Zahira mengikuti Arka menuju dapur apartemennya yang cukup luas. Sudah tercium aroma makanan yang enak, membuat perut Zahira semakin memberontak.
Di meja makan memang sudah tersaji beberapa piring makanan, dan itu semua Arka yang memasak. Zahira masih tidak percaya.
"Duduklah..." kata Arka menarik kursi untuk Zahira.
"Terimakasih, kamu sepertinya sudah terbiasa melakukan perhatian-perhatian kecil seperti ini ya kepada para wanita," celetuk Zahira.
"Tidak juga, aku hanya spontan saja. Memang kenapa?" balas Arka sambil duduk di kursi depan Zahira.
"Tidak apa-apa hanya saja itu cukup keren, para pria zaman sekarang kurang memperhatikan hal-hal kecil semacam ini," jawab Zahira.
"Termasuk dia kah?" Arka menyinggung seseorang.
"Dia?" tanya Zahira bingung tapi kemudian dia mengerti siapa yang dimaksud dengan 'dia' oleh Arka. "Jangan mengingatkan aku tentang dia," ujar Zahira dengan nada ketus.
"Sudah move on kah?" goda Arka lagi.
Zahira tersenyum kecut, "Apa aku sudah boleh menyantap makanan ini?" tanya Zahira mengalihkan pembicaraan, karena memang tidak ingin membahas tentang Damar.
Arka akhirnya menyerah, "Makanlah,"
"Thanks..." Zahira tersenyum kembali lalu segera mencicipi masakan Arka itu. "Waw, serius ini benar-benar enak!"
Arka tersenyum bangga, "Syukurlah jika kau suka..." ujarnya sambil ikut makan.
Setelah hampir menghabiskan setengah piring Zahira tertegun ada sesuatu yang baru dia ingat.
"Kenapa berhenti makan?" Tanya Arka heran.
"YA AMPUN! AKU LUPA MENGHUBUNGI KAKEK?!!" seru Zahira membuat Arka terkejut dengan suara tinggi Zahira.
"Kau mau membuat telinga ku pecah ya!"
"Ponsel? dimana ponsel ku?!"
"Kamu tenang saja, kemarin aku sudah mengirimkan pesan pada Bella lewat ponselmu. "
"Bagaimana caranya kamu membuka kunci ponselku?" tanya Zahira lagi.
"Tentu saja memakai sidik jarimu?" jawab Arka apa adanya.
Zahira mengangguk, "Lalu apa yang kau katakan kepada Bella?" tanya Zahira lagi.
"Aku mengatakan, jika kamu malam ini tidak bisa pulang karena menginap di apartemenku. Tolong carikan alasan yang lain kepada kakek Hans agar beliau tidak marah. Dan dia menjawab OK," jelas Arka.
Zahira melongo mendengar hal itu. "Kenapa kau mengatakan yang sebenarnya pada Bella, dia bisa berpikir macam-macam?!"
"Aku tidak mengatakan tentang kamu yang pingsan, karena aku tau keluargamu bisa cemas," jelas Arka lagi.
"Ya tuhan, Bella pasti berpikir jika aku dan kamu melakukan sesuatu," ujar Zahira cemas.
Arka tersenyum kecil, "Melakukan apa?"
Zahira menatap tajam ke arah Arka "Berhentilah menggodaku!" semprot Zahira kesal lalu beranjak pergi ke kamar Arka untuk mengambil ponselnya.
Arka tertawa kecil, merasa senang menjahili Zahira.
Ting! tong! (Suara Bel apartemen Arka berbunyi)
Arka berjalan menghampiri interkom apatemen rumahnya. Dan ternyata Ricko, Sekretaris Pribadinya yang datang. Arka langsung membuka pintu apartemennya untuk Ricko.
"Kau masih belum siap?" tanya Ricko, pria setengah bule dan berbadan sama tingginya dengan Arka.
"Maaf ada sesuatu yang harus diurus dahulu. Aku akan segera berganti pakaian."
Ricko melihat ke arah meja makan. "Waw.. apa ini? Kenapa di meja makanmu ada banyak makanan?"
"Kau boleh memakannya jika kau mau," jawab Arka sambil berjalan ke arah kamarnya.
Tak lama kemudian terdengar suara gaduh dari dalam kamar Arka, membuat Ricko yang sedang melahap sepiring makanan tersedak. Lalu dia mengambil segelas orange jus yang sudah tersedia.
"Kau mau berganti pakaian di hadapanku?! Dasar pria mesum! Pria gila!!" teriak Zahira yang keluar dari kamar Arka.
Ricko yang melihat sosok Zahira yang hanya memakai kaos oblong panjang yang kedodoran hingga sepaha, spontan terkejut dan menyemburkan orange jus yang sedang di minumnya. Situasi apa yang sedang di lihatnya ini? Ada seorang wanita di dalam apartemen Arka??!!! Setahunya Arka tidak pernah membawa siapapun ke apartemennya selain dia.
Zahira pun demikian, dia ikut terkejut melihat Ricko yang sedang duduk di meja makan.
***
Setelah beberapa saat Arka menjelaskan pada keduanya, Zahira dan Ricko pun saling mengerti.
"Jadi kalian berdua akan menikah karena dijodohkan?" tanya Ricko memastikan.
Arka mengangguk, "Kalau semuanya lancar mungkin kami akan menikah," kata Arka sambil melirik Zahira yang hanya menyimak.
"Maaf tadi saya sempat terkejut melihatmu, karena selain saya, belum pernah ada orang lain yang masuk ke dalam apartemennya. Terutama wanita," ujar Ricko merasa tidak enak pada Zahira.
"Tidak apa-apa, aku juga baru tau jika Direktur dan Sekretaris pribadi itu bisa dekat seperti kalian," Zahira tersenyum kecil.
"Itu karena Ricko adalah sahabat baik ku sejak masih SMA. Makanya hal itu bisa terjadi. Tapi saat kami sedang bekerja, kami tetap bersikap profesional layaknya Direktur dan Sekretaris pribadinya," jelas Arka yang sudah memakai setelan jas rapi dan bersiap-siap untuk pergi meeting.
Zahira melihat posisi dasi Arka miring. "Arka tunggu!" Zahira menghampiri Arka lalu dengan setengah berjinjit karena tubuh Arka yang sangat tinggi, Zahira merapikan posisi dasinya Arka.
Arka tertegun sambil menatap Zahira yang fokus merapikan dasinya. Wajah Arka sedikit merona, hal itu diketahui oleh Ricko yang tersenyum geli melihat ekspresi wajahnya Arka.
"Ehem.. ! Bisa kita berangkat sekarang?" tanya Ricko terpaksa mengganggu.
"Ok...sekarang dasinya sudah rapi," ujar Zahira sambil tersenyum manis.
"Emm...Thanks! Oh ya nanti akan datang cleaning servis, dia akan mengantarkan pakaianmu yang sudah dicuci. Kau bisa kan pulang sendiri? atau jika kau masih betah kau boleh tetap disini," ujar Arka.
"Ok thanks, pastinya aku akan pulang, kakek pasti menungguku. Oh ya thanks juga untuk sarapan paginya, benar-benar sangat enak," puji Zahira.
Setelah itu Arka dan Ricko pergi keluar apartemen. Akhirnya Zahira pun merasa sedikit kesepian sendirian di dalam apartemen Arka yang sangat luas untuk tempat tinggal satu orang ini.
***
Zahira pulang ke rumahnya dengan naik taxi , sudah ada Kakeknya, Om jimy dan Tante Risa yang sedang bersantai di ruang tengah.
"Selamat siang semuanya," sapa Zahira.
"Oh Zahira, kakek sangat mengkhawatirkanmu. Bella mengatakan kau sedang banyak tugas kuliah jadi kau menginap di rumah temanmu kemaren malam."
Zahira merasa tenang karena Bella mencarikan alasan yang bagus untuk Kakek. "Iya kek, itu benar. Maafkan aku sudah membuat kakek khawatir."
"Tidak apa-apa Zahira, duduklah. Kebetulan ada kamu disini, kami sedang membicarakan tentang pertunanganmu bersama Arka," ujar Om Jimy.
Zahira pun duduk di sebelah kakek Tony. Dia melirik Tante Risa yang menatapnya dingin. Tapi Zahira sudah terbiasa dengan hal itu. Karena Tante Risa memang tidak pernah menyukainya sejak kecil.
Itu dikarenakan Kakek Tony lebih menyayangi Zahira dibandingkan Bella. Hanya karena Zahira ditinggal mati oleh kedua orang tuanya karena kecelakaan. Kakek Tony menjadi sangat perhatian pada Zahira.
Ditambah lagi tentang Zahira yang akan dijodohkan dengan Arka, cucu dari Kakek Hans pemilik perusahaan besar yang sudah sangat terkenal diantara perusahaan lainnya.
Hal itu membuatnya sangat iri dan membenci Zahira. Karena Tante Risa mengetahui kebenaran bahwa yang awalnya akan dijodohkan dengan Arka itu adalah Bella, putrinya sendiri. Tapi gara-gara Bella berpacaran dengan Damar, perjodohan pun diserahkan pada Zahira.
**********
Next Eps...
**Author : "Jangan takut sama yang namanya nenek lampir kaya Tante Risa, Zahira.. Bagaimanapun dia tetap manusia biasa. Di bogem juga K.O" 😃
Tante Risa : "Siapa yang bilang saya nenek lampir?!!" 👿
Author : 😲. . . . . . ."kabuur...!!!"
(dukung terus author dengan klik favorit,like, rate,dan vote nya ya)
Terima kasih 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
S Anonymous
Semangat Kak..
2021-02-25
1
Manusia hidup
kentut
2021-01-29
0
Dewi Ws
salah sndrii bella pacaran ama damar, .. ehh mungkin ini emg udh takdir zahira bisa berjodoh dgn pria sekeren Arka😍
2020-12-23
1