Perselingkuhan

Dewi menangis tergugu. Seharusnya, insting itu bisa membawanya pada satu kesimpulan. Seharusnya ia tak seterkejut saat ini.

Dewi menghela napas dalam dalam mencoba melupakan semua yang ia alami saat ini. Dan menganggap semua itu tidak terjadi.

KRIIINGGG....

Tiba tiba telepon rumah berdering dengan suara nyaring.

Dewi berdiri dan berjalan terseok-seok. Ia berusaha mengangkatnya. Mungkin saja ibunya yang menghubunginya. Ia ingin terlihat senormal mungkin. Ia tidak ingin membuat khawatir siapa pun.

"Ya, halo." Sahut Dewi dengan lemah. Tangannya bergetar menggenggam gagang telepon.

"Ma, sepertinya, ponselku ketinggalan di kamar. Bisa tolong kamu cek!" Itu suara Roni, suaminya. Dewi menggigit bibirnya, menahan air mata kuat kuat, yang akan meledak keluar.

"I-iya, sudah ketemu barusan." Jawab Dewi. Ia berusaha keras, mengatur suaranya senormal mungkin.

"Oke. Tolong kamu matikan saja. Makasih, Ma."

KLIK... TUT.. TUT... TUT...

Sudah, begitu saja. Tak ada kata sayang atau pun ucapan cinta.

Dewi meletakkan gagang telepon di dadanya. Perlahan lahan air matanya meleleh jatuh, tak tertahankan. Tangan kirinya menggenggam erat ponsel milik suaminya, yang sedari tadi ingin ia banting.

Dewi memejamkan matanya. Mengatur emosinya kembali. Akhirnya, ia berhasil menguasai dirinya lagi. Dewi menatap ponsel kecil itu sejenak, lalu mematikannya. Ia menyeka air matanya dengan lengan baju.

Saatnya memasak makan siang untuk anak anaknya.

Dewi menyiapkan makan siang untuk Miko dan Maya, buah hatinya dengan Roni. Meladeni anak anak dengan baik dan sambil mengobrol dengan mereka.

Miko yang mulai masuk SD, mulai menceritakan tentang sekolahnya, mulai dari teman, hingga gurunya. Begitu juga Maya, yang mulai masuk TK, ia juga mulai menceritakan tentang teman dan guru di sekolahnya.

Celotehan anak anak membuat Dewi tersenyum kembali. Untuk sementara ia melupakan kejadian pesan dari seseorang untuk suaminya.

***

Roni meletakkan ponselnya, lalu menatap layar ponsel pintarnya tersebut. Ia membuka lama sosial medianya. Ia mulai membuka pesan yang ada di laman sosial medianya.

Sori, tadi ponselku ketinggalan. Nanti kita bertemu di tempat biasa.

Tulis nya membalas pesan yang masuk dari seseorang.

Ia kemudian disibukkan dengan meeting di kantornya dan beberapa urusan pekerjaan yang membuatnya terkadang kelelahan.

Roni adalah seorang manager di sebuah perusahaan yang memiliki cabang hampir di seluruh Indonesia. Posisinya sudah bisa dibilang tinggi dan penghasilan yang mapan.

Itulah yang menyebabkan orang tua Dewi sangat menyukainya. Terlebih, dia bisa mengambil hati ibu mertuanya.

Saat Dewi memutuskan untuk menjadi full time mom, alias ibu rumah tangga, Roni tak masalah, bahkan ikut senang, karena istrinya dapat fokus mengurus rumah dan anak mereka.

Tutur kata yang sopan dan sering membawakan buah tangan untuk mertua, membuat Roni benar benar menjadi menantu kesayangan.

Hari mulai gelap, jalanan kota Jakarta mulai terlihat lebih lenggang, kemacetan mulai terurai perlahan.

Roni keluar dari ruangannya, menuju lift, yang membawanya ke basemen tempat mobilnya diparkir.

Roni melajukan mobilnya ke sebuah kafe.

Ia masuk dan melayangkan pandangan ke sekeliling, tampak seorang wanita melambaikan tangan padanya sambil tersenyum.

Ia berjalan menuju ke arah sosok wanita berusia matang itu.

Mereka saling cipika cipiki, lalu duduk berhadapan.

"Maaf sedikit terlambat, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan." Ucap Roni.

"Tidak masalah. Lagian aku juga belum lama sampainya." Sahutnya.

Tak lama pelayan datang membawa daftar menu. Lalu mereka memilih menu.

"Sebenarnya, aku bosan dengan menu makanan di kafe ini." Ucap Rosa sambil memajukan tubuhnya seraya berbisik.

Roni mengerutkan keningnya dan menatap gadis di depannya.

"Aku ingin memasak." Sahutnya, menjawab kebingungan Roni.

"Baiklah. Kita tinggal bungkus saja, dan bawa pulang pesanan kita." Jawab Roni dengan tenang.

Ia lalu memanggil pelayan dan meminta untuk membungkus pesanan mereka.

Rosa, adalah seorang wanita berusia 30 tahun. Ia seorang wanita karir, seorang manajer pemasaran yang handal. Penampilan yang menarik dan energik membuat Roni terpesona pada pandangan pertama.

Penampilan dan karir yang cemerlang berbanding terbalik dengan kisah percintaannya. Rosa selalu gagal membina sebuah hubungan dengan seorang pria, perselingkuhan selalu menjadi alasan klise perpisahan mereka. Itu lah akhirnya ia memilih menjalin hubungan dengan lelaki yang telah berkeluarga.

Meskipun ia tahu itu hal yang tak baik, bahkan terkadang akhirnya akan menyakiti perasaannya. Bahkan orang lain, namun, ia merasa nyaman dekat dengan pria yang telah berkeluarga.

Mulanya mereka berkenalan karena urusan bisnis.

Lalu mereka saling follow akun sosial media masing-masing, dan saling bertukar kabar.

Roni akhirnya mendekati secara langsung, dan mengajaknya jalan. Entah untuk sekedar makan malam di restoran, atau nongkrong di kafe, bahkan mereka pergi dugem di klub malam untuk bersenang senang.

Roni dan Rosa telah memasuki lift sebuah apartemen. Mereka menuju ke lantai 10 apartemen yang berada di pusat kota Jakarta.

Karir Rosa yang cemerlang, membuatnya dengan mudah mendapatkan tempat tinggal di tempat yang strategis seperti itu.

Rosa membuka pintu kamarnya yang berukuran studio itu. Dengan satu kamar, dan memiliki balkon dengan pemandangan jantung ibu kota.

Rosa menaruh belanjanya di ruang pantri, lalu mengeluarkan aneka sayur dari kantong belanjaan.

Ia mulai mengiris bumbu dan aneka sayur.

Ia mulai menumis bumbu, memasukkan udang, bakso, dan telur, setelah harum dan matang, ia memasukkan wortel, jagung muda, lalu menambahkan sedikit air, dan menambah sedikit gula, garam, penyedap, saos tiram, dan menunggu hingga lunak. Lalu sawi ia masukkan, ia mulai mencicipi masakannya.

Roni berdiri di sampingnya, ingin ikut mencicipi.

"Wow... Lezat!" Puji Roni, membuat Rosa tertawa.

Lalu capcay yang telah masak itu diletakkan pada mangkuk.

Rosa mengeluarkan makanan yang mereka pesan di kafe tadi, meletakkan di meja makan bersanding dengan capcay buatannya.

Roni dan Rosa menikmati makan malam mereka dengan bersenda gurau.

"Masakanmu lebih enak dari buatan Dewi." Celetuk Roni, yang seketika membuat Rosa menghentikan suapannya.

Roni masih terus makan, seolah ia mengatakan tanpa sadar.

Setelah selesai, Rosa menaruh piring dan peralatan bekas memasaknya ke cucian piring.

Roni membantu mengeringkan piring, saat Rosa mencuci piring.

Saat Rosa mengeringjan tangannya, Roni memeluknya dari belakang.

"Terima kasih, makan malamnya sangat lezat!" Bisik Roni tepat di telinga.

Rosa tersenyum mendengar pujian Roni.

Roni mencium leher Rosa yang jenjang, hingga membuat wanita itu memejamkan mata menikmati setiap sentuhan yang dilakukan oleh Roni padanya.

