Siapa tuh cewek? Cantik juga.. Tipe jinak-jinak merpati nih..
Zar menolehkan kepala ketika seseorang menepuk pundaknya. Terlihat Abbas, salah satu teman kuliahnya sudah berdiri di sampingnya. Mata Abbas mengikuti mata Zar yang masih melihat pada gadis yang ditabraknya tadi.
“Lo kenal cewek yang itu?” Zar menunjuk pada gadis tadi.
“Oh.. itu Renata, mahasiswi akhir jurusan manajemen bisnis. Adek tingkat lo.”
“Masa? Kok gue baru lihat.”
“Kenapa? Lo naksir? Jangan ngarep, lagian dia juga bukan cewek baik-baik.”
“Maksud lo?”
“Dia itu sugar baby.”
“Serius?” Zar sampai menolehkan lagi kepalanya pada Abbas.
“Hem… dia sering dijemput mobil mewah. Bispak juga, asal punya duit, bisa pake dia. Lo mau nyobain?”
“Buset bisa digorok sama bokap terus dicincang kakek gue. Dah ah, gue masuk dulu.”
Zar segera meninggalkan temannya itu. Abbas satu angkatan dengannya saat kuliah S1. Kali ini mereka pun kembali berada di kelas yang sama. Abbas juga melanjutkan kuliahnya, mengambil jurusan yang sama dengan Zar. Selain mereka berdua, masih ada Richie. Namun hubungan Richie dengan Zar tidak terlalu akrab. Richie tidak menyukai Zar yang dinilainya terlalu tebar pesona.
Selesai mengambil tugas kuliah, Zar bermaksud untuk langsung meninggalkan kampus. Dia harus kembali lagi ke rumah sakit. Namun sebelumnya, pemuda itu memilih menuju kantin untuk mengisi perutnya yang kosong. Setelah memesan menu favoritnya, pria itu langsung menempati meja yang kosong.
Dari arah pintu masuk kantin, terdengar suara yang begitu familiar di telinganya. Suara Fanny yang khas dengan cemprengnya membuat Zar langsung tahu siapa yang berbicara tanpa harus menengok. Fanny yang baru saja masuk, melihat Zar yang duduk sendiri. Dia sengaja mengambil meja yang dekat dengan Zar. Ingin mempermalukan pemuda itu.
“Eh kalian tau ngga, ada cowok yang gayanya selangit, tukang tebar pesona, berasa paling ganteng di kampus, tapi giliran ketemu preman langsung mengkeret sampe mau pipis di celana,” Fanny melirik pada Zar.
“Dasar toge pasar,” gumam Zar kesal.
“Siapa, Fan?”
“Ada deh. Cowok kaga ada macho-machonya, bikin ilfil.”
Zar berdiri kemudian menuju stand yang menjual minuman. Dia berdiam sebentar, nampak berpikir jus apa yang akan dipesannya.
“Kang.. saya pesan jus melon satu, jus buah naga satu. Yang jus buah naga gimana caranya akang harus bisa numpahin ke cewek yang pake baju putih.”
“Wah ngga berani.”
“Yakin? Bayarannya lima ratus ribu masih ngga mau? Di luar bayaran jus, mau ngga?”
“Numpahin doang kan?”
“Iya. Kalo bisa tumpahin ke bagian mukanya,” Zar berusaha menahan tawanya.
“Ok, deh. Deal.”
“Sip.”
Zar masih menunggu di depan penjual jus tersebut, menunggu pesanan jus melonnya selesai. Begitu jadi, dia langsung mengambil jus tersebut lalu kembali ke mejanya. Sementara sang pedagang jus, memanggil seorang anak kecil. Dia adalah anak penjual ayam geprek. Pria itu membisikkan sesuatu di telinga sang anak dan diangguki, tanda mengerti.
Penjual jus membawa gelas berisi jus buah naga lalu berjalan mendekati meja yang ditempati Fanny. Agar tidak curiga, pria itu berjalan di belakang posisi Fanny. Begitu dekat gadis itu, si anak kecil yang sudah direkrut sebagai komplotannya, dengan keras menyenggol tubuh pria tersebut. Kaget dengan pergerakan anak itu, sang penjual jus menumpahkan jus ke atas kepala Fanny, yang langsung membasahi rambut, mengucur ke wajah dan pakaiannya.
“Yaaaaa!!!” teriak Fanny kencang.
“Aduh mba.. maaf.. maaf..”
“Bisa hati-hati ngga sih?” kesal Fanny. Rambut, wajah dan baju bagian atasnya langsung berwarna ungu.
“Sebagai gantinya saya kasih minum gratis mau ya?”
“Au aahh..”
Fanny menyambar tasnya lalu bergegas meninggalkan kantin. Zar tersenyum tipis melihat kepergian Fanny. Pemuda itu berdiri kemudian menghampiri penjual jus. Dia memberikan enam lembar seratus ribuan pada sang penjual.
“Nih bayarannya, kang. Sekalian bayar jusnya. Jangan lupa kasih juga tuh bocil.”
“Siap, makasih.”
“Sama-sama, kang.”
Zar berjalan keluar dari kantin. Kali ini dia akan langsung menuju rumah sakit. Semua sepupunya sudah berkumpul di sana. Bisa dibayangkan ruang tunggu operasi pasti akan ramai seperti pasar malam. Sudah menjadi ciri khas keluarga Hikmat, jika berkumpul tidak pernah bisa mengerem mulutnya.
Setelah masuk ke dalam mobilnya, Zar segera keluar dari area kampus. Saat berbelok, dia melihat Fanny dan kawan-kawan dicegat dua orang preman. Tadinya dia hendak mengabaikan, tapi ketika sudut matanya menangkap Renata, pemuda itu berubah pikiran. Dia langsung menepikan kendaraannya.
Sejenak Zar mengamati situasi di depannya. Fanny dan ketiga temannya begitu ketakutan, berbeda dengan Renata. Dia ternyata berusaha menolong Fanny, dalam hati pemuda itu memuji keberanian gadis itu. Tanpa menunggu lama, Zar segera turun dari kendaraannya. Saat melihat sang preman hendak menyakit Renata, pemuda itu langsung berteriak kencang.
“Oii!!”
Semua langsung menolehkan kepalanya pada Zar. Fanny yang awalnya senang ada orang yang akan menolongnya, langsung mencibir begitu melihat Zar yang datang. Dengan santai Zar mendekati kedua preman itu. Dia menarik tangan Renata, kemudian menyembunyikan gadis itu di belakangnya.
“Kalau emang lo cowok, sini hadapi gue. Jangan beraninya ke cewek.”
“Siapa lo? Ngga usah sok jadi pahlawan kesiangan.”
Zar mendongakkan kepalanya melihat ke arah langit. Posisi matahari masih belum berada di atas kepala.
“Belum siang, bang. Masih menuju siang. Jadinya gue bukan pahlawan kesiangan, hehehe..”
“Banyak bacot lo!”
Salah seorang preman langsung menyerang Zar. Dengan cepat pemuda itu berkelit, seraya menangkap lengan penyerangnya kemudian memutarnya dengan kencang, membuat sang empu mengaduh kesakitan. Kakinya menendang belakang lutut pria itu hingga jatuh di atas lututnya. Sambil melepas pegangannya, Zar menendang punggung preman itu hingga jatuh tersungkur.
Melihat temannya terkapar, preman yang tersisa ikut menyerang. Namun belum sampai sang preman melepaskan pukulan, tendangan Zar lebih dulu mengenai perutnya hingga jatuh terduduk.
“Mendingan kalian pergi mumpung gue masih baik hati.”
Dengan susah payah kedua preman itu bangun seraya memegangi anggota tubuhnya yang terasa sakit. Namun belum sempat mereka beranjak, suara Zar kembali terdengar.
“Eh bentar-bentar. Sini dulu,” Zar melambaikan tangannya pada kedua preman tersebut. Mau tak mau mereka mendekati Zar.
“Minta maaf dulu sama nih cewek,” Zar menunjuk pada Renata.
“Ma.. maaf.”
“Ck.. bukan gitu. Ikutin gue. KAMI, PREMAN KESIANGAN MEMINTA MAAF PADA NONA. TERIMALAH MAAF DARI KAMI. SALAM PREMAN KESIANGAN!”
Zar membungkukkan badannya tanda hormat. Memberi contoh pada preman tersebut. Kedua preman itu saling berpandangan. Melihat tangan Zar yang terkepal, akhirnya mereka menuruti permintaannya.
“Kami!”
“Kurang kenceng!”
“KAMI!”
“Ck.. kurang kompak. Lebih semangat lagi. GO!”
“KAMI, PREMAN KESIANGAN MEMINTA MAAF PADA NONA. TERIMALAH MAAF DARI KAMI. SALAM PREMAN KESIANGAN!”
Kedua preman tersebut membungkukkan tubuhnya pada Renata. Gadis itu hanya melongo saja melihat dua pria bertubuh kekar dengan sukarela menuruti keinginan Zar. Kedua preman kesiangan itu langsung pergi begitu mereka selesai menunaikan titah Zar.
“Zar…” panggil Fanny dengan suara cemprengnya yang dibuat semanja mungkin.
“Elah kuping gue mampet kayanya,” Zar mengorek telinganya seraya beranjak menuju mobilnya. Ketika melintasi Renata, dia berhenti sejenak.
“Nama gue Abidzar. Panggil aja Zar, and.. you’re welcome.”
Zar mengedipkan matanya pada Renata kemudian masuk ke dalam mobilnya. Lagi-lagi Renata dibuat melongo melihat tingkah ajaib pemuda itu.
Ya ampun narsis bin pedenya level seratus kayanya. Baru sekarang nemu cowok modelan gitu.
Renata hanya menggelengkan kepalanya. Setelah mobil Zar melewatinya, gadis itu melanjutkan perjalanannya. Meninggalkan Fanny dan kedua temannya yang masih terlihat histeris dan memuji-muji Zar.
🌸🌸🌸
Ya ampun Zar.. Bisa²nya ngerjain tuh preman. BTW si Renata ngga terkesan tuh🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Renata yg katanya pacar om" ya sugar baby bkn
2025-04-07
1
Mur Wati
koq ada ya trah keluarga hikmat petakilan 🤣🤣 biasanya mereka dingin jika dengan orang lain
2024-02-18
1
Khodijah Cyti
pahlawan setengah matang, eh siang 😂😂😂
2023-11-12
1