Hari ini adalah hari pertama Hanum masuk Perusahaan untuk memenuhi tugas PKN nya. Dia berangkat lebih awal, mengingat dari awal dia sudah diingatkan untuk jangan sampai terlambat. Mereka memberlakukan pengurangan poin apabila ada yang melanggar. Pastinya itu akan mempengaruhi penilaian akhir PKN nya nanti, yang memang akan diberikan oleh Perusahaan.
Ia menunggu lift terbuka. Sembari menunggu ia melihat ponselnya.
“Silahkan pak” ucap salah satu pengawal
Betapa kagetnya dia di sebelah nya berdiri Aditya dengan 2 pengawal di belakangnya. Ia langsung membuang muka.
“Bagaimana bisa Aditya ada disini” batinnya sambil menutupi wajahnya sebelah supaya tidak dikenali Aditya
“Ting” suara lift terbuka
Aditya segera masuk tanpa melihat Hanum. Ia memasuki lift yang disediakan khusus para petinggi Perusahaan tersebut. Setelah Aditya masuk, Hanum menyadari bahwa Aditya adalah orang penting di Perusahaan ini. Tapi ia bingung bagaimana bisa dia menjabat 2 pekerjaan sekaligus.
...****************...
Sehari bekerja pun membuat Hanum capek. Dia langsung pulang dan ingin segera mengadukan apa yang ia lihat tadi di kantor ke Ibunya.
Sesampainya dirumah ia melihat Ibunya sedang di dapur membuat kan kopi ayahnya yang ssat itu juga baru pulang dari bekerja
“Ibu....”
“Iya nak” jawab Bu Rita sambil menoleh dari arah datangnya suara
“Ibu kok ga bilang sih kalau Perusahaan itu tempat Aditya bekerja juga.” Sambil kesal
“Nak, kamu kan juga ga pernah nanya Ibu. Ya Ibu pikir kamu juga sudah tau” jawab Bu Rita enteng
“Bagaimana ini Bu, masak aku harus menghadapi suasana seperti ini setiap hari selama 2 bulan.”
“Kenapa anakmu Bu?” tanya ayah kepada Ibu karena melihat Hanum lemas dan ada raut kesal di wajahnya
“Ini lo yah, Hanum bertemu Aditya di Perusahaan tempat magangnya” jelas Ibu kepada Ayah
“Memang kamu PKN dimana nak?” tanya ayah
“Di Perusahaan Cakrawala Putra yah” jawab Hanum lemas
“Loh itu kan milik sahabat ayah Pak Deri. Apa kamu baru tahu?”
“Nah. Aduh bagaimana ini apa aku batalkan saja PKN ku”
“Jangan. Kenapa kamu gegabah nak. Jalani saja PKN mu toh juga cuman 2 bulan. Dia pasti suka dengan keberadaan kamu disana.” Jawab ayah dengan tujuan nanti akan diberitahukan ke sahabatnya itu.
Hanum langsung naik ke atas ke kamarnya dengan pandangan kosong dan lemas.
“Anak itu. Ada ada saja.Lagian Deri pasti suka mendengar kabar ini” ucap ayah kepada Ibu
“Halo, Iya Ren. Bagaimana?”
“Baik. Aku cuman mau kasih tau kalau Hanum ternyata PKN di Perusahaan mu. Hari ini dia mulai PKN pertamanya.
“Kenapa baru bilang sekarang. Kalau aku tau, aku pasti akan menemuinya” ucap Deri diseberang telepon
“Iya aku juga baru tau. Dia ga bilang sama sekali sebelumnya. Hari ini dia ketemu Aditya jadi kaget.”
“Oh baiklah. Besok aku akan menemuinya. Oh iya kapan kita bertemu lagi? “
“Aku bisa sih kapan saja. Kamu ini yang sibuk” ucap Pak Rendra meledek
“Bagaimana kalau Sabtu ini? Apa kamu ada waktu?
“Bisa. Bagaimana kalau kamu ganti kerumahku. Kita makan malam disini”
“Oke setuju nanti aku ajak Aditya sekalian”
...****************...
“Hanum” panggil salah satu pegawai di divisi Hanum bekerja
“Iya ada apa?” balas Hanum
“Kamu dipanggil ke ruangan wakil direktur” ucap Rio
“Oh ada apa ya? Apa aku melakukan kesalahan?
Ucapnya sedikit grogi
“Aku juga ga tau. Cepat sana, nanti daripada dimarahi gara-gara kelamaan”
“Hanum langsung pergi dan segera mengetuk ruangan tersebut. Disana sudah ada Aditya. Ia kaget bukan main ketika Aditya mengetahui kalau dia PKN disini. Bagaimana bisa tahu, sementara Perusahaan sebesar ini dengan banyak karyawan mengapa aku yang dipanggil.
“Maaf pak. Apa bapak tadi memanggil saya?” tanya Hanum sopan
“Iya silahkan duduk. Papah memberitahuku untuk segera menemui mu. Ia baru mengetahui kalau kamu PKN disini.” Ucap Aditya sambil melihat Hanum
“Ayahhhhhhh. Kenapa mesti dikasih tau” batin Hanum geram kepada kelakuan ayahnya
“Oh iya. Maaf aku kemarin memberitau ayah. Tapi tidak bermaksud untuk menyampaikan ini kepada Pak Deri.”
“Ga usah minta maaf. Tadi papah memintaku untuk mengajak kamu makan siang di restoran seberang gedung. Ini juga sudah waktunya makan siang.” Ucap Aditya mengajak
“Hah. Apa gue salah denger diajak makan siang. Apa kata pegawai lainnya nanti. Pasti akan ada gosip baru tentang kami berdua. Aku harus menolaknya. Tapi bagaimana caranya?” batin Hanum
“Halo Hanum. Kenapa melamun?” sambil menggerak- gerakan telapak tangannya di depan wajah Hanum
“Eh. Ngga deh. Aku makan sendiri aja. Lagian aku belum lapar juga” ucap Hanum terbata-bata
“Ayolah papah pasti nanti marah kalau kamu ngga mau” pinta Aditya memohon
Baru kali ini Aditya terlihat akrab dengannya dan memintanya. Biasanya dia dingin menghadapi Hanum.
“Tapi kan aku pegawai PKN jadi tidak pantas untuk makan bersama wakil direktur. Nanti apa kata pegawai lainnya?” Ucap Hanum tanpa ragu
“Udahlah gausah dipeduliin. Justru kalau kamu deket sama aku, mereka ga akan berani semena-mena sama kamu.” Jawabnya yakin
“Aduh bagaimana ya. Aku cuman gamau menimbulkan masalah dan menyelesaikan PKN dengan cepat”
“Udah ayo cepat. Kelamaan” Aditya menarik tangan Hanum dengan pelan
Hanum sebenarnya bimbang karena sebenarnya dia harus bersikap profesional. Dia juga tidak bisa menolak ajakan Aditya sebagai atasannya.
Setiap pegawai yang berpapasan selalu menundukkan kepala ketika bertatap dengan Aditya. Namun dia juga merasa aneh berada di samping nya.
...****************...
“Mau pesan apa?” tanya Aditya
“Aku terserah Bapak aja mau makan apa saya ngikut” jawabnya pelan sambil memperhatikan sekitar
“Kamu cari apa?” tanya Aditya menyelidik
“Ngga. Cuman takut kalau ada orang kantor yang memperhatikan” jawabnya sambil tetap melihat kanan kiri
Aditya hanya tersenyum melihat kelakuan lucu Hanum. Ia juga tidak sadar bahwa sudah tersenyum.
“Gadis ini juga memiliki kepribadian yang lucu ketika diperhatikan” batin Aditya
Makanan didepan mereka sudah tersedia dan begitu banyak. Hanum tidak menyangkan kalau Aditya memesan begitu banyak.
“Kenapa pesan begitu banyak kalau hanya untuk berdua” tanya Hanum
“Kamu bilang terserah. Aku ga tau selera kamu jadi pesen banyak sekalian, kamu bisa pilih” jawab Aditya
“Yaudah kalau begitu suruh pengawal kamu makan bersama saja. Kita ga mungkin bisa menghabiskan makanan sebanyak ini.” Pinta Hanum
“Udah makan saja, lagian kalau aku kembali ke kantor. Mereka juga pasti akan makan di kantin kantor kok”
“Ngapain. Udah cepet suruh mereka. Kalau ngga aku sendiri yang panggil”
Tidak ada respon dari Aditya ia mengira Aditya sudah setuju. Hanum segera berjalan menuju tempat pengawal itu berdiri. Mereka langsung kaget melihat Hanum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments