Hari-hari Hanum dipenuhi dengan aktifitas ketat mempersiapkan skripsi nya dengan mencari bahan bacaan di Perpustakaan kampus. Lukas juga setia ikut menemani Hanum. Ia juga mencari beberapa referensi, terkadang mereka berdua bertukar pikiran mengenai skripsi mereka.
Di semester ini juga Hanum mengambil Praktek Kerja Nyata (PKN), ia berencara untuk mengajukan ke sebuah Perusahaan besar di Jakarta yaitu PT Cakrawala Putra. Hanum menyusun dan mengirim surat persetujuan PKN di Perusahaan tersebut.
“Num, kamu ngambil PKN nya kapan untuk semester ini?” tanya Lukas
“Oh iya. Gue sempet lupa kalau harus ambil PKN. Tapi gue sudah berencana untuk mengajukan di PT Cakrawala Putra. Mungkin setelah judul skripsi sudah disetujui. Gue akan langsung mengajukan PKN sekalian. Sehingga tetap bisa mengerjakan skripsi di sela sela kegiatan PKN.” Balas Hanum
“Oh. Kamu apa ngga ribet harus mengerjakan keduanya?”
“Ngga kok. Lagian gue cuman nyicil skripsi sedikit-sedikit sih supaya gue ngga kaget nanti di semester 8.”
“Iya deh aku tau kamu kan meskipun pecicilan tapi tetap tanggung jawab dengan tugas”
“Nah itu lu tau” sambil mengedipkan satu mata genit ke Lukas.
Lukas mencermati wajah Hanum yang serius dengan buku buku di depannya. Ia kagum pada sosok Hanum yang meskipun ceroboh tapi bisa dengan tegas mengerjakan apa yang ditugaskan.
Lukas sebenarnya suka sama Hanum. Dan selama ini dia juga tidak pernah manggil Hanum dengan sebutan lu gue. Cuman hanya Hanum tidak merasakan apa yang dirasakan Lukas jadi dia tetap memanggil dengan santai. Lukas juga berpikir kapan ia bisa berganti status dari sahabat menjadi pacar.
“Yuk ke kantin. Gue laper nih, Kas” ajak Hanum
“Yah baru aja berapa jam udah laper aja” balas Lukas
“Gue tadi pagi belum sarapan, karena buru-buru berangkat. Kalau lu ngga mau yaudah gue berangkat sendiri aja”
“Iya yaudah aku anterin” balas Lukas sambil membereskan buku-bukunya.
Sesampainya di kantin dia bertemu dengan Pak Aditya yang sedang minum kopi sambil menatap laptop dan beberapa mahasiswi yang mengkerumuninya sedang menanyakan soal tugas atau materi lainnya. Hanum hanya melirik dan langsung berbicara dengan Lukas.
“Kas lu tau ngga kalau papanya Pak Aditya sebenernya sahabat bokap gue”
“Ha? Baru tau aku. Gimana kamu tau. Pertama ketemu Pak Aditya aja kamu ngga pernah bilang tentang ini” jawab Lukas penasaran
“Iya jadi pas liburan kemarin, gue diajak sama bokap ke rumah sahabatnya yang baru pindah ke sini selama setahun belakangan. Gue baru tau kalau Pak Aditya itu anak dari sahabat papa.”
“Terus gimana reaksi dia ketemu kamu?”
“Seperti biasa dingin. Yaudah gue cuekin meskipun diawal juga basa basi menyapa aja sih. Cuman gue kikuk takut kalau dia mengadukan perilaku gue di depan bokap” sambil cemberut.
Lukas hanya tersenyum mendengar ucapan Hanum.
Namun di seberang tempat duduk mereka, Aditya juga melihat kedekatan antara Hanum dan Lukas. Aditya sebenarnya tau kalau tadi Hanum melewatinya, namun ia sengaja tidak mau melihat ke arah Hanum. Untuk mengetahui reaksi Hanum.
Nyatanya Hanum hanya melewati tanpa menyapa. Ia berharap setidaknya Hanum menyapa seperti mahasiswa maupun mahasiswi disana. Terlebih Hanum merupakan mahasiswi bimbingannya. Ia merasakan tembok tinggi dan besar yang sengaja di bangun oleh keduanya terutama Hanum.
...****************...
Bangunan megah dan besar serta menjulang tinggi berada di hadapan Hanum. Ia menatap kagum terhadap perusahaan PT Cakrawala Putra tersebut. Siapa yang memiliki gedung sebesar ini, pasti mereka adalah orang beruntung. Hanum pun memasuki pintu masuk gedung tersebut.
“Selamat siang Nona, ada yang bisa dibantu?” tanya salah satu resepsionis dengan ramah
“Siang. Saya diminta untuk menemui Bu Della bagian HRD sini. Apakah beliau ada di tempat? Jawab Hanum sopan
“Oh iya sebentar saya telfon dulu divisi HRD. Atas nama nona siapa?”
“Saya Anindita Hanum yang kemarin mendapat email untuk menemui Bu Della.”
“Bisa ditunggu sebentar” sambil menunjuk kursi di depan resepsionis untuk menunggu
“Baik.”
Selang 1 menit berbicara. Salah satu resepsionis menutup telpon dan langsung menghampiri Hanum.
“Silahkan Nona Hanum, saya antarkan ke ruang HRD di lantai 3” sambil menuntun Hanum
“Baik. Terimakasih” jawab Hanum dengan tersenyum
Setelah memasuki lift pun mereka sampai di lantai 3. Mereka memasuki ruang HRD dan langsung menuju ruang pribadi Bu Della
“Tok..tok..tok” ketuk resepsionis yang mengantar Hanum
“Iya, silahkan masuk” ucap wanita dari dalam ruangan tersebut
“Bu Della, ini Nona Anindita Hanum yang tadi mau menemui Ibu” ucap resepsionis dengan sopan
“Iya silahkan duduk Nona Anindita Hanum” mempersilahkan Hanum untuk duduk.
Wanita yang dilihatnya sangat berwibawa dengan usia 40-an. Suara tegas dari beliau seolah mempertegas jabatannya sebagai Kepala Divisi HRD.
“Jadi rencana mau PKN berapa lama?” tanya Bu Della
“Iya Bu. Selama 2 bulan.”jawab Hanum sopan
“Baiklah. Apa dibawa proposal pengajuan PKN nya ?”
“Iya ini. Silahkan Bu”
“Baik, anda bisa mulai PKN pekan depan. Sementara anda akan dimasukkan di Divisi bagian kerjasama.” Ucapnya lembut
“Baik Bu terimakasih untuk bantuannya”
“Iya sama-sama. Oh iya nanti akan diantarkan oleh salah satu rekan saya tempat ada dan bagaimana peraturan disini” jawabnya
Tidak lama kemudian masuklah seorang wanita yang ditugaskan untuk memberitahu peraturan dan tempat dimana Hanum akan ditempatkan. Wanita itu bernama Seila, dia akan memberi tahukan bahwa ada 1 lift dari lantai dasar yang tidak boleh dinaiki oleh siapapun kecuali para petinggi. Hanum juga tidak boleh berangkat melebihi jadwal karyawan lain meskipun ia hanya PKN disana. Setelah semua peraturan sudah diberitahukan. Seila langsung mengantarkan Hanum ke ruangannya. Di sana sudah tersedia ruang kubikel tempat Hanum akan melaksanakan PKN nya.
...****************...
Sesampainya di rumah Hanum langsung menghampiri Ibunya
“Bu. Hanum lapar mau makan?” minta Hanum kepada Ibunya
“Tumben. Akhir-akhir ini kamu sering melewatkan sarapan pagi tapi sekarang malah merengek minta makan.”
“Ih Ibu. Hanum kan sibuk. Ini Hanum baru bisa sedikit lega karena sudah mendapat tempat PKN” sambil duduk di meja makan
“Oh. Terus kamu diterima di dimana nak?” sambil membawakan makanan ke meja makan
“Di PT Cakrawala Putra Bu. Alhamdulillah sesuai dengan harapan Hanum” ucapnya senang
“Hhhmm yaudah makan dulu”
Sebenarnya Ibu tau kalau Perusahaan itu adalah milik keluarga Deri yang tak lain adalah sahabat ayahnya. Namun Bu Rita sengaja diam karena takut Hanum pasti akan menolak untuk mengambil tawaran PKN tersebut. Karena Bu Rita tau kalau Hanum memang sengaja tidak mau selalu berkaitan dengan Aditya. Padahal Bu Rita sangat suka dengan Aditya, ia merupakan anak yang sopan dan baik. Terlebih latar belakang pendidikan yang menakjubkan. Aditya lulus menyabet pendidikan Masternya dari University Of Birmingham yang ada di Inggris. Sejauh ini pasti banyak sekali Ibu-Ibu di luar sana yang menginginkan Aditya sebagai menantunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments