Tidak Mempan

“Oh iya. Kamu bilang belum punya calon. Mau kakek jodohkan?”

Suasana hening sejenak. Kenan mengangkat kepalanya, melihat pada Irzal. Dia penasaran akan jawaban pria itu. Abi membuka mulutnya, menerima suapan dari Irzal. Pria itu tidak langsung menjawab, dia melayangkan senyum lebih dulu pada pria yang memang sudah dianggapnya seperti kakek sendiri.

“Sepertinya kakek harus lebih dulu mencarikan jodoh untuk cucu kakek yang satu itu. Aku ngga yakin kalau dia akan dapat jodoh dalam waktu dekat. Kakek tahu sendiri, dia kalau bicara tidak pernah disaring. Selalu saja membuat orang naik darah. Bisa-bisa nanti jadi perawan tua.”

Baik Abi maupun Kenan terkejut mendengar jawaban Irzal. Ternyata pria itu cukup pintar mengarahkan bola panas pada Arsy. Mendengar Irzal berbicara buruk tentangnya, karuan membuat Arsy emosi.

“Eh apa maksud lo? Sembarangan aja kalo ngomong!”

“Sembarangan? Itu fakta..”

“Fakta?”

“Iya, fakta. Kamu tidak suka dikritik, suka menuduh sembarangan dan tidak tahu bagaimana harus bersopan santun pada orang lain.”

“Lalu bagaimana denganmu? Apa kamu pikir punya sopan santun? Menghina orang seenak jidatnya!” mata Arsy melotot seperti hendak keluar.

“Dari sudut pandangmu itu seperti hinaan, tapi sebenarnya itu adalah fakta. Kamu tidak becus bekerja dan dua kali menuduhku tanpa alasan.”

“Oohh.. kamu masih membahas kejadian di IGD dan juga masalah tuduhan copet? Cih.. bilang memaafkan nyatanya masih mengungkit.”

“Bukan mengungkit tapi hanya menyebutkan fakta.”

“Terus apa hakmu bilang kalau aku bakal jadi perawan tua? Ngaca coba, sendirinya juga nyebelin. Sok kegantengan.”

“Aku ngga pernah memuji diriku ganteng. Atau jangan-jangan kamu yang mengakui kegantenganku.”

“Mana ada!!”

“Haaiisshh!! Kalian bisa diam tidak? Apa kalian pikir kami bisa makan dengan tenang mendengar kalian bertengkar seperti ini?!”

Kenan berdiri dari duduknya, memandang keduanya dengan tatapan tajam, membuat perdebatan keduanya akhirnya terhenti. Irzal membalikkan tubuhnya menghadap Abi lagi. Kembali bersiap menyuapi pria itu.

“Kalau daddy lihat kalian bertengkar lagi, daddy akan panggil penghulu ke sini untuk menikahkan kalian!”

“Maaf kakek. Ayo dimakan lagi.”

Irzal kembali menyuapkan makanan ke dalam mulut Abi. Arsy juga menikmati hidangannya tanpa berbicara lagi. Kenan melihat dua anak muda yang kerap bertengkar ini bergantian sambil melanjutkan makannya. Sementara Abi tak lagi membahas perjodohan dengan Irzal.

Ternyata kamu cerdas dan cepat tanggap juga, Zal. Hmm.. sepertinya aku harus lebih berhati-hati kalau mau menjodohkan mereka. Cara ini ngga akan mempan untuk mereka. Tunggu saja, kakek akan membuat kalian duduk di hadapan penghulu.

Sementara itu, Cakra dan Juna sudah mulai kesal dengan Kevin yang sedari tadi mengajaknya berputar-putar di rumah sakit. Pria itu mengajak kedua sahabatnya berhenti di setiap lantai lalu memeriksa kamar-kamar perawatan.

“Vin.. kamu cari apa sih?” Juna mendudukkan dirinya di kursi tunggu. Kakinya sudah pegal. Hampir lima lantai mereka susuri dan tanpa hasil pula.

“Tau nih orang. Bikin kesal aja,” rutuk Cakra.

“Aku lagi cari dokter Raffa.”

“Cari ke ruangannya. Ngapain keliling gini? Kaya orang kurang kerjaan aja,” seru Cakra.

“Oh iya. Harusnya kita ke lantai tiga,” Kevin menepuk keningnya.

