Dan Ketika Galang bercerita Galang langsung menggenggam tangan Alena, Alena belum menyadari nya sampai sekitar tiga menit Alena mulai menyadarinya dan ia langsung menarik tangannya.
"Ah maaf Galang aku mau ke toilet sebentar" Ujarnya sambil tersenyum canggung
"Mau aku antar" ujar Galang menawari
Seketika itupun pipi Alena langsung memerah.
"Ti tidak usah Galang aku bisa sendiri" Ujarnya langsung meninggalkan Galang
Sedangkan Galang hanya tersenyum manis saat ia melihat Alena yang pergi dengan pipi yang memerah.
Alena sedang berjalan menuju Toilet Umum, dan ketika ia mau menutup pintu tiba-tiba Devano, langsung Mendorong pelan Alena sambil menutup pintu toilet.
"Ah maaf Tuan ini Toilet Perempuan, Tuan salah masuk" Ujar Alena dengan sopan
"Aku tidak mencari toilet Alena!" Ujar Devano sambil berjalan mendekat ke arah Alena
"Ah tuan Mengenalku" Ujar Alena sambil mengerutkan alisnya karna Alena rasa ia baru pertama kali bertemu dengan pria ini
"Tuan jangan Mendekat" Cicit Alena sambil Memundurkan langkahnya saat ia melihat Devano Yang terus berjalan mendekat
"Kenapa, takut" Ujar Dev menyeringai
tiba-tiba Dev mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Alena dan dengan refleks Alena pun menepis tangan Dev.
"Tck, Saat aku ingin menyentuh mu kamu menepis tangan ku, sedang kan kamu hanya diam saja saat pria tadi menyentuh tanganmu, ada apa dengan mu Nona Laurence" Ujar Devano meremehkan
Alena hanya memiringkan kepalanya saat ia tidak mengerti apa yang di bicarakan Devano tapi tiba-tiba dia ke ingat saat Galang memegang tangannya tadi.
"Kau memata-matai ku" Ujar Alena Marah
"Iya, aku memata-matai mu karna jika aku tidak melakukan itu kau pasti akan selalu menggoda pria di manapun itu Sayang!" Ujar Devano langsung mengurungNya ketika ia melihat Alena yang sudah tidak bisa mundur karna terhalang tembok toilet
"Apa maksudmu, kamu mengira aku Perempuan yang suka menggoda para lelaki" Ujar Alena Marah
"Ah Bukan begitu sayang, aku hanya tidak rela jika ada yang menyentuh milikku, TIDAK yang benar adalah aku tidak mengijinkan Pria lain menatapmu" Kata Devano sambil mengambil tangan Alena Untuk menciumnya
Alena langsung menarik tangannya dengan cepat.
"Saya tidak mengerti apa yang tuan bicarakan, dan satu lagi saya bukan milik siapa pun, jadi tolong jangan ganggu saya" Ujar Alena sambil berjalan keluar dari Kungkungan tubuh Devano
Namun tidak semudah itu untuk melepaskan diri dari Devano, Karna dengan Cepat Dev langsung mengangkat tubuh Alena dan mendudukannya ke atas tempat cuci tangan.
"Ada apa dengan mu, lepaskan!" Ujar Alena memberontak namun itu hanya sia-sia karena Dev sudah memegang dengan kuat pinggang Rampingnya
"Jangan coba-coba untuk Menikah dengan Si Antonio itu" Ujar Devano menatap tajam Alena
"Kenapa, Itu bukan Urusan mu" Ujar Alena tajam
Entah kenapa Alena yang lemah lembut hilang saat ia berhadapan dengan Devano.
"Jangan Membantah Sayang!" Ujar Devano sambil mendekatkan Wajahnya ke wajah Alena
Entah kenapa saat Devano melihat bibir Alena, Dev sangat ingin merasakan nya, Namun sebelum itu terjadi tiba-tiba Suara Pintu toilet dibuka menghentikan Niat Devano.
Devano Langsung menurunkan Alena dan berbisik
"Ingat Kata-kata ku Alena jangan coba-coba menikah dengan Galang Antonio itu jika kamu tidak mau menyesali nya nanti" Ujarnya sambil Mengecum Pipi Alena
Setelah itu Devano pergi meninggalkan Alen yang masih berdiri Mematung di tempatnya.
