"Aku makan ya nek?!" Seru Zahira senang.
"Iya, makanlah!" kata nenek tersenyum senang melihat semangat Zahira.
"Emh!!! pie ini benar-benar lezat dan segar nek! Nenek hebat, lain waktu ajari aku membuat ini ya nek?!"
"Tentu saja, nenek siap kapan pun."
"Oh ya nak, kakek jatuh cinta pertama kali pada nenek Selly itu karena pie buah ini," ujar kakek Hans.
"Oh ya! hmm... so sweet..." Zahira tersenyum gemas.
"Ada cerita seru apa ini?" tanya Arka yang baru selesai mandi dan berganti memakai pakaian santai.
Zahira melirik Arka dan dia tertegun sejenak melihat penampilan Arka saat dirumah. Kaos oblong pendek biru dongker dan celana jeans standar. Poni rambutnya pun dia biarkan jatuh kedepan, seperti saat bermain ke taman hiburan.
Sangat berbeda dengan saat dia sedang memakai setelan jas rapi dan rambutnya pun disisir ke belakang memakai gel rambut.
Kini dia terlihat sesuai dengan usianya yang memang masih muda. Zahira sedikit terpesona melihatnya.
"Waw, pie buah ya," Arka mengambil satu potong pie buah yang langsung dia masukan kedalam mulutnya.
"Arka, jangan makan sambil berdiri. Duduklah!" tegur nenek Selly.
Zahira menahan tawa melihat Arka yang diomeli seperti anak kecil.
"Syukurin, dasar bocah!" ucap batin Zahira.
Arka langsung menuruti ucapan neneknya, dan memilih duduk di sebelah Zahira. Zahira spontan terkejut, karena jarak Arka dan dia sangat dekat.
Zahira melirik Arka sambil menatap tajam, memberi isyarat agar Arka menggeser posisi duduknya. Tapi Arka pura-pura tidak mengerti.
"Kenapa? kamu mau lagi pie buahnya? Jangan sungkan silahkan ambil sepuasnya," ucap Arka iseng.
"Geser posisi dudukmu..." bisik Zahira.
"Apa? kamu mau pie punya saya? boleh, nih..." Arka menyuapi Zahira sisa gigitan terakhir milik Arka.
Zahira refleks membuka mulutnya. Saat itu juga Zahira terkejut karena sisa pie milik Arka masuk kedalam mulutnya, akhirnya terpaksa Zahira mengunyahnya sampai habis.
"Kamu itu menyebalkan ya!" bisik Zahira sambil mencubit lengan Arka.
"Maaf-maaf, aw!" Arka menahan tawa sambil meringis kesakitan.
"Ehem!" Nenek Selly berdeham, membuat Zahira dan Arka terdiam. "Kalian memangnya sudah kenal lama sebelum dijodohkan?" Tanya Nenek Selly heran melihat tingkah keduanya.
Kakek Hans mengangguk, "Iya tadi Zahira bilang Arka menyebalkan dari dulu. Sejak kapan kalian sudah saling mengenal?" Tanya Kakek Hans santai sambil menyantap pie buah buatan nenek Selly.
"Itu..." Zahira melirik Arka bingung.
"Zahira ini sebenarnya dulu juniorku saat di kampus Kek, Nek. Berkat perjodohan ini kami yang dulu sering berseteru bertemu kembali," jawab Arka seadanya.
"Begitu, itu berarti kalian memang berjodoh," ujar Nenek Selly.
"Hanya berseteru dan sedikit rasa benci itu tidak apa-apa. Bedanya hanya tipis antara benci dan cinta. Iya kan nek?" kata Kakek Hans.
"Iya Nenek sama kakek dulu waktu masih muda juga sama seperti kalian, sering berantem. Tapi akhirnya kami juga saling jatuh cinta," kata nenek tersipu malu.
"Tapi nek, Arka itu dia sering sekali membuatku kesal. Dia juga dulu galak dan selalu menggangguku," adu Zahira.
"Itu kan dulu, sekarang beda cerita," bela Arka.
"Apanya yang beda, sampai sekarang aja kamu masih suka mengisengiku?"
"Sudah, sudah, tidak baik kalian bersikap kekanakan terus seperti ini. Kalian harus berusaha untuk menjalin hubungan yang baik. Karena kalian akan segera menikah," omel nenek Selly.
"Segera? kapan nek? bertunangan saja kami belum," ujar Zahira mendelik pada Arka.
"Kami akan segera mengadakan pertemuan dengan Kakek Tony. Untuk menentukan tanggal pertunangan dan pernikahan kalian. Iya kan kek?" tanya nenek Selly pada kakek Hans meyakinkan.
"Iya itu benar. Ya sudah kalau begitu, kalian kami tinggalkan dulu. Kalian butuh waktu privasi untuk memperbaiki hubungan kalian. Arka, kamu kalau mau cari perhatian Zahira jangan bikin dia kesal. Tapi rayu dia sampai dia jatuh cinta padamu. ok?!" seru kakek Hans semangat, lalu pergi bersama Nenek Selly.
Zahira dan Arka saling lirik. Lalu keduanya jadi sama-sama salah tingkah karena ditinggalkan hanya berdua.
"Remote tv mana ya tadi, sepertinya saya melihatnya di sofa," kata Arka mencari remote tv. Dia melihat remote tv itu di sofa kecil, saat beranjak berdiri kaki Arka menyandung meja membuatnya hilang keseimbangan dan jatuh menimpa Zahira.
Zahira yang tidak kuat menahan tubuh Arka akhirnya ikut terjatuh dan terbaring di sofa. Zahira dan Arka saling tatap sama-sama terkejut.
Arka memperhatikan lensa mata Zahira yang berwarna coklat sangat indah. Dilihat dari dekat, wajah Zahira terlihat sangat cantik di mata Arka.
Begitupun dengan Zahira dia tertegun, jantungnya berdebar kencang kembali. Ah salah, bukan hanya Zahira tapi keduanya merasakan debaran yang sama.
deg..deg..deg..deg..
"Ma_mau sampai kapan kita seperti ini?" tanya Zahira yang baru tersadar dari lamunan, sambil menahan dada Arka yang masih berada di atasnya.
Arka yang baru tersadarpun beranjak bangun. "Maaf, tadi kaki saya tersandung dan badan saya menjadi tidak seimbang."
Zahira merapihkan sedikit rambutnya, "Ok, emm...bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Zahira mengalihkan suasana.
"Baik, kau sendiri bagaimana kuliahmu. Oh ya aku belum tau fakultas apa yang kau ambil?"
"Aku mengambil jurusan desain interior." jawab Zahira sambil menyantap kembali pie buah yang masih tersisa beberapa potong lagi.
"Waw! serius? itu sangat hebat. Mungkin suatu saat kita bisa bekerja sama. Karena bisnis perusahaan saya berada di bidang yang sama," kata Arka kemudian sambil ikut menyantap pie buah itu.
"Oh ya, kita liat saja nanti. Apa aku tertarik atau tidak untuk bekerja sama dengan perusahaanmu?" ujar Zahira sambil tersenyum jahil.
Arka yang selalu percaya diri, dibuat mati gaya oleh Zahira. "Saya menyesal sudah menawarkan kerja sama itu denganmu," ujar Arka lalu hendak mengambil pie buah potongan yang terakhir, tapi di waktu yang sama Zahira juga ternyata menyentuh pie buah itu.
"Karena aku yang pertama menyentuhnya, jadi pie buah terakhir ini milikku," ujar Zahira.
"Tidak bisa, saya yang pertama melihatnya," kata Arka tidak mau kalah, lalu mengambil pie buah itu dan memakannya.
"Kau itu benar-benar menyebalkan ya!"
"Ok, Ini setengahnya untukmu." Arka menyuapkan sisa gigitannya lagi ke mulut Zahira.
"Kamu itu jorok ya, ini kan bekas gigitan kamu!" keluh Zahira tapi tetap dia makan saking enaknya pie buatan Nenek Selly itu.
Arka menahan tawa, "Kenapa? kita kan sudah pernah berciuman. Hal seperti ini harusnya sudah biasa," goda Arka, membuat pipi Zahira merona.
"Jangan pernah ingatkan tentang kejadian itu lagi. Itu bukan ciuman, tapi pemaksaan," ancam Zahira setelah menelan habis sisa pie buahnya.
"Jadi kamu ingin ciuman yang sebenarnya?" goda Arka sambil duduk mendekati Zahira, lalu menatap Zahira lama.
Zahira meninju lumayan keras perut Arka.
"Ow!! astaga, kau berani meninju saya?!" Arka meringis kesakitan.
"Aku kan sudah bilang jangan suka bermain-main denganku," Zahira melipat tangannya di dada.
"Hei..hei.. kalian masih meributkan apa? astaga," kata nenek Selly sambil membawa sepiring pie buah lagi.
"Pienya masih ada nek?" tanya Zahira.
"Tentu saja nenek membuat lebih banyak, nenek juga sudah bingkiskan untuk kakek Tony," jawab nenek Selly sambil tersenyum.
Zahira menepuk jidatnya karena sudah memakan sisa gigitan pienya Arka. Sedangkan Arka menahan tawa, saking lucunya melihat ekpresi kesalnya Zahira.
**********
Next Eps...
Tambah greget kan melihat hubungan Zahira dan Arka. Sabar ya.. pernikahan mereka akan segera berlangsung kok ^o^
Jangan lupa like, rate, vote, dan komennya ya, lalu klik favorit. Thank's 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Mampir lagi kak, salam dari Jacob and Alesha: Mafia Acted, semangat 😊
2021-01-20
1
Dewi Ws
😍😍😍
2020-12-19
1
HIATUS
ahh gakuat, jadi sama kayak kakek neneknya, jatuh cinta gara2 pie 😍
2020-12-19
1