Zahira hendak menghapus foto itu tapi Arka sudah terlanjur mengambil kembali ponselnya. Zahira melirik Arka yang hanya tersenyum iseng.
"Tindakan pria menyebalkan ini semakin menjadi-jadi saja ya," batin Zahira merasa kesal.
"Oh ya Ra, kita bisa mulai membicarakan rencana kita kemarin itu kan?" tanya Bella kemudian.
"Oh ok, tapi..." Zahira melirik Arka.
"Silahkan bicara saja dengan tenang, saya bukan orang yang suka mencampuri urusan orang lain," katanya bangga.
Zahira tertawa kecil lalu tersenyum pada Bella dan Damar. "Kalian dengar sendiri kan."
"Ok," ucap Bella.
"Jadi gini Damar kamu sudah tau kan tentang tante Risa, Mamanya Bella yang tidak menyetujui hubungan kalian berdua," ujar Zahira menjeda kalimatnya.
Damar hanya mengangguk.
"Bella sudah cerita padaku tentang itu juga. Dan menurutku, bagaimana jika kalian untuk sementara backstreet dari tante Risa? Apa kamu bersedia?" tanya Zahira pada Damar.
"Tapi itu ide gila, bagaimana caranya kami backstreet jika di manapun selalu ada yang mengawasi?!" ujar Damar bernada tinggi, membuat Zahira terkejut.
"Sabar sayang, jangan bicara keras-keras, bisa ketahuan jika terdengar oleh mata-matanya mama," bisik Bella pada Damar.
"Ok! sory, aku hanya sedang bingung," kata Damar kemudian.
"Its ok, itu semua terserah kalian. Aku hanya memberi bantuan, selagi aku bisa," ucap Zahira.
"Tidak apa-apa Ra, teruskan saja rencanamu," kata Bella.
"Jadi kalian harus bersabar hingga Damar bisa lulus kuliah dan menjadi orang sukses tentunya. Hanya itu satu-satunya cara agar hubungan kalian disetujui oleh Tante Risa," lanjut Zahira.
"Zahira benar, Bukankah papa sudah pernah membuat janji bersamamu. Ketika kamu lulus, papa akan langsung merekrutmu menjadi pegawai dan menunggu prestasimu hingga kamu bisa menempati posisi Direktur. Aku tau itu dari papa," Bella memberi pengertian pada Damar.
"Tapi bagaimana caranya aku bisa bertemu denganmu, disaat aku merindukanmu?" tanya Damar pada Bela.
"Aku akan membantu mengatur pertemuan kalian, agar tante Risa tidak curiga. Oh Tidak, masih ada Milla, Keysa juga Rani. Mereka semua bersedia membantu kalian," ujar Zahira meyakinkan.
Damar menatap Zahira lalu menatap Bella, "Baiklah, aku serahkan semua padamu dan Zahira."
Bella menggenggam tangan Damar, "Aku hanya tidak ingin kejadian seperti malam itu terulang lagi. Mama tidak main-main Damar. Aku takut jika terjadi sesuatu padamu," Bella meneteskan air mata.
"Jangan menangis, kamu jangan khawatir . Tidak akan terjadi apa-apa padaku. Kita pasti bisa melewati ini semua. Ok?" ujar Damar menenangkan.
Bella mengangguk, "Aku ke toilet dulu sebentar ya, sepertinya wajahku berantakan," kata Bella sambil mengusap air matanya dan beranjak pergi.
"Aku juga ingin ke toilet sebentar ya," ujar Damar menyusul Bella.
"Seperti menonton drama saja, lagipula kenapa juga kamu mau berkorban seperti itu demi mereka," celetuk Arka setelah Bella dan Damar sudah tidak terlihat.
Zahira melirik Arka tajam, "Ada apa denganmu hari ini?" tanya Zahira mengalihkan pembicaraan.
"Apa maksud kamu? saya tidak mengerti."
"Kau dua kali menciumku disini dan disini." Kata Zahira menunjuk tangan dan pipinya sendiri.
"Oh itu, kamu harusnya berterima kasih pada saya. Karena dengan begitu laki-laki brengsek itu akan merasakan juga sakit yang kamu rasakan. Adil kan?" jawab Arka merasa benar.
" Tapi_"
"Sstt..." Arka menempelkan satu jari telunjuknya di bibir Zahira. "Percayalah, aku hanya ingin menolongmu, itu saja," ujarnya kemudian menarik kembali jari telunjuknya.
"Entahlah, aku tidak bisa menebak niatmu, tapi aku ucapkan terimakasih," kata Zahira lembut.
"Oh ya, kenapa kamu bersedia menolong mereka berdua? Kamu rela sakit hati terus menerus saat melihat mereka bersama?" tanya Arka kembali ke pertanyaan awal.
Zahira tidak bisa menghindar lagi, "Karena Bella sepupuku, hanya itu yang bisa aku lakukan untuk menolongnya. Aku tidak tega melihat mereka mengalami kejadian seperti malam itu lagi. Apalagi ancaman tante Risa yang akan melenyapkan Damar jika Bella tetap bersama Damar," jelas Zahira.
"Lalu mengapa kamu tidak bisa move on dari Damar? Apa yang membuatmu tidak bisa melupakannya?" tanya Arka lagi.
"Kau ini kenapa ingin tahu urusanku?"
"Tentu saja karena aku calon suamimu. Apalagi?"
"Aku tidak mau mendengar ocehanmu lagi, Aku mau menyusul Bella ke toilet. Kenapa dia belum kembali juga?" kata Zahira lalu beranjak pergi.
***
Zahira masuk kedalam toilet wanita tapi Bella tidak ada disana, Zahira pun mencoba mencari Bella ke arah taman dekat Toilet. Dan diapun melihat kejadian yang paling tidak ingin dia lihat. Bella dan Damar sedang berciuman, di bawah pohon besar.
Saat itu juga dada Zahira terasa sesak dan sakit, dia ingin pergi dari tempat itu tapi entah mengapa kakinya enggan untuk bergerak. Untuk pertama kalinya Zahira berharap Arka ada disini dan membawanya pergi.
Entah kebetulan atau memang Arka dapat merasakan kontak batin dari Zahira, tak lama kemudian Arka sudah berdiri di hadapan Zahira, menghalangi pandangan mata Zahira dan membawanya pergi keluar dari cafe.
Lalu saat Bella dan Damar kembali ke meja, Zahira dan Arka sudah tidak ada.
"Kemana mereka?" Bella bertanya-tanya.
"Mungkin mereka pulang duluan," kata Damar.
Bella memanggil salah satu waitress, "Maaf berapa bill untuk meja nomer 10?" tanya Bella.
"Oh, tunggu sebentar," ujar waitress itu ramah.
"Bill untuk meja no.10 sudah dibayarkan." Ujar waitress itu.
Bella saling lirik bersama Damar.
"Oh begitu, ya terima kasih." Kata Bella.
Waitress itu pun undur diri, Bella mengeluarkan ponselnya lalu menelpon Zahira.
Bella : "Hallo Zahira!"
Arka : "Ini saya, Zahira sedang di minimarket, dia lupa membawa ponselnya. Maaf jadi aku yang mengangkatnya."
Bella : "Kalian kenapa pulang duluan? dan kenapa semua dibayarkan?"
Arka : "Zahira merasa pusing jadi kami pergi duluan untuk mencari angin yang sejuk. Oh ya tentang bill, anggap saja itu traktiran dari saya."
Bella : "Baiklah kalo begitu, terimakasih traktirannya. Jaga dia baik-baik ya."
Arka : "Ok!"
Pembicaraanpun diakhiri.
***
Arka membawa Zahira ke suatu tempat yang indah untuk menenangkan pikiran.
Zahira sedikit terhibur melihat pemandangan indah seluruh bangunan kota dari atas bukit. Walaupun suasana sepi, lampu-lampu yang menghias kota mampu sedikit menghibur mata dan suasana hati Zahira saat ini.
"Terima kasih, kau menjawabkan telpon dari Bella," kata Zahira lalu mengambil ponselnya kembali.
"Its ok, bagaimana keadaanmu sekarang apa sudah lebih baik?" tanya Arka.
"Sudah tidak apa-apa. Berkat pemandangan indah di atas bukit ini," jawab Zahira tersenyum kecil.
"Jadi bukan berkat saya," kata Arka pura-pura kecewa.
"Berkat kau juga, kau kan yang membawaku ke tempat indah ini. Apa kau pernah ke sini sebelumnya?" tanya Zahira.
"Tentu saja, jika tidak saya mana tau ada tempat seindah ini disini," jawab Arka.
"Bersama siapa kau ke tempat ini?"
"Ada seseorang yang pernah ada di masa laluku."
"Oh ya, bersama kekasihmu kah?" Tanya Zahira penasaran.
Arka memandang ke arah depan mengingat kejadian 2 tahun yang lalu di atas bukit ini.
**********
Next eps...
Tungguin up selanjutnya ya, author bikin reader tambah baper deh ^^
Jangan lupa like, rate, vote, dan komennya ya, lalu klik favorit. Thank's 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
BELVA
melengkapi kembali jempol ku
2021-02-07
1
Cahaya mata
Aku padamu Thor ❣️
2021-01-23
1
Dewi Ws
Kepo ya Arka😁
2020-12-22
1