Setelah Beberapa menit akhirnya dia sadar dan langsung berlari keluar ke tempat Galang berada
"Maafkan aku Galang tadi aku sedikit sakit perut" Ujar Alena berbohong
"Iya, tidak apa-apa ayo kita naik wahana itu agar kita bisa saling mengingat masa kecil kita" Ujar Alena sambil tersenyum lembut
Sedangkan Devano sedang mengendarai mobilnya untuk kembali, bukan ke Perusahaan Namun ia akan kembali ke Markas mafianya.
Sekarang hati Devano sudah sedikit lebih baik bahkan sekarang mungkin ia sangat senang karna Devano bisa bicara sedekat itu dengan Alena bahkan tadi ia memegang tangannya dan ia juga sudah mengecup tangan dan pipi Alena, Dev tadi menahan diri agar tidak melakukan hal yang akan membuat Alena membencinya.
Pada hal kalo boleh jujur Devano tidak berniat mengecup di pipi namun ia ingin di bibir dan apalah daya ia tidak bisa melakukannya.
"Untuk Sekarang belum bisa tapi tidak lama lagi kau akan menjadi milikku Sayang! Semuanya mau itu hati, Pikiran bahkan Ragamu pun termasuk bibirmu hanya milikku, Milik Devano Dirgantara" Ujar Dev dalam hati sambil menyerigai Iblis
Sedangkan di Perusahaan Laurence lagi sangat kacau, Tadi setelah kepergian Alena dan Galang, Harison dan Wiliam sedang berbincang-bincang bahagia namun tidak lama setelah itu tiba-tiba Asisten Harison Menelpon dan mengabarkan kalo ada masalah besar di Perusahaan Laurence Sehingga membuat Harison terpaksa meninggalkan sahabatnya di Mansion Laurence dan harus kembali secepatnya ke Perusahaan nya.
"Kenapa bisa begini, Siapa penghianat yang Menggelapkan Uang Kas Perusahaan" Ujar Harison dengan lantang
"itu Bagas tuan, Salah satu Orang kepercayaan kita,, saya sudah mencoba menghubungi nya namun tetap tidak bisa tersambung" Ucap Sekertaris Harison
Yang lebih membuat Harison Tertekan ialah Para Pemegang saham di Perusahaan Laurence mengetahui Berita ini dan mereka langsung mengadakan Rapat untuk meminta kerugian.
Namun Untungnya ketika Harison membuka suara, semua Para Pemegang saham langsung terdiam.
Sekarang Harison sedang duduk di meja kerjanya sambil memijit-mijit kepala nya yang sakit sedangkan Aditya hanya melihat ayahnya dalam diam.
"Aditya apa Paman William mu masih di Mansion Laurence"
"Iya Ayah" Jawab Aditya
"Kalo Alena dan Galang bagaimana, apa mereka sudah pulang" Tanya nya lagi
"Kata bibi tadi mereka belum pulang Ayah!"
"Aditya bagaimana menurutmu Galang apakah ia cocok dengan Alena" Tanya Harison sambil menatap Aditya
"Saya melihat Galang sangat mencintai Alena dan Aditya sangat Merestui mereka berdua" Ujar Aditya bersemangat
"Kalo begitu kita akan adakan besok acara pernikahan Alena dan Galang" Ucap Harison mutlak
"Pernikahan ? ayah bukannya Alena dan Galang hanya akan bertunangan dulu?" Tanya Aditya kaget
"Lebih baik kita langsung membuat mereka menikah aku takut jika kita membuat ini terlalu lama, Devano Dirgantara itu akan lebih menghancurkan kita" Ujar Harison sambil menahan amarahnya
"Devano Dirgantara?" Ujar Aditya bertanya
"Ya apakah kamu tidak menyadarinya, ini semua adalah Rencananya Aditya!" Kata Harison sambil menatap dingin Aditya
"Brengsek,, Beraninya dia" Umpat Aditya mengeram marah
"Ayo lebih baik kita pulang dan membicarakan nya dengan Paman dan Bibi mu!" Ujar Harison sambil melangkah keluar dan di ikuti Oleh Aditya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments