Sekuat apapun Damar tetap tidak sebanding dengan 6 orang pria yang mengeroyoknya. Damar yang sudah sangat lemah dipegangi oleh 2 orang pria. Lalu si rambut pirang mengeluarkan sebuah pisau lipat.
"Tidak! Apa yang akan kau lakukan?!" Bella panik melihat pisau yang dipegang oleh pria berambut pirang itu.
"Tentu saja membunuh kekasihmu ini nona," jawabnya tegas.
Si pirang hendak melancarkan aksinya menusukan pisau ke tubuh Damar, tapi aksinya digagalkan oleh kedatangan Arka dan Dani.
"Ahk!!" teriak si pirang saat Arka menendang keras tangan si pirang hingga pisau itu terjatuh.
Semua terkejut melihat kedatangan Arka dan Dani.
"Siapa kalian?! Janga mengganggu urusan kami!" tanya si pirang murka.
"Kami hanya pejalan yang sedanPg lewat, melihat pemandangan ini sangatlah mengganggu penglihatan kami," kata Dani santai.
"Beri mereka pelajaran, kalian tanggung akibatnya karena tengah mengusik pekerjaan kami!!" kata si pirang memberi perintah pada 5 anak buahnya.
Arka dan Dani pun mulai dikepung, sementara Bella menghampiri Damar yang masih setengah sadar.
"Damar sadarlah, hiks... aku akan membawamu ke rumah sakit, hiks... Kamu harus bertahan," lirih Bella sambil terisak melihat keadaan Damar yang tidak berdaya.
Zahira yang memperhatikan dari dalam mobil, dikejutkan oleh Milla yang tiba-tiba masuk ke dalam mobil Arka.
"Mengagetkan saja," omel Zahira pada Milla.
"Apa sebaiknya kita membantu mereka?" tanya Milla pada Zahira.
"Entahlah, kita lihat saja dulu. Jika dirasa mereka butuh bantuan, baru kita bergerak," jawab Zahira.
" Ok!" Milla mengangguk.
"Dia menyuruhku untuk diam disini, dia pikir aku gadis yang lemah seperti gadis yang lainnya. Aku memang tidak bisa berenang, tapi urusan beladiri. Itu hal yang lain bukan," Zahira menyunggingkan senyum.
"Dani juga berkata begitu, katanya kamu jangan keluar dari mobil. Diluar sangat berbahaya. Aku mengangguk saja, menuruti kata-katanya," kata Milla sambil meniru ucapan Dani, lalu tertawa kecil diikuti oleh Zahira.
"Waw! mereka berdua jago juga. Lihat 5 orang pria itu berkali-kali kena tendangannya Arka dan tinjuannya Dani," ujar Zahira kagum.
"Gawat ra! Sepertinya kita harus keluar, si pirang itu seperti membawa benda tajam, dia mendekati Bella dan Damar!" seru Milla seraya mengikat rambut sebahunya.
"Kamu benar, ayo cepat sepertinya dia akan melukai mereka berdua!!" begitupun Zahira, mengikat rambut panjang ikalnya. Sebelum mereka berdua keluar dari dalam mobil.
Arka dan Dani masih sibuk menghadapi 5 orang pria kuat itu. Hingga mereka berdua tidak menyadari si pirang akan melancarkan aksinya kembali untuk membunuh Damar.
Bella menggeleng-geleng kepala melihat si pirang yang hendak mendekat. "Tidak..."
Sebelum si pirang itu semakin mendekat ke arah Bella dan Damar. Milla menendang punggung si pirang cukup keras sehingga dia tersungkur jatuh ke aspal.
Zahira menginjak tangan si pirang, mengambil kesempatan untuk mengambil pisau itu dari genggaman si pirang.
"Ahk!!" teriak si pirang kesakitan, karena tangannya diinjak oleh Zahira.
Bella terkejut, "Zahira? Milla?"
"Kau akan melukai mereka dengan pisau ini, kurang ajar!" Zahira meninju wajah si pirang.
"Kau berani meninjuku?! dasar wanita sialan!!" si pirang kesal dan hendak menyerang balik.
Melihat si pirang di kepung oleh 2 orang wanita, salah satu dari 5 pria itu membantu si pirang.
"Apa yang gadis-gadis itu lakukan?Ini kan bahaya!" Arka terkejut saat menyadari keberadaan Zahira dan Milla. Ditambah kedua gadis itu ikut berkelahi membantu mereka.
"Wow, keren!! aku tidak menyangka mereka berdua ternyata bisa bela diri. Kalau begitu kita bisa menyelesaikan ini lebih cepat. Ayo bro!" seru Dani memberi semangat pada Arka.
Tak lama kemudian akhirnya mereka pun berhasil membuat berandalan itu menyerah dan kabur.
"Lihat saja, kalian akan merasakan pembalasan kami, brengsek!!" umpat si pirang sebelum akhirnya menghilang bersama kawan-kawannya.
Arka melirik Zahira yang juga meliriknya, Zahira hanya mengedikkan bahu sambil sedikit menyunggingkan senyum pada Arka. Arkapun geleng-geleng kepala, masih tidak percaya dengan kenyataan yang dilihat tentang sosok Zahira. Tapi dia menganggumi hal itu.
"Aku tidak tahu jika kalian bisa bela diri?" tanya Dani pada Milla.
"Wanita zaman sekarang itu memang harus bisa bela diri, jika tidak para pria akan semakin berani dan kurang ajar." jawab Milla sambil meninju pelan perut Dani.
Dani tertawa sambil mengelus kepala Milla.
Zahira melirik Bella dan Damar lalu berjalan menghampiri mereka. Ternyata Damar sudah bisa duduk, dan Bella sedang membersihkan luka pada wajah Damar.
"Kalian tidak apa-apa?" tanya Zahira.
Damar dan Bella melirik Zahira bersamaan.
"Ya, makasih atas pertolongan kalian. Jika tidak ada kalian mungkin aku sudah mati," kata Damar sambil meringis menahan perih karena luka di bibirnya.
"Sebenarnya apa yang terjadi? kenapa kalian diserang seperti tadi?" tanya Zahira lagi.
"Mereka orang-orang suruhan ma_" Bella tidak meneruskan ucapannya saat Damar menggenggam tangan Bella memberi isyarat untuk tidak mengatakan yang sebenarnya pada Zahira.
"Mereka hanya para berandalan biasa, tadi kami lewat dan mereka tiba-tiba mengganggu kami. Akhirnya jadi babak belur ,tapi untung saja mereka tidak melukai Bella." jawab Damar berbohong.
Zahira yakin ada sesuatu yang dirahasiakan darinya, tapi dia berpikir itu bukan urusannya. Oleh karena itu Zahira tidak bertanya lebih detail lagi tentang berandalan itu.
"Baiklah, kalian akan kemana lagi setelah ini?" tanya Zahira lagi.
"Mungkin kerumah sakit," jawab Bella.
"Apa perlu kami antar?" tanya Zahira lagi.
"Tidak perlu, kami bawa mobil sendiri. Nanti aku yang menyetir," jawab Bella sambil menunjuk mobilnya Damar.
"Baiklah kalau begitu kalian berhati-hatilah," kata Zahira sambil beranjak pergi.
"Zahira!!" panggil Bella, Zahira langsung membalikkan badannya menatap Bella. "Thank's," lirih Bella tulus.
Zahira bisa menangkap arti satu kata tulus itu. "Ok," kata Zahira lalu berjalan kembali menghampiri Arka dan yang lainnya yang masih menunggu.
***
Sesampainya mobil Arka di depan rumahnya Zahira. Zahira belum keluar dari mobil, dia melirik ada sedikit luka pada pipi kanan Arka. Zahira mengambil sesuatu dari tas kecilnya, lalu mengeluarkan selembar plester.
"Pakai ini, pipimu sedikit terluka," kata Zahira sambil memberikan plester itu.
"Emang beda ya, wanita yang bisa bela diri. Plesterpun tersedia dalam tas," goda Arka.
"Kamu sudah tahu aku bisa bela diri kan, jadi jangan macam-macam padaku untuk kedepannya." ancam Zahira.
"Pantas saja saat di pesta ultah Keysa waktu itu, tamparanmu lumayan sangat keras." kata Arka, spontan mengingatkan Zahira kejadian saat Arka menciumnya di pesta ultahnya Keysa.
"Aku tidak hanya akan menamparmu tapi juga akan menghajarmu jika kamu berbuat kurang ajar lagi padaku," ancam Zahira lagi.
"Waw! calon istriku galak juga ya."
"Sudah, cepat pakai ini!"
"Tolong pakaikan, susah jika memasangnya sendiri kan," kata Arka sambil mendekat dan menunjuk pipi kanannya.
Zahirapun terpaksa memakaikan plester itu karena tidak mau berlama-lama lagi bersama Arka di dalam mobil.
Deg deg deg
Melihat Arka mendekat padanya membuat jantung Zahira berdebar kencang kembali.
"Sudah, kau pulanglah! nanti aku kabari kabar selanjutnya setelah aku berbicara dengan Kakek," kata Zahira setelah selesai memakaikan plester.
"Ok, Thank's plesternya," kata Arka sambil menunjuk pipinya.
"Hmm," jawab Zahira sambil keluar dari mobil.
Setelah Arka pergi, Zahira pun masuk kedalam gerbang yang dibukakan oleh satpam.
**********
Next Eps...
Apakah hubungan Zahira dan Arka akan semakin dekat setelah ini, tunggu eps selanjutnya ya... ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
BELVA
aku absen kembali ka
2021-02-15
1
🍹Lulu Hilwa🦃
Semangat kak like hadir😊
2021-02-01
1
silviaanugrah
hai thor, 10 like dan 10vote untuk ceritamu.
semangat up dan smg ceritanya sukses ya.
aku tunggu feedback nya di ceritaku ya. 😊😍
2021-01-16
1