Praktek Kerja Nyata 2

Ibu bersama Ayah di kamar mereka berdua. Ibu berusaha untuk meminta Ayah lebih lembut lagi menghadapi Hanum.

“Yah, ngga seharusnya berbicara kasar dengan Hanum. Ibu bisa merasakan apa yang dirasakan Hanum. Ketika ia fokus untuk membangun masa depannya. Ia dipaksa untuk menikahi laki-laki yang bukan pilihannya.” Pinta Ibu dengan lembut

“Ayah Cuma mau yang terbaik buat Hanum, Bu. Dari pada nanti ia menemukan laki-laki yang hanya menyakitinya. Lebih baik ayah keras padanya” jawab Ayah

“Iya tapi kamu tahu kan Hanum perempuan. Hatinya pasti lembut. Jadi ayah harus mengerti. Bagaimanapun Ibu takut dengan ancaman Hanum tadi. Tidak biasanya ia berbicara kasar seperti itu.”

Ayah juga sedih ketika mendengar ancaman Hanum tadi. Namun dia sebagai kepala keluarga tidak mungkin terlihat lemah di depan keluarganya. Ia harus tetap tegas meskipun hatinya runtuh mendengar perkataan Hanum tadi.

...****************...

Senin pagi mereka berkumpul di ruang makan. Sarapan bersama yang biasa menjadi rutinitas keluarga Pak Rendra yang hangat tiba-tiba menjadi dingin. Candaan setiap pagi seolah menghilang. Mereka semua terdiam, kecuali Kelen yang masih iseng bercanda. Kelen adik Hanum memang terkenal usil. Ia masih kelas 6 Sekolah Dasar. Jadi masih suka menjahili Kakaknya, meskipun ia cukup tau apa yang terjadi.

“Kak Hanum! Kelen minta kado untuk ulang tahun Kelen nanti ya” pintanya untuk memecah keheningan

“Hemm” jawab Hanum singkat tanpa berkata lagi

“Kamu jangan minta kakak Hanum yang aneh-aneh Kelen.” Pinta Ibu

“Kenapa Bu. Kak Hanum kan biasanya juga menuruti apa kata Kelen. Kak Hanum kan sayang Kelen” jawabnya

“Aku minta robot yang kemarin kulihat di etalase toko mainan kemarin ya Kak?” mintanya

“Itu kan mahal Kelen harganya 2 juta. Mana ada uang Kakak segitu” jawab Hanum

“Ya usaha Kakak lah bagaimana. Kenapa tanya Kelen” jawab Kelen acuh

“Iya kan kamu pasti mengganggu kakak mu seperti ini. Sudah cepat makan terus berangkat sekolah ntar kamu telat lo” jawab Ibu menyudahi

“Kak beneran ya. Aku tunggu. Jangan lupa. Assalamualaikum” sambil menenteng tas dan pergi keluar rumah untuk berangkat sekolah.

Sebenarnya setelah tenang Hanum merasa bersalah dengan Ayahnya. Terlebih pagi ini biasanya Ayah yang selalu hangat tiba-tiba dingi dan tak berbicara apapun. Hanum sebenarnya juga kasian melihat Ayah yang sudah berumur paruh baya. Ia ingin menjadi anak berbakti. Ia ingin lulus dan cepat kerja supaya bisa menyenangkan kedua orang tuanya. Namun tak disangka jalan ini lah yang kelihatannya bisa membuat Ayah bahagia.

...****************...

“Hanum, kamu hari ini ikut kami ke lapangan ya. Salah satu sekertaris Pak Aditya tidak masuk. Mungkin akan butuh bantuan kamu nanti. Ditambah lagi semua divisi juga sedang sibuk karena mempersiapkan launching produk baru.” Minta Bu Ratna selaku ketua Divisi tempatnya bekerja

“Ah. Sa..sa..ya Bu. Iya Bu baik. “ menjawabnya sambil terbata-bata.

Ia tidak habis pikir apa yang akan dilakukan disana. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang harus dikerjakan. Terlebih dia juga orang baru di Perusahaan ini. Dan lagi ia harus bertemu dengan Aditya.

“Sebenarnya apa rencana Tuhan kenapa aku selalu dipertemukan dengan Aditya di setiap kesempatan yang ada” batin Hanum mengeluh

...****************...

“Selamat pagi saya disuruh datang ke ruangan Pak Aditya untuk membantu oleh Bu Ratna” sapa Hanum ke salah satu sekertaris Aditya

“Siang. Oh iya. Kita minta bantuan kamu ya. Kamu bisa kan melakukan observasi produk kita yang di pasarkan di supermarket, minimarket, serta pasar tradisional? Kamu akan ditemani oleh beberapa orang. Jangan lupa nanti juga buat laporan tentang hasil di lapangan” minta sekertaris cantik tersebut.

“Tapi saya belum pernah melakukan pekerjaan ini” jawab Hanum

“Nanti akan dibantu oleh beberapa pegawai lainnya” sambil tersenyum

“Baik”

Hanum pun berangkat dengan beberapa pegawai yang lainnya. Ia juga wira-wiri untuk melakukan observasi produk Perusahaan. Hasilnya ia kerjakan sampai larut malam selama berhari-hari.

...****************...

“Apakah sudah siap semua?” tanya pimpinan obesrvasi tersebut

“Sudah pak!” jawab serentak semua pegawai yang ada di ruangan tersebut

“Baik. Hari ini sedang ada rapat. Kita diminta untuk memberikan presentasi mengenai produk Perusahaan di lapangan. Saya harap kerjasama kalian semua” jawab pimpinan observasi tersebut

“Baik Pak. Siap” jawab semua

Hanum terlihat lesu karena memang beberapa hari ini dia membantu divisi yang dibentuk untuk melakukan observasi tersebut. Ia berpikir bahwa ia tidak akan ikut rapat karena hanya pegawai PKN.

“Hanum kamu mau kemana?” tanya pimpinan observasi karena Hanum keluar dari ruangan tersebut

“Saya mau kembali ke divisi saya lagi Pak, karena sudah selesai semua” jawab Hanum

“Kamu akan ikut rapat dengan para petinggi Perusahaan”

“Hah.. apa pak. Nanti apa yang dilakukan disana? Jawab Hanum grogi

“Kamu bisa membuat beberapa notulensi tentang rapat dan apa yang kurang dari observasi kita kemarin”

“Ah baik Pak.”

“Ia berpikir memang harus bertemu Aditya. Aku harus mempersiapkan semuanya dan tenang. Jangan membuat kesalahan” batin Hanum

...****************...

Memasuki ruangan yang sudah penuh dengan para petinggi Perusahaan. Hanum langsung duduk di belakang kursi dari pimpinan tim observasi kemarin. Ia menyiapkan segalanya bersama tim.

Di seberang kursi seseorang mengamati gerak-gerik Hanum. Iya,mata Aditya tertuju pada Hanum. Ia memperhatikan seolah kagum Hanum bisa berdaptasi dengan cepat bersama timnya. Ia juga mendapat laporan bahwa Hanum bekerja dengan baik. Justru Pak Deri lah yang meminta untuk Hanum dilibatkan dalam observasi ini. Ia ingin melihat kesungguhan Hanum, dan berencana merekrut Hanum setelah lulus nanti.

Aditya melihat mencermati semua berkas dan presentasi yang disuguhkan. Ia melihat progress bagus pemasaran produk perusahaan. Sesekali ia melirik Hanum. Ketika rapat sudah selesai Aditya keluar bersama petinggi lainnya duluan. Hanum masih berkutat dengan menata semua berkas.

...****************...

Sesampainya di ruangannya. Aditya langsung memberi instruksi kepada Sekertaris nya untuk meminta Hanum menemuinya. Ketika mendapatkan telepon dari Sekertaris tersebut, Hanum langsung bergegas pergi menemui Aditya. Ia berpikir apalagi yang harus dibicarakan. Apakah pekerjaan nya ada yang salah.

“Tok tok tok” suara ketukan pintu

“Iya silahkan masuk” suara dari dalam pintu

“Pak, apakah Bapak memanggil saya?”

“Iya silahkan duduk.” Sambil berdiri dan menuju ke sofa yang memang biasanya untuk menemui tamu

“Baik Pak” sambil merapikan rok untuk duduk

“Bagaimana rasanya ikut observasi kemarin?” tanya Pak Aditya

“Seru Pak. Saya juga bisa sambil belajar. Nantinya ilmu ini akan membantu saya ketika bekerja” jawabnya yakin

Tatapan mata Aditya melihat sisi baru dari Hanum yang ternyata pekerja keras. Ia rela panas-panasan dari wira wiri. Ia menemukan banyak sisi Hanum yang menarik.

Episodes
1 First Impression yang buruk
2 Dosen pembimbing Skripsi
3 Praktek Kerja Nyata 1
4 Makan siang bersama
5 Ke Pantai bersama Lukas
6 Dijodohkan?
7 Praktek Kerja Nyata 2
8 Ayah masuk rumah sakit
9 Aku bersedia
10 Makan Malam bersama Aditya
11 Melamar
12 Gosip di Kantor
13 Ijin dari calon suami
14 Salah Paham
15 Berbaikan dengan Lukas, tapi...
16 Hari pernikahan
17 Malam pertama?
18 Diara
19 Pulang ke rumah Aditya
20 Ada apa dengan Lukas
21 Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita
22 Diara lagi
23 Pergi tanpa pamit
24 Pertengkaran
25 Berbaikan
26 Makan siang untuk Aditya
27 Masakan Aditya
28 Kiss
29 Bekerjasama dengan Diara?
30 Akhirnya liburan
31 Pertengkaran 2
32 Aditya diam
33 Pertama kali
34 Staycation
35 Labuan Bajo
36 Hari terakhir liburan
37 Meeting dengan Diara
38 Berkunjung ke rumah ayah dan ibu.
39 Menyalahi Kontrak
40 Jebakan Diara
41 Gelisah
42 Melihat Aditya dengan wanita lain
43 Diamnya Hanum
44 Berbaikan 2
45 Kagum
46 Dipaksa 2 kali
47 Mengabulkan permintaan Diara
48 Farewell party
49 Aditya cemburu
50 Hamil?
51 Ngidam
52 Sambutan atas kehamilan Hanum
53 Sambutan atas kehamilan Hanum 2
54 Kedatangan sepupu Aditya
55 Clara (godaan lagi)
56 Keakraban Clara dengan Aditya
57 Mas boleh aku minta sesuatu
58 Diamnya Hanum 2
59 Perhatian Aditya
60 Perhatian Aditya 2
61 Kritikan Clara
62 Hasrat
63 Clara minta maaf
64 Tas dari Aditya
65 Rumah-Piano
66 Clara membuat ulah
67 Diara butuh bantuan
68 Pindah ke rumah baru
69 Rumah baru (bagaimana kalau kita punya banyak anak?)
70 Rumah baru (masakan Hanum)
71 Hati-hati Num
72 Kekhawatiran Aditya
73 Adakah laki-laki seperti Aditya?
74 Layanan tambahan gratis
75 Menunggu kabar dari Aditya
76 Sidang skripsi
77 Aditya cemburu (2)
78 Pertengkaran 3
79 Pertengkaran 4
80 Berbaikan 3
81 Ibu pulang
82 Aditya sakit
83 Gosip di kampus
84 Aditya sembuh
85 Gunjingan mahasiswa
86 Tindakan Aditya membungkam gosip
Episodes

Updated 86 Episodes

1
First Impression yang buruk
2
Dosen pembimbing Skripsi
3
Praktek Kerja Nyata 1
4
Makan siang bersama
5
Ke Pantai bersama Lukas
6
Dijodohkan?
7
Praktek Kerja Nyata 2
8
Ayah masuk rumah sakit
9
Aku bersedia
10
Makan Malam bersama Aditya
11
Melamar
12
Gosip di Kantor
13
Ijin dari calon suami
14
Salah Paham
15
Berbaikan dengan Lukas, tapi...
16
Hari pernikahan
17
Malam pertama?
18
Diara
19
Pulang ke rumah Aditya
20
Ada apa dengan Lukas
21
Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita
22
Diara lagi
23
Pergi tanpa pamit
24
Pertengkaran
25
Berbaikan
26
Makan siang untuk Aditya
27
Masakan Aditya
28
Kiss
29
Bekerjasama dengan Diara?
30
Akhirnya liburan
31
Pertengkaran 2
32
Aditya diam
33
Pertama kali
34
Staycation
35
Labuan Bajo
36
Hari terakhir liburan
37
Meeting dengan Diara
38
Berkunjung ke rumah ayah dan ibu.
39
Menyalahi Kontrak
40
Jebakan Diara
41
Gelisah
42
Melihat Aditya dengan wanita lain
43
Diamnya Hanum
44
Berbaikan 2
45
Kagum
46
Dipaksa 2 kali
47
Mengabulkan permintaan Diara
48
Farewell party
49
Aditya cemburu
50
Hamil?
51
Ngidam
52
Sambutan atas kehamilan Hanum
53
Sambutan atas kehamilan Hanum 2
54
Kedatangan sepupu Aditya
55
Clara (godaan lagi)
56
Keakraban Clara dengan Aditya
57
Mas boleh aku minta sesuatu
58
Diamnya Hanum 2
59
Perhatian Aditya
60
Perhatian Aditya 2
61
Kritikan Clara
62
Hasrat
63
Clara minta maaf
64
Tas dari Aditya
65
Rumah-Piano
66
Clara membuat ulah
67
Diara butuh bantuan
68
Pindah ke rumah baru
69
Rumah baru (bagaimana kalau kita punya banyak anak?)
70
Rumah baru (masakan Hanum)
71
Hati-hati Num
72
Kekhawatiran Aditya
73
Adakah laki-laki seperti Aditya?
74
Layanan tambahan gratis
75
Menunggu kabar dari Aditya
76
Sidang skripsi
77
Aditya cemburu (2)
78
Pertengkaran 3
79
Pertengkaran 4
80
Berbaikan 3
81
Ibu pulang
82
Aditya sakit
83
Gosip di kampus
84
Aditya sembuh
85
Gunjingan mahasiswa
86
Tindakan Aditya membungkam gosip

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!