Pria itu kemudian berjalan menuju lift. Mau tak mau Juna dan Cakra mengikutinya. Mereka tidak mau terjadi sesuatu dengan sahabatnya itu. Jari Kevin menekan tombol 3 pada lift dan kotak besi itu mulai bergerak turun. Sesampainya di lantai tiga, Kevin bergegas menuju ruangan dokter Raffa. Dia mengetuk pintu beberapa kali namun tidak ada jawaban.

“Kayanya ngga ada di ruangan.”

“Lagi ada operasi kali.”

“Bisa jadi.”

“Jangan bilang mau ke atas lagi. Ngga mau! Udah kita pulang aja. Besok lagi nyarinya atau suruh Nan yang cari,” ujar Juna.

“Ya sudah, kita pulang saja.”

Ketiga pria yang terlihat tampan di masanya itu membalikkan badannya. Mereka hendak kembali ke lift. Wajah Kevin terlihat cukup kecewa karena tak bisa bertemu dengan Raffa. Ketiganya menunggu lift yang tengah bergerak turun. Tak lama pintu lift terbuka. Orang yang dicari Kevin keluar dari dalamnya.

“Dokter Raffa!” seru Kevin dengan wajah sumringah.

“Pak Kevin,” Raffa menghampiri Kevin.

“Akhirnya bisa bertemu dengan dokter juga.”

“Bapak mencari saya?”

“Iya. Begini.. kalau dokter ada waktu, apa bisa memeriksa saya?”

“Sekarang?”

“Besok saja bagaimana? Tapi kalau dokter yang ke rumah saya, tidak keberatan?”

Cakra dan Juna saling berpandangan, mata mereka seolah menyiratkan, satu lagi raja modus muncul. Untuk sesaat Raffa terdiam, dia tak menyangka Kevin mengajukan permintaan seperti itu. Tapi kemudian kepalanya mengangguk.

“Wah, terima kasih ya, dok. Pagi juga tidak apa, sekalian sarapan di rumah saya. Oh ya, boleh saya minta nomor dokter?”

“Sebentar, pak.”

Raffa mengambil dompet dari saku celananya lalu mengeluarkan selembar kartu nama. Diberikannya kartu nama tersebut pada Kevin. Senyum Kevin terbit melihat kartu tipis tersebut, akhirnya dia bisa mendapatkan nomor pria itu untuk sang cucu.

“Nanti saya kirimkan alamatnya.”

“Boleh, pak.”

“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih. Saya permisi dulu, mari..”

“Silahkan, pak.”

Raffa menekan tombol di dekat lift. Tak lama pintu lift terbuka. Pria itu menganggukkan kepalanya pada ketiga tetua tersebut. Dia masih bertahan di sana sampai pintu lift menutup. Setelah kotak tersebut bergerak turun, barulah Raffa meninggalkan tempatnya.

🍁🍁🍁

“Dasar cowok muka rata. Seenak jidatnya dia bilang gue ngga laku. Kaya sendirinya aja laku. Emang nyebelin tuh orang, aaarrrghhh..”

“Siapa yang nyebelin?”

“Astaghfirullah..”

Arsy memegangi dadanya karena Aqeel tiba-tiba saja menimbrung pembicaraannya. Jantungnya berdegup tak karuan, bukan karena terkejut dengan kehadiran pria itu, tapi juga melihat wajah ganteng dokter bedah anak itu.

“Siapa yang nyebelin?” tanya Aqeel lagi.

“Itu.. sepupunya dokter.”

“Sepupuku? Siapa? Bibie?”

“Bibie?”

“Oh Irzal. Kami biasa manggil Irzal atau Bibie.”

“Kenapa dipanggil Bibie?” tanya Arsy penasaran.

“Namanya Irzal Habibie. Berhubung Irzal itu nama kakek kami, jadi kadang kita manggil dia Bibie,” Aqeel tersenyum setelahnya.

Arsy mengangguk-anggukkan kepalanya saja mendengar penjelasan Aqeel. Kemarahannya pada Irzal menguap begitu saja saat bersama dengan pria ini. Dia mendudukkan diri di salah satu kursi tunggu. Tak lama Aqeel menyusul duduk di dekatnya. Arsy melihat pada Aqeel yang sudah tidak mengenakan jas snelinya lagi.

“Dokter mau pulang?”

“Iya. Kamu mau pulang bareng?”

“Ngga, dok. Aku pulang bareng daddy.”

“Oh iya, kata Daffa, kakekmu masuk rumah sakit. Bagaimana keadaannya?”

