Merasakan jantung Zahira yang berdebar kencang, Arka tiba-tiba meletakan kedua tanganya di batang pohon, mengunci tubuh Zahira sehingga Zahira sulit bergerak.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Zahira sambil menatap wajah keatas, karena tubuh Arka lebih tinggi darinya.
"Apa kamu mau membentuk sebuah kenangan baru bersamaku?" tanya Arka setengah berbisik, mendengar Arka pertama kalinya menyebut dirinya dengan sebutan 'aku', membuat Zahira merasa senang.
"Untuk apa?" tanya Zahira lagi.
"Tentu saja untuk menghilangkan kenangan bersama orang- orang di masa lalu kita. Lagipula sebelum kita menikah tentu saja kita harus menyatukan perasaan kita dahulu kan?"
Zahira tidak menjawab pertanyaan Arka, tapi ucapan Arka memang benar. Zahira hanya bingung menanggapi ucapan Arka. Zahira menatap mata Arka yang menatapnya serius. Arka menatap Zahira Dari mata hingga ke bibir Zahira yang terlihat pucat.
"Sepertinya bukan hanya tubuhmu saja yang harus dihangatkan, tapi bibirmu juga perlu dihangatkan."q
Belum sempat Zahira membalas ucapan Arka, Arka sudah membungkamnya terlebih dulu dengan kecupan hangatnya. Zahira ingin berontak tapi entah mengapa tubuhnya enggan menolak bibir hangatnya Arka.
Zahira memejamkan matanya pasrah. Mungkin dengan seperti ini, ia dapat melupakan kenangannya saat bersama Damar.
Mengetahui tidak adanya penolakan dari Zahira, Arka merubah kecupannya menjadi sebuah ciuman panas. Arka menyentuh kedua pipi Zahira dengan kedua tangannya. Lalu diapun ******* bibir Zahira yang terasa dingin dengan bibirnya. Ciuman yang berlangsung lama itu, membuat jantung Arka berdebar. Arka berharap Zahira membalas ciuman itu. Tapi Zahira hanya diam dan tidak membalasnya.
Arkapun melepas ciumannya, saat dia merasakan pipi Zahira terasa dingin. Saat itu juga Zahira tak sadarkan diri dan jatuh di pelukan Arka.
"Zahira?!" Arka menepuk-nepuk pipi kanan Zahira. "Gawat dia pingsan, tubuhnya dingin sekali. Hujannya belum berhenti juga. Bagaimana ini?" Arka tidak ada cara lain selain membawa Zahira menuju ke mobilnya.
Arka mendudukan dan menyenderkan Zahira di bawah pohon. Dia meraih dan memakai kembali kemejanya yang sudah basah. Setelah itu dengan cepat Arka menggendong dan membawa Zahira yang masih pingsan menuju mobilnya.
***
Sesampainya di mobil, Arka segera memasukan Zahira ke kursi belakang.
"Maaf...aku terpaksa melakukan ini, demi keselamatanmu," gumam Arka seakan Zahira mendengarnya.
Lalu tanpa berpikir panjang lagi Arka melepas semua pakaian Zahira yang basah kuyup terkena hujan, terkecuali pakaian dalamnya. Mungkin saat ini pikiran dan tubuhnya sedang berperang. Karena bagaimanapun dia adalah seorang Pria.
Melihat tubuh Zahira yang putih indah dan mulus seperti saat ini, semua pria manapun pasti akan tergoda. Namun Arka berusaha menepis pikiran kotornya, karena dia harus segera membawa Zahira ke suatu tempat.
Arka mengeringkan seluruh tubuh Zahira dengan handuk kecil yang dia ambil dalam dashboard mobilnya. Setelah itu dia pakaikan Zahira jas dan mantelnya yang dia tinggalkan di mobil. Mungkin hal itu bisa memberikan pertolongan pertama untuk Zahira.
***
#Apartemen Arka#
Zahira perlahan membuka kedua matanya, merasa silau oleh sinar matahari yang tersirat dari jendela.
Zahira beranjak bangun karena merasa asing dengan ruang kamar yang saat ini sedang dia lihat.
"Dimana ini? ini bukan kamarku," Zahira kebingungan lalu berusaha mengingat kejadian kemarin. Satu persatu ingatan itu muncul. Dan pada ingatan terakhir Zahira terkejut sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Astaga kemarin malam itu saat turun hujan dibukit bintang, aku merasa bibirku hangat, iya benar Arka_dia menciumku?? lalu setelah itu tiba-tiba semuanya menjadi gelap, aku tidak ingat apa lagi yang terjadi setelah itu," batin Zahira bertanya-tanya.
Zahira meraba-raba tubuhnya, ada yang aneh dengan pakaiannya yang terasa sangat longgar. "GYAAAA!!?PAKAIAN SIAPA INI??!!" Teriak Zahira saking terkejutnya.
Tak lama kemudian seseorang membuka pintu kamar dari luar dan ternyata Arka.
"Kau sudah bangun," ujar Arka seraya menghampiri Zahira.
"Arka? kamu...Ini dimana? dan jelaskan padaku ini apa maksudnya? Kenapa aku memakai pakaian ini?" tanya Zahira cemas.
Arka tidak menjawab, dia hanya duduk di pinggi kasur lalu menyentuh pipi Zahira. "Syukurlah suhu tubuhmu sudah kembali normal."
"Jawab pertanyaanku?!" tanya Zahira kesal.
"Jika diceritakan itu akan sangat panjang. Tapi jika kamu mau mendengarkannya, aku akan ceritakan," jawab Arka kini sudah terbiasa memakai kata 'Aku' pada Zahira.
"Ceritakan saja, aku butuh penjelasan," kata Zahira masih berekspresi kesal.
"Ok...aku ceritakan."
Selama beberapa saat Arka menceritakan kejadian tadi malam. Zahira seakan tidak percaya jika Arka ternyata telah melihat tubuhnya, walaupun Zahira tetap memakai pakaian dalam tapi hal itu tetap saja melanggar privasinya.
Zahira taud dan mengerti, Arka melakukan itu karena terpaksa. Berkat pertolongan Arka juga kini Zahira terselamatkan dari hipotermia akutnya yang sering muncul jika dia merasa kedinginan.
Zahira bingung antara perasaan marah dan senang karena telah diselamatkan, bercampuk aduk dalam pikirannya. Dia hanya berusaha menahan air mata, agar tidak menetes.
"Maafkan aku, aku benar-benar terpaksa melepas pakaianmu. Karena jika tidak kau mungkin mati kedinginan, karena suhu tubuhmu terus menurun dan semakin dingin," jelas Arka sambil menatap Zahira yang masih tampak marah.
"Aku mengerti, kau tidak perlu menjelaskannya lagi. Dan aku sudah memaafkanmu. Terima kasih juga kau sudah berusaha menyelamatkanku," Zahira sudah tidak kuasa menahan air matanya lagi.
Dan Akhirnya tangisnya pun pecah, Zahira menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Membuat Arka merasa bersalah dan bingung.
Arka memeluk Zahira, "Kenapa kamu menangis? aku kan bukan oranglain, aku calon suamimu. Jadi kamu jangan merasa takut dengan kejadian kemarin. Bahkan kita sudah berciuman, mungkin bisa jadi setelah menikahpun kita nanti melakukan....ugh!!" Arka menahan sakit di perutnya.
Zahira meninju perut Arka lumayan keras. "Jangan bicara macam-macam, kamu lupa kalau kita sudah menanda tangani surat perjanjian pernikahan kita," kata Zahira sambil menghapus air matanya.
"Astaga...tinjuanmu benar-benar sakit sekali," Arka yang masih memegangi perutnya meringis kesakitan, membuat Zahira sedikit khawatir.
"Maaf..." Zahira hendak memegang perut Arka tapi tiba-tiba Arka memegang tangan Zahira.
"Aku hanya bercanda, tinjuanmu tidak sakit sama sekali," ujar Arka tersenyum kecil.
Zahira jengkel, dia menarik tangannya dari genggaman Arka.
"Oh ya surat perjanjian itu hanya kertas yang suatu saat bisa hancur, jika pemilik kedua tanda tangan itu saling jatuh cinta. Tidak akan ada artinya lagi surat itu ada," Arka menatap Zahira serius, begitupun Zahira.
Beberapa detik mereka berdua saling bertatapan, tiba-tiba terdengar suara perut Zahira berbunyi. Pipi Zahira merona karena malu.
"Kau lapar, ayo kita ke ruang makan. Aku sudah menyiapkanmu sarapan pagi," kata Arka kemudian beranjak berdiri.
"Kau yang memasak sendiri?" tanya Zahira sambil ikut turun dari kasur.
"Tentu saja, Ini apartemen pribadiku. Jadi aku memasaknya sendiri di dapur. Aku tidak terlalu suka makan diluar. Karena masakanku sendiri jauh lebih enak," ujar Arka percaya diri.
Zahira hanya tertawa kecil mendengar ocehan Arka.
**********
Next eps...
Author : " Mau juga donk nyobain masakan Arka"
Zahira dan Arka : "Jangan jadi obat nyamuk!!" 👊👊
Author : 😭
(dukung selalu author dengan klik favorit, like, rate, dan vote ya)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Dewi Ws
awwww lngsung di cium dong zahira nya😍😍😍🙈 ...
duhh untung arka baik orgnya.. ga macem2 ama zahira😍
2020-12-23
1
Elmoo
like
2020-11-19
1
flora sweet
😍😍😍💪💪💪💪
2020-09-08
1