Lalu Rosa menggeliatkan tubuhnya, dengan satu gerakan membalikkan tubuh, Roni menaikkan ke meja, dan mereka bercumbu di sana. Roni berdiri, dan Rosa duduk di meja pantri.

"Aahhh.... Ronniii..." Teriak Rosa melenguh manja.

Membuat Roni semakin bersemangat, ia membopong tubuh Rosa menuju sofa, dan mereka bergerilya di sana. Kancing kemeja Roni telah terlepas, begitu pula kemeja Rosa.

Pakaian mereka telah lepas satu per satu dalam ruangan apartemen itu.

Roni menekan tubuh Rosa di dinding, dan mencumbunya, tubuh mereka saling bergesek dan saling berbagi peluh.

Erangan, lenguhan, dan teriak kecil menggema saat mereka merasa sensasi nikmat satu sama lain.

Roni menciumi dan mencumbu mulai dari wajah, leher, dada, perut,dan turun ke bagian area milik Rosa.

Ia membuka kaki Rosa dan memainkan jarinya di dalam sana, membuat Rosa makin berteriak, hingga membusungkan dadanya, membuat Roni tergoda untuk menghisap puncak gunung kembar milik Rosa dengan lahapnya, sensasi itu membuat tubuh Rosa makin tak karuan.

Kini kepala Roni telah berada di antara kedua kaki Rosa. Ia menjilati milik Rosa yang mulai basah.

"Ron... oh... Roonnniii... Oh... Ah... Oh... Nikmatnya..!" Rosa merancau tak karuan saat Roni memainkan jari dan lidahnya pada bagian itu. Hingga akhirnya bagian itu keluar cairan dan tubuh Rosa bergetar dan memeluk Roni.

Ia tak mau kalah. Rosa mendorong tubuh Roni dan berada di atasnya. Ia mulai menciumi wajah, leher, lalu turun ke dada, perut, dan pusaka Roni yang mulai menegang dan keras.

Rosa menciumi dan memasukkan ke mulutnya, memberi sentuhan dan sensasi nikmat juga pada Roni, hingga Roni berteriak dan pusaka itu mengeluarkan cairan lavanya, Rosa menjilatinya dengan lahap.

Roni menarik tubuh Rosa dan membalikkan tubuhnya, dan berbaik dari belakang.

"Roossaaa...!"

"Ronnie...!"

Kedua nya saling memanggil nama saat merasakan sensasi sensasi biologis mereka.

Roni mengambil sesuatu dari kantongnya, dan masang pada miliknya, lalu mereka bergelut kembali di atas ranjang milik Rosa dengan berbagai gaya. Baik Rosa di atas melakukan gaya koboinya. Atau Roni yang di atas. Lalu mereka saling servis dengan gaya 69.

Hingga keduanya mengeluarkan peluh, padahal AC di ruangan itu sangat dingin.

Roni memacu tubuhnya, memasukkan miliknya ke lubang nikmat milik Rosa, hingga membuat keduanya saling berteriak, hingga tubuh mereka saling memeluk dan bergetar hebat. Roni menumpahkan berjuta miliknya, namun tertampung dalam pengaman itu.

Rosa dan Roni saling berpelukan dan tergeletak di ranjang.

Roni tersenyum dan mengecup kening Rosa.

Ia masuk ke kamar mandi, lalu ia memakai pakaian kembali.

"Kamu tidak ingin tinggal di sini menemaniku?" Tanya Rosa setengah merajuk manja.

"Besok pagi aku ada meeting. Kita berjumpa saat makan siang." Jawabnya sambil memasang dasinya kembali.

"Sampai jumpa besok." Roni mengecup bibir Rosa, lalu berlalu meninggalkan kamar wanita itu.

Rosa menghela napas panjang dan memejamkan matanya. Mengingat betapa gilanya hal yang baru saja terjadi antara dirinya dan Roni.

Roni adalah pria beristri, dalam hati ia merutuki dirinya sendiri. Ia sadar bahwa dirinya salah, namun Roni sendiri memiliki rumah tangga yang bermasalah, dan dia sendiri yang datang mendekati nya.

Rosa tak merasa bersalah, jika seandainya terjadi apa apa dengan rumah tangga Roni.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!