Dosen pembimbing Skripsi

Memasuki liburan semester 6, Hanum beserta keluarga berkunjung kerumah sahabat ayahnya yaitu Pak Deri. Mereka adalah sahabat sejak sekolah dan berasal dari kota yang sama yaitu Yogyakarta.

Semenjak setahun belakangan Pak Deri pindah ke kota Jakarta. Pak Rendra sekeluarga juga tak lupa membawa buah tangan untuk diberikan.

Memasuki komplek perumahan mewah, mobil Pak Rendra memasuki halaman gerbang yang besar, rumah yang mewah dengan desain klasik khas Eropa terkesan sangat mempesona bagi siapapun yang berkunjung. Mata Hanum pun terkesan melihat desain rumah itu.

“Benar ini rumahnya Yah?” tanya Hanum yang duduk di jok belakang mobil

“Iya dari alamat yang dikirim sih ini.” Jawab Pak Rendra juga kagum atas rumah mewah tersebut

“Ayo keluar” perintah Pak Rendra

Mereka pun keluar dari mobil dan langsung disambut oleh Pak Deri dan istrinya Bu Dena

“Halo, bagaimana kabarnya Ren? Lama tidak bersua.” Sapa pria tampan berumur paruh baya dengan wajah ramah dan tersenyum

“Alhamdulillah baik Der. Nggak nyangka sekarang kita satu kota. Bagaimana keadaanmu?”

“Yah beginilah baik. Ayo masuk!” Pak Deri mempersilahkan masuk

“Bagaimana kabarnya Jeng Rita?” sapa Bu Dena dengan memeluk dan menuntun Bu Rita masuk ke rumah mengikuti Pak Rendra dan Pak Deri dari belakang

“Ayok kalian sini masuk” ajakan Pak Deri ke Hanum dan adiknya Kelen

Mereka duduk di ruang tamu rumah itu dengan sofa yang sangat empuk dan lembut. Beberapa vas pun di atur dengan bagus. Dua orang pembantu pun keluar membawakan minuman dan makanan.

“Makasih mbok”

“Ayo mari minuman dan makanannya. Jangan sungkan-sungkan!” Bu Dena mempersilahkan.

“Ini pasti Hanum? Wah kamu sudah besar dan cantik sekali ya.” Kata Pak Deri dengan melihat kearah Hanum

“Iya om, saya Hanum”

“Kamu sekarang kuliah atau kerja?”

“Kuliah om”

“Dimana?”

“Di Universitas Pelita Harapan om.”

“Loh anak om juga dosen disana. Namanya Aditya.”

“Oh iya om” sambil memikirkan nama Aditya, tapi Hanum berpikir bahwa banyak yang bernama Aditya tidak mungkin kebetulan.

“Habis ini juga datang. Tadi pamit keluar sebentar menemui temannya”

Ketika mereka semua asyik mengobrol. Tiba-tiba terdengar suara mobil memasuki bagasi rumah. Terlihat laki laki tampan memasuki rumah. Hanum terbelalak karena mengenal sosok tersebut adalah dosen nya sendiri.

“Oh ini Aditya?” tanya pak Rendra dengan decak kagum melihat ketampanan Aditya

“Eh ada tamu. Iya om, saya Aditya” jawabnya dengan tersenyum dan menunduk

“Aditya ini Om Rendra dan Tante Rita serta anaknya Hanum dan Kelen” ucap Pak Deri memperkenalkan keluarga tersebut

“Oh iya Pah. Halo Om, tante, Hanum, dan Kelen” menyalami mereka

“Mati.. dosen gue ternyata. Aduh gimana ini?” sambil menyembunyikan wajahnya

“Oh iya Dit, ini Hanum kuliah di kampus tempat kamu mengajar lo.” Sambil melirik ke arah Hanum

“Halo, Pak Aditya?” terpaksa Hanum menyapa karena dia tidak mau berbuat konyol di depan keluarganya apabila pura-pura tidak kenal Aditya

“Oh Hanum. Iya ini mahasiswi Adit, Pah.”

“Jadi kalian sudah saling mengenal? Bagus mungkin kita bisa besanan” ucap Pak Deri dengan memberi kode ke Pak Rendra

“Hahaha... boleh juga” sambut pak Rendra pada sahabatnya

Aditya pun ikut bergabung dengan mereka. Percakapan hangat dengan disambut tawa candaan pun menjadikan suasana yang menyenangkan, kecuali Hanum yang terlihat kikuk di depan dosennya. Hingga waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, keluarga Pak Rendra pun berpamitan. Pak Deri memeluk erat dan berjanji juga akan berkunjung ke rumah sahabatnya.

...****************...

“Huh....” Hanum menghela nafas panjang di dalam mobil

“Kenapa Num?” tanya ibunya

“Ngga Bu.”

