Dan disinilah Dev Sekarang, ia duduk di ruang makan sambil memakan sarapannya.
"Kau mau kemana!" Ujar Dev saat ia melihat Alena yang sudah bersiap-siap ke sekolah
"A aku harus ke sekolah!" Ujar Alena menunduk takut
"Sarapan dulu Alena!" Perintah Dev
"Ti tidak Usah Dev, aku bisa makan di kantin sekolah!" Ujar Alena lagi
"Tck, Jangan Membantah Alena!" Ujar Dev dingin, dan saat mendengar suara Dev yang begitu dingin, Alena dengan cepat mengikuti perintah Dev
"Kau hari ini tidak usah sekolah, Aku sudah meminta ijin untukmu!" Ujar Dev tanpa melihat wajah Alena
"Ke kenapa!" Tanya Alena
"Jangan banyak bertanya Alena, makan saja makanan mu!" Ujar Dev datar
"Ba baik!" Ujar Alena menundukkan kepala sambil terus memakan makanannya
Tentu saja Dev akan melarang Alena untuk ke sekolah, karna ia tidak mau Alena mengetahui apa yang ia lakukan pada pria berkacamata kemarin.
Alena terus memakan makanannya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, sedangkan Dev terus menatap Alena dalam diam dan sampai akhirnya ia melihat Alena yang sudah selesai memakan makanannya.
"Maafkan aku Sayang, karna telah menyakitimu!" Ujar Dev lembut sambil meraih tangan Alena lembut
"Ka kau menyakitiku Dev!" Ujar Alena Menahan tangis
"Maafkan aku Sayang, aku terbawa Emosi!" Ujar Dev penuh penyesalan
"Aku hanya takut kehilanganmu Sayang! aku tidak bermaksud untuk menyakitimu!" Ujar Dev lembut, dan seketika itupun Alena langsung menumpahkan air matanya yang ia tahan dari tadi
"Jangan Menangis Sayang!" Ujar Dev langsung memeluk erat tubuh Alena menenangkan
"Maafkan aku!" Tambah Dev sambil terus menciumi kepala Istrinya terus-menerus
Sedangkan Alena ia terus menangis tanpa memperdulikan Ucapan Dev
Setelah Beberapa menit Alena pun menghentikan tangisannya
"Maafkan aku Sayang!" Ujar Dev
"Jangan pernah Mengulangi kejadian Kemarin Dev!" Ujar Alena Memeluk Erat Pinggang Dev
"Baiklah Sayang, tapi kau harus berjanji jangan mencoba-coba mendekati pria lagi" Ujar Dev
"Dev, bukan aku yang mendekati pria kemarin "Ujar Alena sambil melepaskan pelukannya
"Tapi kau membelanya!" Ujar Dev dingin
"Karna Dev memukulinya" Jawab Alena
"Siapa suruh Memberi Bunga ke istriku" Ujar Dev menatap tajam Alena
"Ja jangan menatapku seperti itu " Ujar Alena dengan nada manja
"Kalo begitu Jangan membela pria lain di depanku Alena!" Balas Dev tajam
"Baiklah Dev" Ujar Alena Nurut dari pada nanti Dev marah
Saat mereka sedang Berbicara tiba-tiba Bunyi Telpon Dev menghentikan Pembicaraan Mereka
"Halo" Ujar Dev datar
"Hm" Dan langsung menutup Telponnya
"Ada apa Dev" Tanya Alena
" Aku ada Urusan di Kantor " Ujar Dev
" Benarkah " Kata Alena lemas
" Kenapa? Apa kau tidak rela aku pergi Sayang!" Ujar Dev tersenyum menggoda
" Hum Jika Dev pergi artinya aku akan sendirian di sini " Ujar Alena
" Hm, Bagaimana kalo kau ikut aku ke kantor ? " Tanya Dev sambil menarik pinggang Alena agar bisa dekat dengannya
"Bolehkah?" Tanya Alena dengan mata berbinar
" Hm, Sana ganti bajumu " Ujar Dev Sambil melepaskan rangkulannya
" Baiklah " Dengan Cepat Alena langsung berlari ke atas kamar mereka
Beberapa menit kemudian Alena akhirnya turun setelah berdandan
"Tck, Sayang jangan memakai baju seperti itu" Ujar Dev Kesal
"Kenapa ? ini bagus Dev!" Ujar Alena sambil melihat-lihat Bajunya
"Itu terlalu terbuka Sayang!" Tambah Dev
"Aisss Sudahlah, ayo kita berangkat" Ujar Alena sambil menggandeng lengan Dev
"Ta tapi Alena!" Ujar Dev terpotong Karna Alena dengan cepat menyelanya
"Ayolah Dev, Hari ini aku ingin pakai baju ini!" Ujar Alena Keras kepala
" Hah Baiklah " Ujar Dev pasrah
Devano dan Alena pun sampai ke Perusahaan Dirgantara dan di sana mereka di sambut dengan tundukkan kepala para Karyawan
"Benarkah ia Istri Bos?" Ujar Salah satu Karyawan
"Dia benar-benar cantik sangat cocok dengan Bos kita"
"Benar, tidak mengherankan kalo dia sangat serasi dengan tuan, diakan keturunan Laurence!" Ujar Karyawan yang lain, Dan Ucapannya di balas dengan anggukan mantap dari semua karyawan disana
"Duduklah di sini Sayang, dan jangan keluar, aku pergi sebentar ada yang harus aku lakukan" Ujar Dev sambil menyuruh Alena untuk duduk di sofa dalam ruangannya
"Mau kemana Dev?" Tanya Alena sambil duduk
" Ada yang harus ku lakukan Alena, duduklah di sini sebentar " Ujar Dev lagi sambil mengelus pipi Alena lembut
"Baiklah Dev" Ujar Alena sambil tersenyum lebar
"Aku akan menyuruh seseorang untuk membawakan cemilan untuk mu!" Ujar Dev setelah itu berjalan keluar meninggalkan Alena
Beberapa menit kemudian ada yang mengetuk pintu.
"Permisi" Kata Perempuan itu sambil meletakkan beberapa Snack di depan Alena
"Terimakasih!" Ujar Alena tersenyum lembut
" Sama-sama " Jawab perempuan itu sambil tersenyum lebar
"Istri Boss sangat Baik dan cantik!" Ujarnya dalam hati
Setelah Perempuan tadi pergi sekarang Alena duduk sendiri sambil memakan beberapa Cemilannya, namun itu hanya beberapa menit sebelum ia mendengar Suara Pecahan di ikuti Oleh Teriakan Histeris
"Ada apa?" Tanya Alena pada dirinya sendiri sambil bangun dari tempat duduknya
Alena berjalan keluar dari ruangan Dev dan melihat ke lantai kebawah seketika itupun ia dikagetkan dengan Seorang Pria yang Merangkak menjauhi Dev dengan Wajahnya yang mengeluarkan darah
"Kau berani bermain-main dengan Perusahaan Dirgantara, Apa kau tidak takut Mati heh!" Ujar Dev Tersenyum dingin
"Ampunilah Saya Tuan Dirgantara, Saya tidak Bermaksud Menggelapkan uang perusahaan!" Ujar Pria itu
"Jangan Ampuni dia Dev, Lebih baik kita habisi saja dia sekarang " Ujar Evan memprovokasi Devano
"Diam Lah Evan " Ujar Azka
"Tck, Apa kau pikir aku akan percaya, dan walaupun omongan mu itu benar pada akhirnya kau juga akan mati, karena aku tidak suka orang yang Mengkhianati ku masih hidup" Ujar Dev sadis
Seketika itupun Dev Mengeluarkan Pistol di saku celananya dan mengarahkannya ke arah kepala pria itu
"Dev apa yang kau lakukan!" Ujar Alena berlari kearah Dev
"Alena, Jangan Kemari!" Ujar Dev dingin tanpa mengalihkan pandangannya dari pria berlumuran darah itu
"Tidak, Kau akan membunuhnya Dev" Ujar Alena sambil berjalan mendekat ke arah Dev
" Ku bilang jangan mendekat Alena " Ujar Dev dingin Sambil menatap tajam Alena, Sedangkan Alena tidak mendengarkan Ucapan Dev, ia Terus berjalan mendekati Dev
"Jangan Seperti ini Dev, kau tidak lihat dia hampir sekarat!" Ujar Alen meringis ngeri saat ia melihat pria itu sudah sangat babak belur, Bahkan pria itu mungkin sudah tidak sanggup untuk berdiri lagi
"Diam, dan sudah ku bilang jangan mendekat ALENA DIRGANTARA" Bentak Dev keras sambil Menatap tajam Alena, seketika itupun Air mata Alena mengalir saat ia mendengar bentakan keras Dev kepadanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments