Rahang Irzal mengeras mendengar ucapan Arsy. Pria itu menatap tajam pada gadis yang wajahnya mirip artis Korea. Dan Arsy pun membalas tatapannya tak kalah tajam. Netra keduanya seperti mengeluarkan kilatan cahaya disertai aliran listrik.
“Arsy..”
Acara pandang-pandangan yang jauh dari kata mesra itu berakhir ketika terdengar sebuah suara memanggil gadis tersebut. Arsy menolehkan kepalanya, dan ternyata sang paman yang memanggil. Arsy bergegas menghampiri Kenan.
“Kenapa sayang?” tanya Kenan seraya membelai puncak kepala keponakannya.
“Itu ada cowok nyebelin. Amit-amit deh.”
“Siapa?”
“Tuh,” Arsy menunjuk dengan dagunya. Mata Kenan langsung tertuju pada Irzal yang sedang merapihkan barang bawaannya. Pria itu kemudian melangkah ke arah mereka, tujuannya adalah lift yang ada di belakang Kenan.
“Irzal..” sapa Kenan.
“Oh om Kenan,” Irzal segera menyalami Kenan. Salah satu rekan bisnis Humanity Corp.
“Sedang apa di sini?” tanya Kenan seraya melihat bingkisan di tangan Irzal.
“Menjenguk teman saya, om. Kemarin dia kecelakaan. Om sendiri sedang apa?”
“Mau melihat om Kevin. Hari ini dia menjalani operasi bypass.”
Irzal hanya manggut-manggut saja. Dia tidak kenal Kevin, mungkin saja ayahnya kenal. Kevin pasti bagian dari keluarga Hikmat juga.
“Oh ya, kenalkan ini keponakan om, Arsy. Arsy, kenalkan ini Irzal, dia salah satu rekan bisnis daddy,” lanjut Kenan. Semua anak Kenzie memang memanggil Kenan dengan sebutan daddy.
Dengan perasaan enggan Arsy mengulurkan tangannya pada Irzal. Pria itu tak langsung membalas uluran tangannya. Irzal memandangi saja tangan Arsy yang masih menggantung, seakan tengah meneliti apakah ada kuman atau bakteri berbahaya di sana. Lalu barulah dia membalas uluran tangan Arsy. Namun hanya menempelkan telapak tangan saja sebentar tanpa menjabatnya.
Arsy karuan bertambah keki. Kalau bisa ingin langsung diberi tendangan kungfu shaolin saja pria di depannya. Tanpa berkata apa-apa lagi, gadis itu segera masuk ke dalam lift. Kenan dan Irzal menyusul masuk dan berdiri mengapit sang gadis. Arsy merapatkan tubuhnya pada Kenan, lalu memeluk lengan pamannya itu.
“Kamu ngapain nempel-nempel gini kaya ulet bulu,” goda Kenan.
“Aku ngga mau deket-deket tuh cowok gila, takut keturalan rabies,” bisik Arsy tapi masih bisa tertangkap oleh Irzal.
“Hahahaha…” Kenan tak dapat menahan tawanya.
Lift berhenti di lantai empat, Kenan dan Arsy bersiap untuk keluar. Kenan melihat pada Irzal sebentar sebelum keluar.
“Duluan, Zal..”
“Silahkan om. Hati-hati om, nanti badannya gatal-gatal,” balas Irzal.
Arsy yang semakin kesal dengan sikap dan kata-kata Irzal, hendak melabraknya, namun Kenan dengan cepat menyeret keponakannya itu keluar dari lift.
“Dasar cowok rese!” teriak Arsy begitu keluar dari lift sambil menatap dengan wajah garangnya. Irzal membalas tatapan Arsy tanpa berkedip, lengkap dengan ekspresi dinginnya.
“Arsy.. udah,” Kenan mencoba menenangkan keponakannya ini.
“Dia itu rese banget, dad. Nyebelin abis, kemarin dia maki-maki aku di IGD katanya aku ngga becus kerja. Pengen kurobek aja tuh mulutnya,” ujar Arsy berapi-api.
“Kenapa Sy?” Arsy langsung terdiam begitu mendengar suara sang ayah.
“Arsy habis ketemu musuh bebuyutan. Coba deh abang nasehatin, jangan marah-marah terus. Tar jadi musuh di atas kasur kan berabe, hahaha..”
Dengan santai Kenan meninggalkan sang keponakan yang tengah menatapnya kesal. Kenzie menghampiri putri satu-satunya. Sambil merangkul gadis itu, dia berjalan menuju ruang tunggu operasi. Di sana semua Kevin sudah berkumpul, termasuk kedua orang tuanya. Arsy langsung mendudukkan diri di samping Abi.
“Kakek..” panggil Arsy lalu langsung memeluk lengan Abi.
“Kenapa?”
“Pulau Rinca masih kosong kan? Aku mau kirim orang ke sana.”
“Siapa?”
“Orang rese, mulutnya nyebelin, kalo ngomong bikin naik darah.”
“Kaya elo dong hahaha…” celetuk Zar yang langsung dibalas pelototan adik kembarnya.
“Siapa maksud kamu?” tanya Abi seraya mengusap puncak kepala cucunya.
“Irzal, pa. Anaknya Elang Ramadhan,” jawab Kenan.
“Irzal yang lagi garap proyek kerjasama denganmu?”
“Iya, pa.”
“Loh anak baik itu. Selain pintar, baik, sering membantu sesama, bertanggung jawab dan yang penting soleh. Semua kualifikasi sebagai menantu ada di dia.”
“Dih.. baik apaan. Yang ada tuh mulut udah kaya mercon.”
“Ya cocok ama elo. Mercon ketemu bon cabe hahaha…” Zar kembali tergelak.
“Sudah.. sudah.. sudah..”
Abi langsung melerai cucu kembarnya. Kalau dibiarkan, maka perdebatan tidak akan pernah berakhir. Arsy yang mudah tersulut emosinya, dan Zar yang senang mengganggu adik kembarnya.
“Sy.. kira-kira operasi berapa lama?” tanya Zar.
“Antara 3 sampe 6 jam. Tergantung kondisi pasien juga. Karena opa udah tua, proses operasinya mungkin agak lama.”
“Kalau gitu aku ke kampus dulu, kek. Ambil tugas aja. Abis itu aku ke sini lagi,” Zar meminta ijin pada sang kakek.
“Iya, boleh Zar.”
“Papa sama mama juga istirahat dulu di kamar. Aku udah booking kamar buat kalian istirahat. Buat ayah, papi, pipi sama papaJo juga,” Kenzie melihat pada ayahnya.
Awalnya tidak ada yang mau mengikuti saran Kenzie. Tapi kemudian mereka mau juga, setelah Arsy dan Dayana ikut membujuk. Kenzie langsung mengantarkan para orang tua itu menuju lantai teratas gedung rumah sakit ini. Di sana kamar VIP yang dipesan Kenzie, sudah disiapkan pihak rumah sakit.
Di ruang tunggu operasi, hanya tersisa Kenan, Ravin, Freya, Viren, Alisha, Arsy dan Dayana. Arsy berpindah tempat ke samping adik sepupunya. Dayana memilih absen kuliah demi menunggui opanya menjalani operasi.
“Sy.. lo tau ngga siapa dokter yang operasi opa?” Dayana membuka percakapan.
“Ehmm… kalo ngga salah dokter Rafa.”
“Masih muda ya? Tadi gue lihat, pas dia masuk ruang operasi.”
“Kalau buat ukuran dokter spesialis bedah jantung, iya.. masih muda. Kalau ngga salah umurnya 30 apa 31 tahun.”
“Emang bagus? Ngga ada dokter senior gitu?”
“We jangan salah. Dokter Rafa itu termasuk salah satu dokter bedah jantung terbaik di sini. Sebenarnya dia ditawarin kerja di rumah sakit di Singapura, tapi ditolak. Padahal dari gaji besar di sana pastinya.”
“Oh gitu. Jadi aman ya, opa dioperasi sama dia?”
“In Syaa Allah. Dan satu lagi..” Arsy sengaja menggantung kalimatnya, agar Dayana penasaran.
“Apa?”
“Dokter Rafa itu ganteng hihihi..”
“Masa? Tadi dia pake masker, jadinya ngga tau mukanya gimana.”
“Nanti aja lihat kalo ngga percaya. Banyak dokter sama suster yang ngeceng doi.”
“Jangan-jangan termasuk elo.”
“Sembarangan. Ketuaan kalo buat gue. Kalo gue senangnya yang masih mudaan dikit lah.”
“Siapa? Ayo ngaku.”
“Ada deh… ngga akan gue kasih tau tar lo ikutan naksir, hahaha..”
“Dih.. gaje lo.”
Arsy hanya tertawa saja melihat reaksi kesal Dayana. Senyumnya mengembang begitu mengingat dokter yang sudah menawan hatinya semenjak dirinya menjadi coas di sini. Tapi kemudian senyumnya hilang begitu bayangan Irzal melintas. Pria menyebalkan yang selalu membuatnya kesal.
🌸🌸🌸
Mobil yang dikendarai Zar berbelok memasuki pelataran parkir kampus, tempatnya menimba ilmu selama ini. Setelah menyelesaikan studi S1, dia langsung melanjutkan ke jenjang S2, dengan mengambil jurusan yang sama, manajemen bisnis. Sambil melanjutkan kuliah, Zar juga mulai diperbantukan di perusahaan. Pemuda itu merintis karir sebagai asisten manajer di divisi marketing.
Zar melepas kacamata hitamnya lalu menaruhnya ke dashboard. Setelah mematikan mesin dan melepaskan sabuk pengaman, dia turun dari mobil. Sambil berjalan, dia mengarahkan remote ke bodi mobil untuk menguncinya. Dengan langkah santai pemuda itu berjalan menuju gedung fakultas.
BRUK
Di depan gedung, tanpa sengaja Zar bertabrakan dengan seorang gadis. Dia langsung berinisiatif mengambilkan barang-barang gadis itu yang terjatuh lalu mengembalikan pada sang empu. Tak lupa sebuah senyuman manis dilemparkan pemuda itu. Setelah menerima barangnya yang terjatuh dari Zar, gadis itu langsung berlalu seraya mengucapkan terima kasih dengan suara lirih yang nyaris tak terdengar.
Zar memutar kepalanya, mengikuti pergerakan gadis itu. Gadis yang cantik, itu yang ada di benak Zar. Sayang, sang gadis sama sekali tak bereaksi apapun ketika bertemu dengannya. Dan hal tersebut sukses membuatnya penasaran. Biasanya tidak ada gadis di kampus ini yang mengabaikannya jika berpapasan seperti tadi.
Siapa tuh cewek? Cantik juga.. Tipe jinak-jinak merpati nih..
🌸🌸🌸
Siapa Zar? Tumben mau ngejar cewek, biasanya dikejar cewek, kok tebolak sekarang???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
siapa yg di suka Arsy 🤔🤔
2025-04-07
1
💗vanilla💗🎶
lho irzal np melintas ... jd iklan ye 😄
2023-09-01
3
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
wah mampir lagi Mak setelah lama ngak baca 🙏🙏
2023-06-24
2