“Aku ngga mau lagi ikut dalam acara pertemuan ini” batin Hanum

“Oh iya Num, ganteng juga ya Aditya. Kok kamu ga pernah cerita kalau punya dosen seganteng itu?” tanya Bu Rita

“Hanum pernah cerita Bu. Dia dosen yang memarahi Hanum di kelasnya waktu dulu.”

“Kalau Ibu sih bakal betah di kampus kalau punya dosen seperti itu”

“Ih Ibu... Hanum aja menghindari dia, karena sudah memberikan kesan pertama yang menakutkan” jawab Hanum kesal

...****************...

Memasuki semester 7, Hanum lebih sibuk dari biasanya. Bagaimana tidak, dia harus mengambil skripsi jadi waktunya akan dihabiskan banyak di kampus. Ia sibuk membuat proposal yang akan diajukan.

Keesokan harinya, jadwal dosen pembimbing skripsi sudah keluar. Ia melihat di papan pengumuman. Betapa kagetnya, dia mendapatkan dosen pembimbing Pak Aditya. Wajahnya terlihat murung seolah tak suka. Sebaliknya, semua mahasiswi mengingikan Pak Aditya menjadi dosen pembimbingnya.

“Ya Allah. Ujian apalagi ini? “ gerutu pelan Hanum

Hanum menjauh mundur dari papan pengumuman, berjalan menuju kantin.

“Hanum” teriak Lukas dari kejauhan

“Kenapa wajahmu begitu?” lanjut nya

“Lukas gimana nih, gue dapet pak Aditya” ucapnya memelas

“Hahaha.... kenapa bisa sih” sambil tertawa seolah puas

“Mana gue tau. Kalau bisa mah gue ganti dosen pembimbing”

“Mana bisa. Kecuali kamu mengajukan proposal baru lagi semester depan. Tapi dengan konsekuensi kamu bisa saja menambah semester lagi. Karena pasti akan kalang kabut kalau cuman satu semester”

“Gue pasti bisa. Cuma 2 semester bimbingan kok. Pasti bisa. Lagian ga bakal ketemu setiap hari paling seminggu sekali untuk konsul.” meyakinkan diri

“Bagus. Lagian dia paling udah lupa kejadian memalukan itu dengan banyaknya mahasiswa” balas Lukas menyemangati Hanum

“Iya juga ya emang gue siapa. Sementara banyak banget mahasiswi yang nguber dia” menenangkan diri

“Udah sana pesen makanan dulu. Kita butuh tenaga di semester ini.” Imbuh Lukas

“Oke.”

...****************...

Hari ini jadwal konsultasi pertama Hanum. Dia pergi ke kampus dengan semangat dan sudah menemukan beberapa sumber bacaan yang nanti akan dikonsultasikan

Ketika memasuki ruang kubikel Pak Aditya. Hanum langsung menyapa

“Selamat pagi Pak, saya mau konsultasi mengenai skripsi saya.” Sapa Hanum sambil tersenyum

“Pagi. Iya silahkan” jawab Aditya sambil melihat Hanum

Hanum menjelaskan niatnya untuk materi dan fokus skripsi yang diambil. Dia sudah menyiapkan semuanya. Berharap nanti akan mendapatkan pencerahan dari Aditya.

Aditya menelisik melihat Hanum dan terpesona dengan kecantikan Hanum saat menjelaskan semua materinya. Wanita ini memang begitu enak dilihat, ia merasakan bahwa Lukas juga pasti menyukainya. Aditya menganggap bahwa tidak ada pertemanan antara wanita dan pria tanpa melibatkan perasaan sama sekali. Diantara salah satunya pasti ada yang suka atau bahkan kedua-duanya.

“Bagaimana Pak?” ucap Hanum berulang kali

Karena melihat Pak Aditya yang sedari tadi terlihat melamun

“Oh iya. Bagus juga rencanamu coba lanjutkan dan buat beberapa kerangka apa yang akan kan cari dari penelitian skripsi mu ini” jawab Aditya dengan malu tapi tegas karena takut terlihat tidak konsen mendengar penjelasan Hanum.

