Kediaman Keluarga Steven.
Ruang pertemuan di mansion keluarga Steven telah disulap menjadi ruang pesta yang sangat megah, Bagaiman tidak dibuat seperti itu karna yang mereka undang adalah 10 Keluarga terpandang di Jepang.
Termasuk Keluarga Dirgantara, Agraha, Dan Fernandes.
Devano Dirgantara. Umur 27 tahun.
Adalah ketua mafia terkenal di Jepang yang sangat di takuti, Bagaimana tidak dia baru berusia 16 sudah membunuh Satu keluarga hanya karna masalah sepele. dan hal yang lebih mengerikannya lagi Orang-orang bahkan Polisi tidak bisa menyentuhnya, mereka semua tunduk kepada kekuasaan keluarga Dirgantara.
Evan Agraha. Umur 26 tahun
Adalah seorang pria keturunan Jepang Belanda, Tangan Kanan dari Devano Dirgantara dia juga memiliki kekuasaan yang sama kuatnya dengan Devano, Evan adalah penembak nomor satu di Jepang, dengan muka polos dan Cerianya ia sudah membunuh ratusan Orang, Tanpa belas kasihan.
Azka Fernandes. Umur 27 Tahun
Ia salah satu anak dari keluarga ternama yaitu keluarga Fernandes, Ia juga kabur dari rumah di usia 17 tahun karna tidak kuat dengan Aturan-aturan yang ada di rumahnya, hingga ia memutuskan untuk mengikuti Devano dan kebetulan ia ahli dalam bidang informasi serta kemampuan menembaknya juga tidak kalah hebat dari Evan.
Mereka bertiga adalah sahabat waktu kecil, dan lucunya mereka memutuskan untuk menjadi Mafia di usia muda karna masalah keluarga yang membuat mereka Frustasi.
hingga membuat mereka menemukan hobi yang membuat mereka tenang yaitu membunuh orang walaupun mereka juga tidak membunuh karena kepuasan mereka sendiri,, mereka membunuh hanya jika orang itu memiliki masalah dengan mereka.
Ruang Pesta. 09:46 Malam
Ketiga anggota keluarga telah memasuki Ruang pesta.
Begitu mereka memasuki ruang pesta banyak sekali mata yang memandang kagum kepada mereka, bagaimana tidak merasa kagum Jika keluarga Laurence terkenal dengan wajah yang rupawan dan urutan popularitas berada di urutan kedua setelah Keluarga Dirgantara.
Kedatangan Alena di sambut oleh kedua sahabatnya, mereka bertiga seperti Bidadari cantik yang luar biasa, mereka bertiga mengenakan gaun yang sederhana namun dapat memunculkan sisi anggun dan menawan mereka.
Alena mengenakan gaun selutut warna Ungu
Gina Warna biru muda
Dan Amora warna pink pucat.
Banyak Pria yang menatap mereka bertiga dengan tatapan mendamba sebenarnya Gina dan Amora telah menyadari kalau mereka di tatap mendamba oleh banyak pria disitu tapi toh Gina dan Amora tetap cuek tidak perduli karna mereka datang hanya untuk berpesta.
Deg
"Siapa wanita itu, Mengapa aku merasakan jantungku berdetak kencang saat melihat gadis berambut indah dan bermata cantik di sana, tidak biasanya aku berdebar hanya karna melihat gadis!" Ujar Devano
"Biasanya para gadis yang berteriak begitu melihatku!" Ujarnya menambahkan
"Hey yang berbaju pink itu Milikku!" Suara si Evan telah membuyarkan pikiranku tentang gadis ku, Eh gadisku, Memang karna sekarang dia sudah menjadi milikku!" Ujar Devano dalam hati sambil menyeringai
"Aku ingin Si pirang itu, Boneka Barbie!" Kini Azka ikut-ikutan menargetkan pilihannya
"Baguslah berarti pilihanku tidak salah pada gadis itu!" Ujar Devano dalam hati
"Mungkin saat ini aku menginginkan gadis itu!" Ah tidak saat ini aku sangat Terobsesi untuk menggunakan milikku, Baru beberapa detik aku melihatnya kini aku mulai menginginkannya untuk menjadi milikku seorang, yah benar-benar Menjadi milikku seorang, Hanya milikku Bahkan Keluarganya tidak memiliki hak.
"Hey Dev, apakah kau akan memilih wanita yang memakai gaun ungu di sana!" Ujar Evan sambil menunjuk gadis incaran ku
"Hm!"
"Okey berarti kita telah menentukan pilihan kita!" Ujar Evan Semangat
Devano Mengendus mendengar ucapan Evan
"Ayo kita pergi dari sini!" Ujarku kepada sahabatku sekaligus anak buah ku
"Tapi Dev, kita baru menikmati pesta selama 30 menit!"
Hah aku tau Sii Bodoh Evan ini pasti tidak mau meninggalkan pesta karna ia sangat menggilai pesta
"Ayo Evan jangan membantah!" Sebelum aku mengucapkan kalimatku Azka sudah lebih dulu meminta agar Evan mengikuti perintah ku, Azka Memang sangat bisa diandalkan untuk menghadapi Evan
"Hah baiklah ayo!" Ujar Evan lemas
Devano hampir tersenyum geli saat melihat Evan yang mengerucutkan bibir dan menggembungkan pipinya ia seperti anak kecil, Tidak akan ada yang percaya kalau Evan adalah mesin pembunuh bagi organisasi mafia Devano, wajahnya yang polos dan bodoh telah dapat mengelabui semua orang!"
"Tunggulah Aku akan memiliki mu secepatnya Sayang!" Ujar Dev dalam hati sambil menyeringai
Ketiga pria tampan itu saat ini telah pergi meninggalkan pesta malam itu, di dalam pikiran mereka hanya ada rencana agar dapat memiliki apa yang mereka inginkan dan rencana mereka ada yang memakai cara halus dan ada juga yang memakai cara kasar, mereka tidak perduli yang penting mereka bisa memilikinya.
Di sebuah ruangan Mewah dan megah terdapat dua orang yang sedang serius berbicara yaitu Devano dan Evan, mereka membicarakan bisnis atau organisasi mafia milik Devano
BRAK (Bunyi pintu yang dibuka kasar)
Devano dan Evan pun menoleh dan melihat siapakah yang berani mengganggu pembicaraan mereka.
Di depan pintu yang terbuka di sana berdiri laki-laki yang mereka kenal yaitu Azka memandang Devano dan Evan datar sambil membawa Map entah apa isinya, Azka mendekati Sasuke dan memberinya map warna ungu dan memberi Evan yang berwarna Pink sedangkan untuknya yang berwarna kuning cerah.
"Itu adalah Info tentang gadis-gadis semalam!" Secepat kilat Evan langsung membuka Map itu sedangkan Devano berusaha untuk bersikap cool dan keren.
Di dalam organisasi Nya Peran Dev adalah Bos atau ketua Organisasi itu, ia adalah ketua yang selalu dilindungi oleh bawahannya tapi tidak menutup kemungkinan untuk Devano berperang
Sedangkan Evan adalah Poin terdepan dari pasukan bagi Devano, Evan adalah sahabat sekaligus mesin pembunuh
Dan Azka bertugas untuk mencari informasi dari segala arah dan Azka selama ini tidak pernah tidak mendapatkan informasi bahkan sebaliknya gaara sangat pandai mendapatkan informasi bahkan sampai terperinci.
"Jadi gadis berambut pink kemarin namanya Amora Anak dari keluarga pengusaha rumah sakit terbesar di Jepang!" Baca Evan berkas ditangannya sambil Berbinar
"Hm!" Ujar Devano dan Azka serentak Hingga membuat Evan mendengus kesal
"Hey jangan rusak organisasi kita dengan wajah datar menyebalkan kalian itu!" Ujarnya sambil menggembungkan pipinya
"Contoh lah wajah ceriaku ini!" Ujarnya sambil tersenyum lebar seperti orang bodoh
"Dan menjadi bodoh sepertimu, tidak terima kasih!" Ujar Azka menusuk
"Kau melukai perasaan ku Azka!" Ucap Evan mewek Dan membuat Azka menatapnya dengan Malas.
Devano tidak memperdulikan pertengkaran kecil Azka dan Evan, dia terlalu fokus pada berkas yang ia baca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments