Kutu Kupret

“Euuunghh..”

Arsy langsung menolehkan kepalanya ke arah belakang begitu mendengar lenguhan. Dia bergegas mendekati Abi yang baru saja membuka matanya. Begitu pula dengan Irzal, pria itu mendekat dengan posisi berada di sebrang Arsy.

“Kakek..” panggil Arsy.

“Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut?”

“Kakek baik-baik aja? Bagian mana yang sakit? Emang Irzal kasih makan apa sama kakek sampe sakit gini?”

“Bisa ngga mulut kamu dijaga?!” kesal Irzal karena Arsy terus menuduhnya.

“Makanya ngaku!”

“Arsy.. kenapa kamu marah sama Irzal? Harusnya kamu terima kasih sama dia. Kalau dia ngga bawa kakek tepat waktu ke sini ngga tau gimana jadinya. Ayo bilang makasih sama Irzal.”

“Ish..”

Bukannya mengatakan terima kasih, gadis itu hanya melihat Irzal dengan sinis. Kalau tidak melihat Abimanyu sebagai kakek Arsy, ingin rasanya Irzal menyumpal mulut gadis di hadapannya dengan perban.

“Ayo Arsy..”

“Makasih,” ujar Arsy secara singkat, padat dan jelas.

“Bukan begitu caranya. Ayo bilang yang benar, ikutin kakek.”

“Kakek…” terdengar suara Arsy sedikit merajuk.

“Sudah kek, kalau tidak mau jangan dipaksa. Percuma bilang makasih kalau ngga ikhlas.”

Arsy bertambah kesal mendengar jawaban Irzal. Namun gadis itu tak berani membalas karena ada Abi di antara mereka. Tangan Abi menyentuh lengan cucunya itu. Matanya mengisyaratkan agar sang cucu mengikuti ucapannya.

“Terima kasih..” ujar Abi.

“Terima kasih,” Arsy mengikuti.

“Terima kasih mas Irzal..”

Kepala Arsy langsung menoleh pada Abi begitu mendengar kata mas Irzal. Lidahnya terasa langsung kaku kalau harus menyebut pria itu dengan sebutan mas. Bukan hanya Arsy, Irzal juga terkejut mendengarnya.

Apa-apaan nih? Geli kuping gue dipanggil mas sama si mak lampir. Kok gue jadi curiga sama kakek Abi. Aaahh.. kenapa suasananya jadi horror kaya gini.

Dih males banget gue harus panggil mas segala. Emangnya dia siapa gue.

Keduanya berpandangan sambil sibuk dengan pikirannya masing-masing. Abi kembali menyenggol lengan cucunya, membuat gadis tersebut tersadar dari lamunannya. Beberapa kali Arsy berdehem, rasanya masih belum rela mengucapkan kata tersebut.

“Terima kasih.. mm.. ma.. mas Irzal.”

Pandangan gadis itu langsung dibuang ke arah lain begitu selesai dengan kalimatnya. Irzal hanya menghela nafas panjang saja. Kata-kata yang dilontarkan Arsy barusan terasa seperti sebuah gada yang menghantam kepalanya.

“Maaf kakek.. karena sudah ada Arsy, kakek ngga keberatan kalau aku ke kantor sekarang?”

“Silahkan, Zal. Kerja yang rajin buat istri dan anakmu.”

“Hehe.. makasih kek.”

Irzal segera meraih tangan Abi lalu mencium punggung tangannya. Dia harus secepatnya pergi dari ruang IGD ini. Perasaannya mulai tak enak, sepertinya Abi tengah mengatur sesuatu untuknya juga Arsy. Jalan terbaik adalah menyingkir secepatnya.

“Sy.. sebentar lagi kakek mau dipindahkan ke ruang VVIP. Kamu coba hubungi grandpa, KiJo, opa sama eyang, ya. Kakek mau ditemani mereka.”

“Nenen Nina ngga dipanggil sekalian?”

“Ngga usah.”

Arsy hanya menganggukkan kepalanya. Dia mengambil ponsel kemudian menghubungi satu per satu yang disebutkan Abi tadi. Abi terus memperhatikan Arsy yang tengah menelpon. Jangan sampai Nina tahu dia masuk akting masuk IGD, bisa-bisa telinganya akan mendengar ceramah panjang sang istri.

“Udah, kek. Kakek mau aku hubungi siapa lagi?”

“Daddy-mu, hubungi daddy.”

“Papa ngga dikasih tau?”

“Ngga usah. Panggil saja daddy-mu.”

Sekali lagi Arsy hanya menganggukkan kepalanya saja. Dia pun mengubungi Kenan, meminta pamannya itu ke rumah sakit. Tak lama dua orang suster datang mendorong bed, Abi bersiap untuk dipindahkan ke ruang perawatan. Arsy segera mengikuti dua orang suster tersebut. Menuju kamar VVIP yang berada di lantai 11.

🍁🍁🍁

Saat jam makan siang, Iza datang ke rumah sakit dengan membawa makanan untuk Aqeel. Tadinya dia akan membuat makanan khas Mesir, namun karena bahan-bahannya kurang, gadis itu akhirnya membuatkan masakan yang disukai Aqeel. Sapo tahu, udang saos padang dan puyunghai. Tak lupa dia juga membawakan nasi putih dan pudding caramel sebagai dessertnya.

Gadis itu berlari ketika melihat pintu lift yang menuju ke atas terbuka. Dia melemparkan senyuman pada Arsy yang ada di dalam lift. Keduanya sama-sama menuju lantai tiga. Di tangan Arsy sudah ada bungkusan berisi makanan siap saji dari restoran asal Jepang. Rencananya dia akan makan siang bersama dengan Aqeel.

Sekilas dia melihat pada Iza yang berdiri di sebelahnya. Harus diakui kalau Iza adalah gadis yang cantik, apalagi kepalanya sudah terbalut hijab yang menutupi sampai sebatas dada. Semakin menambah kecantikan dan keanggunannya. Begitu lift sampai di lantai tiga, Arsy mempersilahkan Iza keluar lebih dulu.

Kepala Iza menengok ke kanan dan kiri, mencari di mana ruangan pujaan hatinya berada. Arsy yang berdiri di belakangnya, menepuk pundak gadis tersebut, membuat Iza menoleh padanya.

“Mau ke ruangan siapa?” tanya Arsy.

“Ke ruangan…”

“Za…”

Ucapan Iza terputus ketika mendengar suara Aqeel. Dengan langkah panjang, pria itu menghampiri sang gadis tercinta. Senyum Iza mengembang melihat kedatangan Aqeel. Sementara Arsy hanya mampu diam membeku melihat adegan di depannya. Rasa cemburu dan sakit menghantamnya bersamaan.

“Baru datang?”

“Iya, bang.”

“Arsy..” tegur Aqeel sambil melihat pada Arsy.

“Eh.. i.. iya, dok.”

“Ada apa ke sini?”

“Euung.. ca.. cari dokter Daffa.”

“Daffa lagi di laboratorium.”

“Oh…” hanya itu saja jawaban yang keluar dari mulut Arsy. Dia masih belum mampu menguasai dirinya.

“Oh ya, kenalkan ini Iza. Za, ini Arsy anak coas yang sering aku ceritain ke kamu.”

“Oh Arsy yang itu. Hai.. kenalin, aku Iza.”

Iza mengulurkan tangannya pada Arsy. Gadis itu pun menyambut uluran tangan Iza. Hatinya bertanya-tanya, hal apakah yang Aqeel ceritakan tentangnya pada gadis di sampingnya. Apakah Iza adalah adik Aqeel dan dokter tampan itu menceritakan tentang perasaan padanya. Dada Arsy berdebar ingin tahu apa yang dikatakan Aqeel tentangnya.

“Emangnya dokter cerita apa soal aku?”

“Kata bang Aqeel, kamu itu pintar dan cekatan. Dia suka kamu cepat tanggap dan juga cepat belajar,” jelas Iza.

“Aah.. dokter Aqeel terlalu memuji,” wajah Arsy nampak merona.

“Bang Aqeel ngga punya adik perempuan, makanya dia senang dekat sama kamu. Dia udah anggap kamu seperti adik sendiri katanya.”

Senyum di wajah Arsy perlahan memudar. Adik, satu kata yang begitu menyesakkan dada. Jadi selama ini perhatian dan perlakuan manis Aqeel padanya hanya karena menganggap dirinya seorang adik, tidak lebih.

“Kamu bawa pesananku?”