Episodes
1 First Impression yang buruk
2 Dosen pembimbing Skripsi
3 Praktek Kerja Nyata 1
4 Makan siang bersama
5 Ke Pantai bersama Lukas
6 Dijodohkan?
7 Praktek Kerja Nyata 2
8 Ayah masuk rumah sakit
9 Aku bersedia
10 Makan Malam bersama Aditya
11 Melamar
12 Gosip di Kantor
13 Ijin dari calon suami
14 Salah Paham
15 Berbaikan dengan Lukas, tapi...
16 Hari pernikahan
17 Malam pertama?
18 Diara
19 Pulang ke rumah Aditya
20 Ada apa dengan Lukas
21 Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita
22 Diara lagi
23 Pergi tanpa pamit
24 Pertengkaran
25 Berbaikan
26 Makan siang untuk Aditya
27 Masakan Aditya
28 Kiss
29 Bekerjasama dengan Diara?
30 Akhirnya liburan
31 Pertengkaran 2
32 Aditya diam
33 Pertama kali
34 Staycation
35 Labuan Bajo
36 Hari terakhir liburan
37 Meeting dengan Diara
38 Berkunjung ke rumah ayah dan ibu.
39 Menyalahi Kontrak
40 Jebakan Diara
41 Gelisah
42 Melihat Aditya dengan wanita lain
43 Diamnya Hanum
44 Berbaikan 2
45 Kagum
46 Dipaksa 2 kali
47 Mengabulkan permintaan Diara
48 Farewell party
49 Aditya cemburu
50 Hamil?
51 Ngidam
52 Sambutan atas kehamilan Hanum
53 Sambutan atas kehamilan Hanum 2
54 Kedatangan sepupu Aditya
55 Clara (godaan lagi)
56 Keakraban Clara dengan Aditya
57 Mas boleh aku minta sesuatu
58 Diamnya Hanum 2
59 Perhatian Aditya
60 Perhatian Aditya 2
61 Kritikan Clara
62 Hasrat
63 Clara minta maaf
64 Tas dari Aditya
65 Rumah-Piano
66 Clara membuat ulah
67 Diara butuh bantuan
68 Pindah ke rumah baru
69 Rumah baru (bagaimana kalau kita punya banyak anak?)
70 Rumah baru (masakan Hanum)
71 Hati-hati Num
72 Kekhawatiran Aditya
73 Adakah laki-laki seperti Aditya?
74 Layanan tambahan gratis
75 Menunggu kabar dari Aditya
76 Sidang skripsi
77 Aditya cemburu (2)
78 Pertengkaran 3
79 Pertengkaran 4
80 Berbaikan 3
81 Ibu pulang
82 Aditya sakit
83 Gosip di kampus
84 Aditya sembuh
85 Gunjingan mahasiswa
86 Tindakan Aditya membungkam gosip
Episodes

Updated 86 Episodes

1
First Impression yang buruk
2
Dosen pembimbing Skripsi
3
Praktek Kerja Nyata 1
4
Makan siang bersama
5
Ke Pantai bersama Lukas
6
Dijodohkan?
7
Praktek Kerja Nyata 2
8
Ayah masuk rumah sakit
9
Aku bersedia
10
Makan Malam bersama Aditya
11
Melamar
12
Gosip di Kantor
13
Ijin dari calon suami
14
Salah Paham
15
Berbaikan dengan Lukas, tapi...
16
Hari pernikahan
17
Malam pertama?
18
Diara
19
Pulang ke rumah Aditya
20
Ada apa dengan Lukas
21
Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita
22
Diara lagi
23
Pergi tanpa pamit
24
Pertengkaran
25
Berbaikan
26
Makan siang untuk Aditya
27
Masakan Aditya
28
Kiss
29
Bekerjasama dengan Diara?
30
Akhirnya liburan
31
Pertengkaran 2
32
Aditya diam
33
Pertama kali
34
Staycation
35
Labuan Bajo
36
Hari terakhir liburan
37
Meeting dengan Diara
38
Berkunjung ke rumah ayah dan ibu.
39
Menyalahi Kontrak
40
Jebakan Diara
41
Gelisah
42
Melihat Aditya dengan wanita lain
43
Diamnya Hanum
44
Berbaikan 2
45
Kagum
46
Dipaksa 2 kali
47
Mengabulkan permintaan Diara
48
Farewell party
49
Aditya cemburu
50
Hamil?
51
Ngidam
52
Sambutan atas kehamilan Hanum
53
Sambutan atas kehamilan Hanum 2
54
Kedatangan sepupu Aditya
55
Clara (godaan lagi)
56
Keakraban Clara dengan Aditya
57
Mas boleh aku minta sesuatu
58
Diamnya Hanum 2
59
Perhatian Aditya
60
Perhatian Aditya 2
61
Kritikan Clara
62
Hasrat
63
Clara minta maaf
64
Tas dari Aditya
65
Rumah-Piano
66
Clara membuat ulah
67
Diara butuh bantuan
68
Pindah ke rumah baru
69
Rumah baru (bagaimana kalau kita punya banyak anak?)
70
Rumah baru (masakan Hanum)
71
Hati-hati Num
72
Kekhawatiran Aditya
73
Adakah laki-laki seperti Aditya?
74
Layanan tambahan gratis
75
Menunggu kabar dari Aditya
76
Sidang skripsi
77
Aditya cemburu (2)
78
Pertengkaran 3
79
Pertengkaran 4
80
Berbaikan 3
81
Ibu pulang
82
Aditya sakit
83
Gosip di kampus
84
Aditya sembuh
85
Gunjingan mahasiswa
86
Tindakan Aditya membungkam gosip

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!