18
Diara
19
Pulang ke rumah Aditya
20
Ada apa dengan Lukas
21
Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita
22
Diara lagi
23
Pergi tanpa pamit
24
Pertengkaran
25
Berbaikan
26
Makan siang untuk Aditya
27
Masakan Aditya
28
Kiss
29
Bekerjasama dengan Diara?
30
Akhirnya liburan
31
Pertengkaran 2
32
Aditya diam
33
Pertama kali
34
Staycation
35
Labuan Bajo
36
Hari terakhir liburan
37
Meeting dengan Diara
38
Berkunjung ke rumah ayah dan ibu.
39
Menyalahi Kontrak
40
Jebakan Diara
41
Gelisah
42
Melihat Aditya dengan wanita lain
43
Diamnya Hanum
44
Berbaikan 2
45
Kagum
46
Dipaksa 2 kali
47
Mengabulkan permintaan Diara
48
Farewell party
49
Aditya cemburu
50
Hamil?
51
Ngidam
52
Sambutan atas kehamilan Hanum
53
Sambutan atas kehamilan Hanum 2
54
Kedatangan sepupu Aditya
55
Clara (godaan lagi)
56
Keakraban Clara dengan Aditya
57
Mas boleh aku minta sesuatu
58
Diamnya Hanum 2
59
Perhatian Aditya
60
Perhatian Aditya 2
61
Kritikan Clara
62
Hasrat
63
Clara minta maaf
64
Tas dari Aditya
65
Rumah-Piano
66
Clara membuat ulah
67
Diara butuh bantuan
68
Pindah ke rumah baru
69
Rumah baru (bagaimana kalau kita punya banyak anak?)
70
Rumah baru (masakan Hanum)
71
Hati-hati Num
72
Kekhawatiran Aditya
73
Adakah laki-laki seperti Aditya?
74
Layanan tambahan gratis
75
Menunggu kabar dari Aditya
76
Sidang skripsi
77
Aditya cemburu (2)
78
Pertengkaran 3
79
Pertengkaran 4
80
Berbaikan 3
81
Ibu pulang
82
Aditya sakit
83
Gosip di kampus
84
Aditya sembuh
85
Gunjingan mahasiswa
86
Tindakan Aditya membungkam gosip

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!