Setelah beberapa hari, Bella akhirnya bisa kuliah kembali. Dia keluar dari mobilnya bersama Zahira di area parkir. Zahira awalnya menolak karena Zahira sudah terbiasa memakai kereta yang lebih cepat sampai.
Karena Bella memaksa akhirnya Zahira pun menuruti keinginan Bella. Bella merangkul lengan Zahira saat memasuki kampus. Semua orang sontak terkejut, melihat pemandangan itu.
Karena Zahira dan Bella sama-sama populer di kampus, mereka semua tahu bahwa Zahira dan Bella adalah saudara sepupu yang tidak akur karena seringnya mereka berselisih di kampus.
Tapi kini mereka heran dengan kedekatan Zahira dan Bella, mengingat kejadian terakhir saat di pesta ulang tahunnya Keysa. Mereka berdua masih berselisih.
"Bella!!" seru seseorang dari arah belakang yang ternyata Rani, sahabat dekat Bella. Dia berlari dan langsung memeluk Bella.
"Rani!! aku kangen," Bella balas memeluk Rani.
"Aku mengkhawatirkanmu, kau sulit sekali dihubungi," Rani berekspresi sedih.
"Iya aku minta maaf, aku hanya sedang ingin istirahat total. Jika tidak, aku tidak bisa cepat masuk kuliah lagi kan," jelas Bella.
"Ok dan apa maksudnya ini Bel?" Rani melirik ke arah Zahira.
"Oh ya..." Zahira merangkul pundak Zahira. "Aku dan Zahira sudah berbaikan, iya kan Ra?" katanya senang.
"Ya...begitulah..." jawab Zahira tersenyum kecil.
"Waw! ini kabar yang baik. Selamat ya untuk kalian berdua, memang tidak baik sesama saudara berselisih," kata Rani ikut senang.
Zahira dan Bella saling tatap lalu tertawa kecil.
Di sela percakapan mereka bertiga tiba-tiba datang Damar yang langsung menarik Bella erat ke pelukannya. Membuat semuanya terkejut dengan tindakan Damar.
Zahira masih merasakan sakit di dadanya melihat pemandangan itu. Tapi dia berusaha untuk kuat menghadapinya.
"Damar..." lirih Bella saat melepas pelukan Damar.
"Aku merindukanmu..." lirih Damar.
"Aku juga, eem... tapi saat ini kita sedang di kampus kan malu dilihat banyak orang."
"Aku tidak peduli," Damar memeluk Bella kembali.
"Emm... Bell, Ran. Aku duluan ke kelas ya. Ada tugas yang belum aku kerjakan," kata Zahira akhirnya, sebelum air matanya pecah. Lalu bergegas pergi.
"Iya Ra, semoga study hari ini lancar!" seru Rani, menatap Zahira khawatir. Dia tau apa yang dirasakan Zahira saat ini.
Damar melepas pelukannya, "Tadi Zahira disini dan berbicara dengan kalian??"
"Iya, dia tadi ada disini. Sekarang aku dan Zahira sudah baikan," kata Bella tersenyum senang.
"Itu bagus...syukurlah," Damar ikut senang.
Rani melirik Damar, "Kalau bisa kamu tahan tindakanmu yang ceroboh, seperti memeluk Bella di depan umum. Terutama Zahira, aku yakin dia masih ada rasa padamu Damar."
"Rani benar..." lirih Bella menyesal. Damarpun menjadi merasa bersalah dan menyesal.
"Aku juga iri melihat kalian, kalian kan tau aku ini jomblo sejati. Tega sekali kalian padaku," kata Rani mengalihkan topik, membuat Bella dan Damar tertawa kecil.
"Kamu aja Ran yang terlalu pilih-pilih, makanya jomblo terus ya sayang," celetuk Damar seraya merangkul Bella.
"Yes!!" seru Bella tertawa kecil.
"Ah sialan, sudahlah ayo kita masuk sudah hampir terlambat," ajak Rani kemudian.
***
Saat jam istirahat seperti biasa, Zahira, Milla dan Keysa nongkrong di kantin untuk makan siang bersama. Bercanda-canda membicarakan hal yang lucu.
"Hai! kami boleh gabung tidak?" sapa Bella yang datang bersama Rani.
Zahira tersenyum kecil, "tentu saja," jawab Zahira membuat Milla dan Keysa melongo.
"Thanks... " Bella dan Rani pun duduk di bangku depan Zahira, Milla, dan Keysa.
"Ini ada apa ya, tumben?" tanya Milla merasa aneh dengan Zahira dan Bella yang saling menyapa, Keysa hanya mengangguk setuju.
"Kamu belum cerita Ra? ini kan kabar baik tentang kita," tanya Bella.
"Iya aku belum cerita, supaya Milla dan Keysa sendiri yang melihat kenyataanya," jawab Zahira sambil menahan tawa.
"Ada yang bisa jelasin gak sebenarnya ada apa ini?" tanya Milla lagi, sedikit kesal karena belum ada yang menjawab.
"Ok..ok.. biar aku saja yang menjawabnya, aku juga baru tau tadi pagi tentang mereka berdua. Milla...Keysa..." kata Rani sok akrab, membuat Keysa bergidik.
"Ih sok akrab banget sih kamu, biasanya juga judes minta ampun," sewot Keysa.
"Oh gitu, ya sudah aku tidak jadi juru bicaranya," balas Rani.
"Tidak apa-apa, cerita saja Ran," pinta Milla, yang dibalas cemberutnya Keysa.
"Ok jadi gini, Bella dan Zahira itu sudah baikan teman-teman sekalian. Lihat mereka senyum-senyum terus dari tadi kan."
Milla dan Keysa terkejut, "Serius?!" seru mereka berdua berbarengan Sambil melirik Zahira dan Bella bergantian.
Zahira dan Bella tersenyum simpul sambil mengangguk.
"Astaga bagaimana ceritanya?!" tanya Milla lagi penasaran.
"Iya kalau itu aku juga belum tahu, tadi keburu ada dosen soalnya. Ayo mumpung semua lagi kumpul, ceritakan bagaimana kalian bisa berbaikan?" pinta Rani.
"Iya ini kabar baik, jadi penasaran," ucap Keysa tidak kalah kepo.
Zahira dan Bella pun mulai menceritakannya. Milla, Keysa dan Rani mendengarkan dengan serius. Mereka ikut sedih dengan hal yang dirasakan oleh Bella dari cerita Zahira.
Setelah beberapa saat Zahira dan Bella selesai bercerita. Milla, Keysa dan Rani berekspresi sedih.
"Wah, wah, kenapa dengan kalian? aku tidak apa-apa ko. Lagipula ada Zahira yang bersedia membantuku. Jadi kalian jangan sedih gitu," kata Bella tersenyum.
"Aku juga pasti bantu kamu, jika memang kalian ada rencana untuk backstreet," kata Rani.
"Semoga berhasil ya Bel, aku ikut mendukung jika Zahira memang benar-benar sudah mengikhlaskan Damar," ujar Milla.
"Kamu beneran tidak apa-apa Ra?" tanya Keysa meyakinkan.
"Kalian itu jangan terlalu khawatir, aku sudah mengikhlaskan Damar untuk Bella. Mereka saling mencintai jadi, it's ok! " jawab Zahira pura-pura semangat.
"Baiklah jika memang begitu," Milla mengangguk pelan.
"Makasih, aku sangat senang. Kalian mau kan jika kita mulai dari sekarang menjadi teman yang akrab dan sering berkumpul seperti ini. Kita lupakan masa lalu," pinta Bella.
Milla dan yang lainnya saling pandang lalu tersenyum simpul, "Ok!!" seru mereka bersamaan.
Tak lama kemudian Damar memanggil Bella, Bella pun pamit pada Zahira dan yang lainnya.
"Ra nanti malam kita janjian di cafe ya, nanti aku share lokasinya," kata Bella lalu beranjak pergi, diikuti Rani.
"Ya elah, Ran kamu disini aja, buat apa ngintil yang pacaran?" Goda Keysa.
"Ih sory...aku mau ke perpus bukan mau ngintilan mereka berdua," kata Rani membela diri.
Keysa tertawa renyah, senang menggoda Rani. Sementara Milla, dia memerhatikan Zahira yang terdiam setelah kemunculan Damar.
"Tolong jujur Ra, kamu bohong kan tentang kamu yang sudah mengikhlaskan Damar untuk Bella?" tanya Milla akhirnya.
Zahira terkejut disela lamunannya. Zahira melirik Milla, saat itu juga dia tidak bisa membendung air matanya. Sakit di dadanya melihat kebersamaan Bella dan Damar, tidak bisa dia hilangkan.
Milla dan Keysa terkejut lalu mereka berdua segera merangkul Zahira yang duduk di tengah mereka. Menguatkan agar Zahira bisa lebih tegar.
"Aku tidak apa-apa, ini hanya sementara," kata Zahira sambil menghapus air matanya.
"Kenapa kamu begitu baik pada mereka?" tanya Keysa.
"Aku sudah merasa senang dengan kembali baiknya hubungan ku dengan Bella. Aku akan belajar mengikhlaskan mereka. Karena cinta memang tidak bisa dipaksakan."
Milla dan Keysa hanya bisa memberi pelukan karena ini sudah menjadi keputusan yang diambil oleh Zahira sendiri. Mereka hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Zahira, agar suatu saat Zahira bisa segera move on dan merasakan cinta yang baru.
*********
**Next eps...
author : Ayo donk Zahira kamu harus bisa move on.
Zahira : Suruh Arka buat bikin aku jatuh cinta. Bukan malah ngisengin mulu.
Author : Ok siap !! ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
BELVA
absen pagi datang nih
2021-02-04
1
Cahaya mata
Boom like untuk author ❣️
2021-01-17
1
Melan
Damar main peluk peluk aja, ngga tau tempat rame 😆
Lanjut kak 🤩
Semangat berkarya 💪🏻
15 like sudah mendarat di karyamu yang keren ini ♥️
Aku baca nya baru sampai sini, klo senggang mampir lagi deh 😆✨
2021-01-11
1