“Sudah baikan, dok.”

“Syukurlah.”

Mata Aqeel melirik jam di pergelangan tangannya. Sepertinya pria itu tengah menunggu seseorang. Sejenak Arsy terdiam, dia masih penasaran dengan wanita yang tadi membawakan makan siang untuknya.

“Dokter nunggu siapa?”

“Iza.”

“Iza? Oh yang tadi bawain makan siang ya.”

“Iya. Dia lagi ke toilet, tapi kok lama ya.”

“Dia siapanya dokter?”

“Dia.. calon istriku.”

Jawaban Aqeel benar-benar bagaikan petir di siang bolong. Dari bahasa tubuhnya tadi Arsy sudah bisa menebak namun entah kenapa lidahnya ini malah kepo bertanya lebih lanjut. Alhasil jawaban menyesakkan yang didengarnya sekarang.

“Bang..” sebuah suara lembut menginterupsi pembicaraan mereka. Iza muncul di dekat keduanya.

“Sudah selesai?” Aqeel menegakkan dirinya.

“Sudah, bang. Maaf lama. Tadi aku bantu anak kecil yang nyari ibunya.”

“Sudah ketemu?”

“Sudah.”

“Mau pulang sekarang?”

Hanya anggukan kepala saja yang diberikan Iza. Dia melemparkan senyum pada Arsy yang sedari tadi hanya diam dan menyimak pembicaraan mereka.

“Sy.. aku pulang dulu.”

“Iya, dok.”

“Bye Arsy. Assalamu’alaikum,” ujar Iza.

“Waalaikumsalam.”

Walau enggan, mata Arsy terus menatap keduanya yang berjalan menuju lobi rumah sakit. Gadis itu menghembuskan nafas panjang seraya memegangi dadanya yang terasa berdenyut. Dia tersentak ketika sebuah tepukan mendarat di pundaknya. Seorang pria berusia tiga puluhan akhir sudah berdiri di dekatnya.

“Dok.. tolong periksa ibu saya,” pria itu menunjuk blankar di mana seorang wanita tua tengah duduk di atasnya.

Arsy bergegas mendekat kemudian memerika wanita tersebut. Dia meminta ibu itu berbaring. Gadis itu menaruh stetoskop di dada sang pasien, mendengarkan detak jantungnya dengan seksama. Arsy juga meminta wanita itu menarik nafas beberapa kali. Selesai memeriksa, dia melihat pada wali pasien.

“Apa ibu punya riwayat asma?”

“Iya, dok.”

“Sepertinya ibu harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sebentar saya akan panggilkan dokter yang akan memeriksanya.”

Arsy segera berjalan menuju meja perawat, meminta sang perawat memanggilkan dokter IGD yang bertugas. Dia tak mau langsung mendiagnosis, karena posisinya masih coas. Kalau salah melakukan tindakan, maka pengawasnya yang akan terkena teguran. Arsy kemudian berjalan menuju pintu masuk IGD, sejenak dia berdiri di sana.

Matanya tanpa sengaja melihat Aqeel yang tengah membukakan pintu untuk Iza. Tangan pria itu nampak menghalangi atap pintu demi mencegah kepala wanita tercintanya terbentur. Hati Arsy serasa diremas melihat pemandangan tersebut. Tak kuat melihat lebih lama, gadis itu kembali masuk ke dalam.

“Dok.. bisa tolong awasi ibu saya sebentar? Saya mau ke ATM dulu,” ujar pria yang datang mengantar ibunya.

“Silahkan.”

Pria itu bergegas keluar. Arsy melihat sekilas ke arah blankar, nampak sang ibu masih duduk tenang di atas blankar. Gadis itu membalikkan tubuhnya menghadap meja perawat, membelakangi wanita tersebut. Mengetahui Arsy yang tengah asik berbincang dengan perawat, diam-diam ibu tersebut turun dari blankar. Pelan namun pasti, dia meninggalkan IGD melalui pintu yang terhubung ke bagian dalam rumah sakit. Tak berapa lama anaknya kembali. Melihat sang ibu tidak ada di tempatnya, pria itu kembali menghampiri Arsy.

“Dok.. ibu saya mana?”

“Ibu?”

Arsy melihat ke arah blankar. Dia terkejut ternyata wanita tua itu tidak ada di sana. Para suster yang bersama Arsy juga terkejut. Mereka sama sekali tak melihat wanita itu meninggalkan IGD. Dengan cepat Arsy bergerak mencari pasien yang kabur. Saat bersamaan dokter Fabian datang. Dia adalah dokter spesialis IGD yang bertugas hari ini.

“Mana pasien yang harus saya periksa?” tanya Fabian.

“Euung.. pasiennya mungkin sedang ke toilet. Sebentar saya periksa dulu, dok.”

Arsy berlari menuju toilet kemudian memeriksa ke dalam, namun wanita itu tidak ada di sana. Gadis itu segera mencari ke area lain. Sang anak yang juga panik mengetahui ibunya menghilang, juga ikut mencari.

“Ibu mau kemana?”

Daffa yang baru saja keluar dari kantin melihat seorang wanita tua tengah berjalan menuju pintu keluar. Tadi dia sempat melihat wanita ini tengah diperiksa oleh Arsy. Melihat Daffa, wanita itu hendak berlari keluar, namun Daffa segera menghalanginya.

“Ibu belum selesai diperiksa, kan? Biar saya antar ke IGD lagi, ya.”

“Ngga.. saya ngga mau diperiksa.”

“Ayolah, bu. Anak ibu pasti sedih kalau ibu ngga mau diperiksa. Ayo saya antar.”

“Ngga mau.”

Ibu itu bersikukuh menolak ajakan Daffa. Tak mau menyerah, Daffa mengajak wanita tersebut ke kantin. Dia mendudukkannya di sebuah kursi, lalu menarik kursi lain ke dekatnya. Daffa mulai membujuk wanita itu agar mau diperiksa.

Sementara itu, kegaduhan terjadi di IGD. Tak juga menemukan ibunya, sang anak mulai mengamuk. Dia berteriak-teriak memaki semua yang ada di IGD. Arsy yang sudah berkeliling memutuskan kembali ke IGD. Melihat kedatangan Arsy, pria itu segera menghampiri coas tersebut. Dia mendorong tubuh Arsy hingga membentur tembok di belakangnya.

“Mana ibu saya?!”

“Harap sabar, pak. Saya masih mencarinya.”

“Menjaga wanita tua saja kamu tidak becus. Mana ibu saya, MANA?!!”

Semua mata yang ada di IGD langsung tertuju pada pria itu juga Arsy. Kenan dan Abi yang bermaksud menuju IGD, juga melihat kegaduhan yang terjadi. Tangan Kenan mengepal erat saat melihat seorang pria berlaku kasar pada keponakannya. Tangan pria itu kini sudah berada di leher Arsy. Matanya menatap nyalang pada gadis itu.

“MANA IBU SAYA??!!”

🍁🍁🍁

Waduh.. Bapak belum tau ya, coas yang dimaki² itu anak dan cucu siapa🙈

Terpopuler

Comments

Mur Wati

Mur Wati

wuih opa Kevin pinter modus ya 💪buat jodoh cucunya

2024-05-01

1

reza indrayana

reza indrayana

🤦🏻🤦🏼🤦🏻🤦🏼

2024-01-01

1

flowers city

flowers city

🤣😂😂😂😂😂😂😂

2023-08-04

2

lihat semua
Episodes
1 Operasi
2 Cantelan Wajan
3 Jinak-Jinak Merpati
4 Preman Kesiangan
5 KiJo
6 Bukan Gratifikasi
7 Tak Pernah Akur
8 Upaya Zar
9 Copet
10 dr. Aqeel
11 Jebakan Abi
12 Cowok Sombong
13 Akur
14 Iza
15 Taktik Dimulai
16 Kutu Kupret
17 Abi vs Arsy
18 Tidak Mempan
19 Curcol
20 Menwa
21 Jangan Menyerah
22 About Renata
23 Menunggu
24 Wake Up
25 Born of Indigo
26 Uji Nyali
27 Layanan Darurat
28 Restu
29 Tersangka
30 Maaf
31 Caring
32 Tolong Aku
33 Ternoda
34 Terpuruk
35 Jebakan
36 Drama Rooftop
37 Kakek Licik
38 Es Kering & Cewek Jutek
39 Malam Pertama
40 Malika
41 Calon Istri
42 Evidence
43 Singa Edan
44 Calon Penagntin
45 Rindu Itu Berat
46 Mohon Ijin
47 Azzam
48 Pasangan Seumur Hidup
49 Konspirasi
50 I Love You
51 Main Bola
52 Susi Bukan Suzy
53 Finding Stella
54 Sang Penyelamat
55 Cari-cari Jodoh
56 Rembukan
57 Misi Dimulai
58 Jembatan Sinyal
59 KDRT
60 Pelajaran Bibie
61 Hukuman Renata
62 Calon Istri
63 Alur Cinta
64 Sakit
65 Infinity Corp
66 Benih Eceng Melanda
67 Rencana Jahat
68 Wasiat Kakek
69 Move On
70 Bebende
71 Double Joepardy
72 Senjata Makan Tuan
73 Batu, Gunting, Kertas
74 Dua Lamaran
75 Suksesi
76 Heaven
77 Sepakat
78 Restu
79 Master Chef in Action
80 Perbincangan Calon Pengantin
81 Cicit
82 Konspirasi Jilid II
83 Pacaran Setelah Nikah
84 Completely Move On
85 3x Percobaan
86 Upacara Pedang Pora
87 Malam Pertama
88 Kualat
89 Bertemu Adik Kecil
90 Drama Pengantin Baru
91 Duda & Gadis
92 Suntikan Sang Dokter
93 Bimbang
94 Kangen
95 Secret Admirer
96 Rakan Sakit
97 The Brave Renata
98 Menjadi Istri Idaman
99 Kehilangan
100 Kalian Harus Kuat
101 Mangsa Baru
102 Accident
103 Membangunkan Macan Tidur
104 Taktik Daffa
105 Positif
106 Syukuran
107 Pasangan Romantis
108 Menjerat Jodoh
109 Hadiah Untuk Bibie
110 Lamaran
111 Cucu-cucu Ajaib
112 Suporter Heboh
113 Welcome Back
114 Drama IGD
115 Dokter Baru
116 Tebar Pesona
117 Semprotan Tamar
118 Syukuran
119 Cobaan Calon Bapak
120 Kisruh
121 Kesepakatan
122 Burung dan Apem
123 Kebakaran Jenggot
124 Menyerah
125 Kencan
126 Ancaman Richie
127 Beradu Taktik
128 Pertarungan
129 Pasien Luar Biasa
130 Bulan-bulanan
131 Buka Puasa
132 The Proposal
133 Nasib Para Jomblo
134 Daffa vs Ansel
135 Pendamping Wisuda
136 Rahasia Daffa
137 Penghulu Gagap
138 Derita Pengantin Baru
139 Poor Zar
140 Patah Hati, Bukan Patah Lidah
141 Drama Perjodohan
142 Kericuhan
143 Pertarungan Yang Sesungguhnya
144 Tongkat Perseneling
145 Zar Sakit
146 Modus Berbuah Manis
147 Persiapan
148 Piala Sudirman
149 Parno
150 Janji
151 Hatchi!
152 Buang Mantan Pada Tempatnya
153 Gutak Gitek
154 Drama Pengantin Baru
155 Ular Kobra Pergi Ke Sawah
156 Hadiah Fenomenal
157 Nafkah Batin
158 Derita Arya
159 Baby Girl
160 Kapten Basket
161 Honeymoon
162 Bulan Madu Pengantin Urutan Buncit
163 Cicit Kedua
164 Positif
165 Pasangan Mesra
166 Lomba Launching Cebong
167 Syukuran
168 Tambah Cicit
169 Silsilah
170 Cosplay Pacar
171 Dibayar, Hutang!
172 Pengantin Pengganti
173 Kehebohan Acara Syukuran
174 Telur Gulung Sosis
175 Pesta Ulang Tahun
176 Baby Twins
177 Kumpul Keluarga
178 Opeasi Caesar
179 Aksi Pandawa Lima
180 Baby Twins Lagi
181 Pelatihan Suporter
182 Keluarga Bahagia #1
183 Keluarga Bahagia #2
184 Farewell
185 Spoiler Azzam
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Operasi
2
Cantelan Wajan
3
Jinak-Jinak Merpati
4
Preman Kesiangan
5
KiJo
6
Bukan Gratifikasi
7
Tak Pernah Akur
8
Upaya Zar
9
Copet
10
dr. Aqeel
11
Jebakan Abi
12
Cowok Sombong
13
Akur
14
Iza
15
Taktik Dimulai
16
Kutu Kupret
17
Abi vs Arsy
18
Tidak Mempan
19
Curcol
20
Menwa
21
Jangan Menyerah
22
About Renata
23
Menunggu
24
Wake Up
25
Born of Indigo
26
Uji Nyali
27
Layanan Darurat
28
Restu
29
Tersangka
30
Maaf
31
Caring
32
Tolong Aku
33
Ternoda
34
Terpuruk
35
Jebakan
36
Drama Rooftop
37
Kakek Licik
38
Es Kering & Cewek Jutek
39
Malam Pertama
40
Malika
41
Calon Istri
42
Evidence
43
Singa Edan
44
Calon Penagntin
45
Rindu Itu Berat
46
Mohon Ijin
47
Azzam
48
Pasangan Seumur Hidup
49
Konspirasi
50
I Love You
51
Main Bola
52
Susi Bukan Suzy
53
Finding Stella
54
Sang Penyelamat
55
Cari-cari Jodoh
56
Rembukan
57
Misi Dimulai
58
Jembatan Sinyal
59
KDRT
60
Pelajaran Bibie
61
Hukuman Renata
62
Calon Istri
63
Alur Cinta
64
Sakit
65
Infinity Corp
66
Benih Eceng Melanda
67
Rencana Jahat
68
Wasiat Kakek
69
Move On
70
Bebende
71
Double Joepardy
72
Senjata Makan Tuan
73
Batu, Gunting, Kertas
74
Dua Lamaran
75
Suksesi
76
Heaven
77
Sepakat
78
Restu
79
Master Chef in Action
80
Perbincangan Calon Pengantin
81
Cicit
82
Konspirasi Jilid II
83
Pacaran Setelah Nikah
84
Completely Move On
85
3x Percobaan
86
Upacara Pedang Pora
87
Malam Pertama
88
Kualat
89
Bertemu Adik Kecil
90
Drama Pengantin Baru
91
Duda & Gadis
92
Suntikan Sang Dokter
93
Bimbang
94
Kangen
95
Secret Admirer
96
Rakan Sakit
97
The Brave Renata
98
Menjadi Istri Idaman
99
Kehilangan
100
Kalian Harus Kuat
101
Mangsa Baru
102
Accident
103
Membangunkan Macan Tidur
104
Taktik Daffa
105
Positif
106
Syukuran
107
Pasangan Romantis
108
Menjerat Jodoh
109
Hadiah Untuk Bibie
110
Lamaran
111
Cucu-cucu Ajaib
112
Suporter Heboh
113
Welcome Back
114
Drama IGD
115
Dokter Baru
116
Tebar Pesona
117
Semprotan Tamar
118
Syukuran
119
Cobaan Calon Bapak
120
Kisruh
121
Kesepakatan
122
Burung dan Apem
123
Kebakaran Jenggot
124
Menyerah
125
Kencan
126
Ancaman Richie
127
Beradu Taktik
128
Pertarungan
129
Pasien Luar Biasa
130
Bulan-bulanan
131
Buka Puasa
132
The Proposal
133
Nasib Para Jomblo
134
Daffa vs Ansel
135
Pendamping Wisuda
136
Rahasia Daffa
137
Penghulu Gagap
138
Derita Pengantin Baru
139
Poor Zar
140
Patah Hati, Bukan Patah Lidah
141
Drama Perjodohan
142
Kericuhan
143
Pertarungan Yang Sesungguhnya
144
Tongkat Perseneling
145
Zar Sakit
146
Modus Berbuah Manis
147
Persiapan
148
Piala Sudirman
149
Parno
150
Janji
151
Hatchi!
152
Buang Mantan Pada Tempatnya
153
Gutak Gitek
154
Drama Pengantin Baru
155
Ular Kobra Pergi Ke Sawah
156
Hadiah Fenomenal
157
Nafkah Batin
158
Derita Arya
159
Baby Girl
160
Kapten Basket
161
Honeymoon
162
Bulan Madu Pengantin Urutan Buncit
163
Cicit Kedua
164
Positif
165
Pasangan Mesra
166
Lomba Launching Cebong
167
Syukuran
168
Tambah Cicit
169
Silsilah
170
Cosplay Pacar
171
Dibayar, Hutang!
172
Pengantin Pengganti
173
Kehebohan Acara Syukuran
174
Telur Gulung Sosis
175
Pesta Ulang Tahun
176
Baby Twins
177
Kumpul Keluarga
178
Opeasi Caesar
179
Aksi Pandawa Lima
180
Baby Twins Lagi
181
Pelatihan Suporter
182
Keluarga Bahagia #1
183
Keluarga Bahagia #2
184
Farewell
185
Spoiler Azzam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!