“Bawa, bang,” Iza mengangkat kotak bekal di tangannya.

“Sy.. kamu mau makan siang bareng kita?” tawar Aqeel.

“Ng.. ngga dok, makasih. Aku udah beli makan siang. Rencananya mau makan bareng dokter Daffa.”

“Coba kamu susul ke lab.”

“Iya, dok. Permisi.”

Dengan cepat Arsy berbalik lalu menuju lift. Dia berdiri menunggu pintu lift terbuka. Diam-diam gadis itu melirik pada Aqeel dan Iza. Wajah Aqeel terlihat begitu sumringah menyambut kedatangan Iza. Keduanya berjalan menuju ruangannya.

TING

Pintu lift terbuka, bergegas Arsy masuk ke dalamnya lalu berdiri di bagian belakang. Punggungnya sampai menyentuh dinding lift. Sebisa mungkin gadis itu menahan tangisnya. Kenyataan tentang perasaan Aqeel padanya sungguh menyesakkan dada. Padahal dia sudah berharap pada pria itu. Tapi jika dipikir, perhatian Aqeel padanya memang tidak melebihi batas. Hanya saja dirinya yang terlalu cepat menanggapinya.

🍁🍁🍁

Ruang perawatan Abi sudah didatangi oleh Juna, Cakra dan Kevin. Begitu mendapat panggilan dari Arsy, ketiganya langsung menuju rumah sakit. Begitu pula dengan Kenan, dia bahkan meninggalkan meeting pentingnya demi menemui Abi. Hanya Jojo yang masih belum kelihatan batang hidungnya.

“Jojo mana?” tanya Abi.

“Ngga tau. Encoknya kambuh kali,” jawab Cakra sekenanya.

“Tuh orang pengen terima beresnya aja. Nan, hubungi papaJo, suruh dia ke sini. Jangan mau terima beresnya aja soal Arsy sama Irzal. Dia harus bantu juga.”

“Siap, pa.”

Kenan segera menghubungi Jojo sesuai instruksi sang ayah. Juna hanya tersenyum saja, sudah diduga, kalau ini hanya akal-akalan Abi saja. Pria itu mendekati bed di mana sang adik berbaring lalu duduk di samping bed.

“Rencanamu apa, Bi?”

“Pokoknya mereka harus lebih sering ketemu. Kalau sering ketemu, pasti bakal tambah dekat. Kalau sudah dekat, perjodohan pun semakin cepat.”

“Tapi kalau dengar ceritamu tadi, rencanamu hampir gagal total,” seru Cakra.

“Ck.. cuma kurang perhitungan aja. Aku lupa kalau Arsy mulutnya bon cabe juga, hahaha….”

“Yang nyumbang benih belaga lupa,” timpal Juna.

“Nan.. panggil Arsy suruh ke sini.”

“Tenang aja, pa. Bentar lagi cucu kesayangan papa nongol,” ujar Kenan.

“Terus kita ngapain di sini? Kamu udah boleh pulang kan? Ngga sakit juga,” Juna melihat pada adiknya.

“Temenin bentar aja. Nanti malem aku check out.”

“Berasa hotel nih rumah sakit,” gerutu Cakra pelan namun masih bisa terdengar oleh Abi. Sebuah bantal langsung melayang ke arahnya. Dengan cepat Cakra menangkap bantal tersebut lalu memakai untuk alas kepalanya. Pria itu membaringkan tubuhnya di atas sofa.

“Selagi di sini aku mau minta diperiksa dokter Rafa,” celetuk Kevin.

Semua mata langsung tertuju pada pria itu. Operasi Kevin dilakukan dua bulan lalu. Mendengar hal tersebut, karuan keempat sahabatnya merasa khawatir, takut sesuatu terjadi pada sahabatnya itu.

“Kamu masih sakit, Vin?” tanya Juna dengan cemas.

“Ada masalah dengan operasi kemarin?” Abi.

“Kerasanya gimana sekarang?” Cakra.

Kevin memandangi wajah sahabatnya satu per satu. Wajah ketiganya nampak begitu cemas. Sebuah senyuman tersungging di wajah tua itu. Dirinya yang dulu terkenal dingin dan susah senyum, perlahan mulai berangsur memudar setelah kehadiran cucu pertamanya, Dayana.

“Pada cemas ya, hahaha…”

“Wah minta dipites nih,” kesal Abi.

“Ngga usah ketawa! Jelek mukanya!” sewot Cakra.

“Terus ngapain minta diperiksa dokter Rafa?” tanya Juna.

“Aku mau bantuin Aya sama dokter Rafa. Lumayan kan dapat cucu menantu dokter.”

“Heleh.. ngga yakin. Dia aja nikah sama Rindu kalau ngga diprank emaknya, ngga bakalan nikah,” celetuk Cakra.

“Hahaha…”

Kenan yang baru saja keluar kamar, segera masuk lagi ketika melihat Arsy menuju kamar sang kakek.

“Pa.. ada Arsy..”

Mendengar peringatan Kenan, Abi segera tidur kembali. Cakra, Kevin dan Juna duduk di dekat bed Abi sambil memasang muka sedih. Andai saja ada penghargaan aktor terbaik, sepertinya ketiga orang tersebut akan masuk nominasi. Tak lama pintu ruangan terbuka, Arsy masuk ke dalam lalu menghampiri Abi.

“Kakek..”

“Arsy… sini, nak.”

“Kakek udah baikan?”

“Lumayan. Tapi kakek laper.”

“Kakek mau makan apa? Sebentar lagi suster bawain makan buat kakek.”

“Kakek ngga mau makanan rumah sakit. Kakek mau makan dari restoran Premium. Tolong hubungi Irzal, minta dia bawakan makanan untuk kakek. Kakek juga mau disuapin sama dia.”

“Hah???”

TOENG

Begitulah kira-kira bunyi kepala Arsy mendengar permintaan sang kakek. Lagi-lagi dia harus menghubungi Irzal. Gadis itu melihat pada Juna, Cakra dan Kevin, ketiganya hanya menganggukkan kepalanya. Lalu Arsy melihat pada Kenan. Pria itu berpura-pura tengah melakukan panggilan pada koleganya.

Yaelah si kutu kupret lagi. Kakek demen banget sama tuh orang, herman gue.

🍁🍁🍁

**Cepetan panggil si kutu kupret, Sy.. Biar kakek Abi mau makan🤣🤣🤣

Ini mamake kasih visual Iza versi mamake ya**

Terpopuler

Comments

Khodijah Cyti

Khodijah Cyti

misi bantuin cucu 😂😂😂

2023-11-14

1

Khodijah Cyti

Khodijah Cyti

udah dr sono nya, udah jelas dr mana asalnya 🤣🤣🤣

2023-11-14

1

flowers city

flowers city

ngakakkk abissss🤣😂😂🤣🤣

2023-08-04

2

lihat semua
Episodes
1 Operasi
2 Cantelan Wajan
3 Jinak-Jinak Merpati
4 Preman Kesiangan
5 KiJo
6 Bukan Gratifikasi
7 Tak Pernah Akur
8 Upaya Zar
9 Copet
10 dr. Aqeel
11 Jebakan Abi
12 Cowok Sombong
13 Akur
14 Iza
15 Taktik Dimulai
16 Kutu Kupret
17 Abi vs Arsy
18 Tidak Mempan
19 Curcol
20 Menwa
21 Jangan Menyerah
22 About Renata
23 Menunggu
24 Wake Up
25 Born of Indigo
26 Uji Nyali
27 Layanan Darurat
28 Restu
29 Tersangka
30 Maaf
31 Caring
32 Tolong Aku
33 Ternoda
34 Terpuruk
35 Jebakan
36 Drama Rooftop
37 Kakek Licik
38 Es Kering & Cewek Jutek
39 Malam Pertama
40 Malika
41 Calon Istri
42 Evidence
43 Singa Edan
44 Calon Penagntin
45 Rindu Itu Berat
46 Mohon Ijin
47 Azzam
48 Pasangan Seumur Hidup
49 Konspirasi
50 I Love You
51 Main Bola
52 Susi Bukan Suzy
53 Finding Stella
54 Sang Penyelamat
55 Cari-cari Jodoh
56 Rembukan
57 Misi Dimulai
58 Jembatan Sinyal
59 KDRT
60 Pelajaran Bibie
61 Hukuman Renata
62 Calon Istri
63 Alur Cinta
64 Sakit
65 Infinity Corp
66 Benih Eceng Melanda
67 Rencana Jahat
68 Wasiat Kakek
69 Move On
70 Bebende
71 Double Joepardy
72 Senjata Makan Tuan
73 Batu, Gunting, Kertas
74 Dua Lamaran
75 Suksesi
76 Heaven
77 Sepakat
78 Restu
79 Master Chef in Action
80 Perbincangan Calon Pengantin
81 Cicit
82 Konspirasi Jilid II
83 Pacaran Setelah Nikah
84 Completely Move On
85 3x Percobaan
86 Upacara Pedang Pora
87 Malam Pertama
88 Kualat
89 Bertemu Adik Kecil
90 Drama Pengantin Baru
91 Duda & Gadis
92 Suntikan Sang Dokter
93 Bimbang
94 Kangen
95 Secret Admirer
96 Rakan Sakit
97 The Brave Renata
98 Menjadi Istri Idaman
99 Kehilangan
100 Kalian Harus Kuat
101 Mangsa Baru
102 Accident
103 Membangunkan Macan Tidur
104 Taktik Daffa
105 Positif
106 Syukuran
107 Pasangan Romantis
108 Menjerat Jodoh
109 Hadiah Untuk Bibie
110 Lamaran
111 Cucu-cucu Ajaib
112 Suporter Heboh
113 Welcome Back
114 Drama IGD
115 Dokter Baru
116 Tebar Pesona
117 Semprotan Tamar
118 Syukuran
119 Cobaan Calon Bapak
120 Kisruh
121 Kesepakatan
122 Burung dan Apem
123 Kebakaran Jenggot
124 Menyerah
125 Kencan
126 Ancaman Richie
127 Beradu Taktik
128 Pertarungan
129 Pasien Luar Biasa
130 Bulan-bulanan
131 Buka Puasa
132 The Proposal
133 Nasib Para Jomblo
134 Daffa vs Ansel
135 Pendamping Wisuda
136 Rahasia Daffa
137 Penghulu Gagap
138 Derita Pengantin Baru
139 Poor Zar
140 Patah Hati, Bukan Patah Lidah
141 Drama Perjodohan
142 Kericuhan
143 Pertarungan Yang Sesungguhnya
144 Tongkat Perseneling
145 Zar Sakit
146 Modus Berbuah Manis
147 Persiapan
148 Piala Sudirman
149 Parno
150 Janji
151 Hatchi!
152 Buang Mantan Pada Tempatnya
153 Gutak Gitek
154 Drama Pengantin Baru
155 Ular Kobra Pergi Ke Sawah
156 Hadiah Fenomenal
157 Nafkah Batin
158 Derita Arya
159 Baby Girl
160 Kapten Basket
161 Honeymoon
162 Bulan Madu Pengantin Urutan Buncit
163 Cicit Kedua
164 Positif
165 Pasangan Mesra
166 Lomba Launching Cebong
167 Syukuran
168 Tambah Cicit
169 Silsilah
170 Cosplay Pacar
171 Dibayar, Hutang!
172 Pengantin Pengganti
173 Kehebohan Acara Syukuran
174 Telur Gulung Sosis
175 Pesta Ulang Tahun
176 Baby Twins
177 Kumpul Keluarga
178 Opeasi Caesar
179 Aksi Pandawa Lima
180 Baby Twins Lagi
181 Pelatihan Suporter
182 Keluarga Bahagia #1
183 Keluarga Bahagia #2
184 Farewell
185 Spoiler Azzam
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Operasi
2
Cantelan Wajan
3
Jinak-Jinak Merpati
4
Preman Kesiangan
5
KiJo
6
Bukan Gratifikasi
7
Tak Pernah Akur
8
Upaya Zar
9
Copet
10
dr. Aqeel
11
Jebakan Abi
12
Cowok Sombong
13
Akur
14
Iza
15
Taktik Dimulai
16
Kutu Kupret
17
Abi vs Arsy
18
Tidak Mempan
19
Curcol
20
Menwa
21
Jangan Menyerah
22
About Renata
23
Menunggu
24
Wake Up
25
Born of Indigo
26
Uji Nyali
27
Layanan Darurat
28
Restu
29
Tersangka
30
Maaf
31
Caring
32
Tolong Aku
33
Ternoda
34
Terpuruk
35
Jebakan
36
Drama Rooftop
37
Kakek Licik
38
Es Kering & Cewek Jutek
39
Malam Pertama
40
Malika
41
Calon Istri
42
Evidence
43
Singa Edan
44
Calon Penagntin
45
Rindu Itu Berat
46
Mohon Ijin
47
Azzam
48
Pasangan Seumur Hidup
49
Konspirasi
50
I Love You
51
Main Bola
52
Susi Bukan Suzy
53
Finding Stella
54
Sang Penyelamat
55
Cari-cari Jodoh
56
Rembukan
57
Misi Dimulai
58
Jembatan Sinyal
59
KDRT
60
Pelajaran Bibie
61
Hukuman Renata
62
Calon Istri
63
Alur Cinta
64
Sakit
65
Infinity Corp
66
Benih Eceng Melanda
67
Rencana Jahat
68
Wasiat Kakek
69
Move On
70
Bebende
71
Double Joepardy
72
Senjata Makan Tuan
73
Batu, Gunting, Kertas
74
Dua Lamaran
75
Suksesi
76
Heaven
77
Sepakat
78
Restu
79
Master Chef in Action
80
Perbincangan Calon Pengantin
81
Cicit
82
Konspirasi Jilid II
83
Pacaran Setelah Nikah
84
Completely Move On
85
3x Percobaan
86
Upacara Pedang Pora
87
Malam Pertama
88
Kualat
89
Bertemu Adik Kecil
90
Drama Pengantin Baru
91
Duda & Gadis
92
Suntikan Sang Dokter
93
Bimbang
94
Kangen
95
Secret Admirer
96
Rakan Sakit
97
The Brave Renata
98
Menjadi Istri Idaman
99
Kehilangan
100
Kalian Harus Kuat
101
Mangsa Baru
102
Accident
103
Membangunkan Macan Tidur
104
Taktik Daffa
105
Positif
106
Syukuran
107
Pasangan Romantis
108
Menjerat Jodoh
109
Hadiah Untuk Bibie
110
Lamaran
111
Cucu-cucu Ajaib
112
Suporter Heboh
113
Welcome Back
114
Drama IGD
115
Dokter Baru
116
Tebar Pesona
117
Semprotan Tamar
118
Syukuran
119
Cobaan Calon Bapak
120
Kisruh
121
Kesepakatan
122
Burung dan Apem
123
Kebakaran Jenggot
124
Menyerah
125
Kencan
126
Ancaman Richie
127
Beradu Taktik
128
Pertarungan
129
Pasien Luar Biasa
130
Bulan-bulanan
131
Buka Puasa
132
The Proposal
133
Nasib Para Jomblo
134
Daffa vs Ansel
135
Pendamping Wisuda
136
Rahasia Daffa
137
Penghulu Gagap
138
Derita Pengantin Baru
139
Poor Zar
140
Patah Hati, Bukan Patah Lidah
141
Drama Perjodohan
142
Kericuhan
143
Pertarungan Yang Sesungguhnya
144
Tongkat Perseneling
145
Zar Sakit
146
Modus Berbuah Manis
147
Persiapan
148
Piala Sudirman
149
Parno
150
Janji
151
Hatchi!
152
Buang Mantan Pada Tempatnya
153
Gutak Gitek
154
Drama Pengantin Baru
155
Ular Kobra Pergi Ke Sawah
156
Hadiah Fenomenal
157
Nafkah Batin
158
Derita Arya
159
Baby Girl
160
Kapten Basket
161
Honeymoon
162
Bulan Madu Pengantin Urutan Buncit
163
Cicit Kedua
164
Positif
165
Pasangan Mesra
166
Lomba Launching Cebong
167
Syukuran
168
Tambah Cicit
169
Silsilah
170
Cosplay Pacar
171
Dibayar, Hutang!
172
Pengantin Pengganti
173
Kehebohan Acara Syukuran
174
Telur Gulung Sosis
175
Pesta Ulang Tahun
176
Baby Twins
177
Kumpul Keluarga
178
Opeasi Caesar
179
Aksi Pandawa Lima
180
Baby Twins Lagi
181
Pelatihan Suporter
182
Keluarga Bahagia #1
183
Keluarga Bahagia #2
184
Farewell
185
Spoiler Azzam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!