Zar yang semula anteng bermain game dengan Gilang, mengakhiri permainannya. Pemuda itu kemudian menghampiri Elang. Setelah mencium punggung tangannya, Zar duduk di samping Elang.
“Om..” Zar memulai percakapan.
“Hmm..”
“Aku ganteng ngga, om?”
Jujur saja Elang terkejut mendapat pertanyaan seperti itu dari Zar. Dia menoleh ke arah Kenzie. Pria itu dengan kesal menjitak kepala anaknya ini, membuat Elang tak bisa menahan tawanya.
“Ganteng, Zar. Kenapa emang?”
“Om punya anak perempuan ngga? Kenalin sama aku dong.”
Abi menepuk keningnya, Zar benar-benar mewarisi sifat Jojo yang narsis lengkap dengan bibit-bibit playboy. Mata Kenzie membulat mendengar penuturan sang anak. Sedang Aslan tak bisa menahan tawanya. Mata Geya membelalak mendengar pertanyaan Zar yang di luar ekspektasi.
“Om punya anak perempuan satu.”
“Yess.. adiknya Irzal ya?”
“Bukan, kakaknya.”
“Wah berarti lebih tua, dong. Ngga apa-apa deh, om. Lagi musim sekarang berondong dapat yang lebih muda.”
PLAK
Sebuah tepakan mendarat di kepala Zar, pelakunya siapa lagi kalau bukan sang ayah. Tapi pemuda itu tak mempedulikannya. Dia tetap mengejar Elang, melihat bentukan Aslan dan Irzal, dia yakin kualitas anak perempuan Elang pun bukan kaleng-kaleng.
“Kalau mau kenal boleh, tapi kalau lebih dari itu ngga bisa. Karena Yumna sudah menikah dan punya anak.”
“Hehehe.. udah nikah ternyata. Ya udah sama anaknya om Reyhan aja deh kalau gitu.”
“Boleh kalau kamu mau. Sebentar lagi orangnya ke sini, kamu tanya langsung aja. Siapa tahu kamu cocok sama anak bungsunya.”
“Hahahaha….”
Tawa Aslan langsung pecah. Kelakuan Zar hampir mirip dengan Daffa, yang selalu bisa membuatnya tergelak. Bukan hanya Aslan, Kenzie dan Abi pun tergelak mendengarnya. Di saat bersamaan, pintu ruangan terbuka. Reyhan masuk disusul tiga orang yang lebih muda darinya. Dua mengenakan baju OK (Operasi Kamer) berwarna hijau dan satu berpakaian rapih, mengenakan setelan jas. Reyhan mendekati bed Kevin bersama ketiga anaknya.
“Bagaimana kabarnya hari ini, om?” tanya Reyhan sopan.
“Alhamdulillah sudah baikan.”
“Alhamdulillah. Apa ada keluhan?”
“Sejauh ini tidak ada.”
“Syukurlah. Kalau keadaan om tetap stabil, om akan diperbolehkan pulang secepatnya.”
“Terima kasih, Rey. Apa itu anakmu?”
“Ah ya.. kenalkan ini Rakan, yang paling besar. Yang kedua Aqeel, dia dokter spesialis bedah anak dan Daffa, masih dokter residen.”
Satu per satu, ketiga pria itu mencium punggung tangan Kevin, Rindu, Ravin dan Freya. Harapan Freya kembali terbit melihat ketiga pria tampan tersebut. Berharap kalau salah satu dari mereka masih berstatus jomblo. Usai berbincang sebentar dengan Kevin, Reyhan menghampiri Abi. Pria itu mencium punggung tangan Abi dan Nina bergantian.
“Bagaimana kabar om?”
“Alhamdulillah, baik. Masih sibuk, Rey?”
“Begitulah, om.”
“Urusan perusahaan bagaimana?”
“Ada Rakan yang mengurusnya.”
Reyhan menunjuk pada anak sulungnya. Pria itu maju kemudian mencium punggung tangan Abi dan Nina. Begitu pula dengan Aqeel dan Daffa. Geya memandangi ketiga pria tampan tersebut tanpa berkedip. Tak disangka ternyata cucu-cucu keluarga Ramadhan mempunyai kualitas yang bukan kaleng-kaleng, baik secara profesi maupun wajah.
“Rey.. ada yang mau kenalan dengan anak bungsumu,” celetuk Elang.
Reyhan menolehkan kepalanya pada sang kakak ipar, kemudian berjalan mendekatinya. Zar langsung berdiri kemudian mencium punggung tangan pria itu seraya mengenalkan dirinya.
“Siapa yang mau kenalan sama aku, om?” celetuk Daffa. Pria itu berharap salah satu gadis cantik di ruangan ini ada yang nyantol padanya.
“Ini.. namanya Zar, anaknya om Ken.”
“Hah?? OMG makhluk berbatang yang mau kenalan sama gue,” Daffa bersembunyi dibalik tubuh ayahnya.
“Hahahaha…”
Suara gelak tawa langsung terdengar. Kevin yang sedari tadi hanya memperhatikan akhirnya ikut tertawa juga. Zar hanya menggaruk kepalanya sambil melemparkan cengirannya. Dalam hatinya merutuki Elang yang sudah membuatnya malu bukan kepalang.
“Jangan bilang kalau kamu tertarik sama anak om,” goda Reyhan.
“Hahaha… ngga om.. aku masih normal, sumpah.”
“Hahaha.. Lain kali main ke rumah, nanti om kenalkan dengan saudara sepupu Daffa,” Reyhan merangkul bahu Zar.
“Perempuan kan om?”
“Iya.”
“Oh, sip om. tinggal sharelock nanti aku main ke rumah.”
“Dasar buaya buntung,” celetuk Geya.
“Namanya juga usaha. Dari pada elo, jomblo. Kaga laku-laku. Siapa juga yang mau sama cewek otak geser kaya elo.”
“Wah minta ditampol nih.”
Abi menahan pundak Geya yang hendak berdiri. Selain karena gerakan Abi, tatapan Daffa padanya juga sukses membuat gadis itu mengurungkan niatnya mengejar sang perusuh yang tingkat kepercayaan dirinya di atas rata-rata.
“Pa.. aku pergi dulu. Ada pasien darurat di IGD,” ujar Aqeel pada ayahnya.
“Iya.”
“Kakek, nenek, opa, oma, om.. aku pergi dulu. Ada panggilan darurat,” pamit Aqeel.
“Silahkan,” ujar Abi.
“Daf.. ayo.”
“Gue ikut, bang?”
Baru saja Daffa selesai dengan kalimatnya, ponselnya berdenting. Pria itu bergegas keluar dari ruangan menyusul Aqeel yang sudah keluar lebih dulu.
“Sibuk sekali ya, Rey jadi dokter itu,” celetuk Abi.
“Begitulah, om. IGD di rumah sakit ini selalu dijadikan rujukan apalagi kalau ada kasus kecelakaan, pasti akan dirujuk ke sini.”
“Mungkin karena rumah sakit ini memiliki banyak dokter ahli kegawatdaruratan yang mumpuni,” celetuk Kenzie.
“Bisa jadi,” jawab Reyhan sambil tersenyum.
“Kalau Daffa ambil spesialis apa?”
“Spesialis bedah kegawatdaruratan.”
“Seperti dirimu,” ujar Abi.
“Iya, om.”
Reyhan mengambil tempat di sisi Abi sambil melanjutkan pembicaraan. Dayana memilih kembali ke sisi Kevin. Dirinya bertanya-tanya kapan dokter Rafa akan menjenguk opanya. Sedari pagi dia belum melihat pria itu.
🌸🌸🌸
Sambil berlari Aqeel masuk ke IGD, disusul oleh Daffa. Seorang suster langsung mengarahkan pria itu menuju ruang tindakan. Seorang anak berusia delapan tahun tengah terbaring dengan wajah pucat dan nafasnya terasa berat.
“Apa yang terjadi?” tanya Aqeel pada dokter jaga.
“Sepertinya pasien terkena pukulan benda tumpul di dadanya,” jelas sang dokter jaga.
“Pnemothorax?”
“Iya, dok.”
“Lakukan intubasi.”
Aqeel mengambil lembaran film hasil rontgen anak tersebut. Sejenak dia memperhatikan bagian mana yang mengalami penyempitan. Setelahnya dia segera menghampiri salah satu suster.
“Siapkan ruang operasi.”
“Baik, dok.”
“Di mana walinya?”
“Di sana,” suster menunjuk pada wanita yang tengah duduk menunggu.
Pria itu segera keluar dari ruang tindakan kemudian menghampiri sang ibu dari pasien yang ditanganinya. Melihat kedatangan dokter, wanita itu segera berdiri.
“Ba.. bagaimana anak saya?”
“Anak ibu harus segera dioperasi.”
“Apa anak saya bisa selamat?”
“Mudah-mudahan belum terlambat. Apa dia terkena pukulan benda tumpul?”
Tak ada jawaban dari wanita itu. Hanya wajahnya yang terlihat begitu cemas. Kedua tangannya saling menaut, jelas ketakutan tergambar di wajah wanita tersebut. Untuk beberapa saat Aqeel hanya diam memperhatikannya.
“Silahkan ibu ke bagian administrasi untuk mengurus perijinan operasi.”
“Baik, dok.”
Melihat sang pasien sudah siap untuk dibawa ke ruang operasi, Aqeel segera bergerak menyusul. Sekilas dia melihat ke arah IGD, ternyata selain anak itu ada pula beberapa pasien yang datang. Terlihat Daffa sibuk menangani pasien yang baru datang. Di dekat pintu, pria itu berpapasan dengan Arsy.
“Dok..” sapa Arsy.
Tak ada jawaban dari Aqeel, hanya anggukan kepala saja. Pria itu langsung bergegas menuju ruang operasi. Arsy menolehkan kepalanya, melihat pada Aqeel yang semakin menjauh darinya. Lamunannya terhenti ketika seorang suster memanggilnya. Dengan cepat dia menghampiri salah satu pasien yang membutuhkan bantuannya.
🌸🌸🌸
Sementara itu di kantin, Kenan dan Irzal masih berbincang tentang proyek yang mereka garap bersama. Sedari tadi Kenan hanya mendengarkan saja penuturan Irzal. Dalam hati dia memuji kecerdasan pria yang duduk di hadapannya. Dia menyukai ide yang dilontarkan Irzal tadi.
“Bagaimana menurut om?”
“Bagus. Om suka dengan idemu. Jadi nanti kolam akan dibuat menyerupai kolam penampungan air terjun. Di bagian atas, kolam dibuat berbentuk sungai yang akhirnya ada air terjun, dan di bagian bawahnya terdapat kolam.”
“Iya, om. Untuk kolam di bawah air terjun kedalamannya mencapai 3 meter. Bentuknya melandai dari mulai 200 cm sampai 3 meter. Untuk anak-anak bisa bermain di bagian air dangkal. Di kanan kirinya nanti akan dihiasi dengan bebatuan, jadi menyerupai bentuk sungai.”
“Om suka ide itu. Secepatnya kita harus merealisasikannya.”
“Ada satu lagi, om. Di bagian food court, aku ingin ada standar khusus soal rasa makanan dan juga harga yang ditawarkan. Rasa makanan harus enak dan penawaran harga makanan maksimal kenaikannya hanya 20% dari harga normal. Om tahu sendiri kalau di tempat wisata, harga makanan itu berlipat.”
“Ya mungkin karena biaya sewanya cukup mahal.”
“Makanya kita akan menawarkan harga yang kompetitif juga. Supaya semua pihak merasa diuntungkan.”
“Baiklah. Masukan semua dalam proposal penawaran yang kamu buat.”
“Siap, om.”
Kenan tersenyum puas dengan kinerja Irzal. Sedikit banyak pemikiran mereka memang sejalan, jadi proyek kerjasama ini sama sekali tidak menemui kendala berarti. Nanti dia akan meminta Abrisham, anak sulungnya untuk belajar bisnis dari pria ini.
“Kapan-kapan kamu ke rumah, kita makan siang atau malam bersama. Jangan lupa ajak pasanganmu,” Kenan mulai memancing.
“In Syaa Allah, om.”
“Pasanganmu orang mana?”
“Aku masih jomblo,” Irzal melemparkan senyum tipis.
“Ngga percaya. Masa cowok seganteng kamu masih jomblo.”
“Benar, om. Saat ini belum nemu orang yang tepat. Kalau sudah ada, langsung aku ajak nikah.”
“Bagaimana kalau dengan ponakan om. Arsy..”
“Arsy?”
“Iya, yang tadi bertengkar denganmu.”
“Ooh… maaf om. Di mataku dia ngga lebih dari gadis ceroboh.”
“Hahahaha…”
Alih-alih marah, Kenan malah terbahak mendengar jawaban Irzal. Dia semakin yakin ingin menjodohkan keponakannya itu dengan Irzal. Pria itu yakin, Arsy bisa menaklukkan lelaki dingin seperti Irzal. Dan Irzal mampu mengendalikan Arsy yang bar-bar. Sambil menyesap kopinya, Kenan mulai menyusun strategi untuk mendekatkan keduanya.
🌸🌸🌸
**Kenan sama Abi sejalan nih, mau jodohin Arsy sama Irzal. Kira² berhasil ngga🤔
BTW udah pada tau siapa kecengan Arsy?
Ini mamake kasih visual cowok ganteng pada masanya😉
Kevin**
Kenan
Elang
Reyhan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Mur Wati
oh iya yg paling narsis kan jojo trus barra generasi ke 3 zar
2024-02-18
1
ꪶꫝAaliyah Salsabilaꪶꫝ
Ngakak bengek baca Zar&Daffa tadi, Elang jail banget ya.
Aqeel ternyata kecengannya Arsy, duuuhh beneran mendingan sama Irzal aja biar kaya Rindu&Kevin yang di awal berantem terus, kan seruuuuu.
2023-12-06
2
Khodijah Cyti
pisang makan pisang 🤣🤣
2023-11-13
1