"Baiklah, Mas. Aku dan kamu akan mencoba menjalin hubungan ini. Walau aku sadar pasti hubungan yang akan kita jalin ini tidak akan mudah. Pasti akan banyak yang menentang terutama dari keluargamu, Mas."
Athalla sangat bahagia mendengarnya. Dia mengecup tangan Kania yang berada di genggaman. "Aku akan terus memupuk cinta ini setiap hari dengan kebaikan, agar cinta kita kekal dan abadi." Athalla kembali mengecup tangan Kania.
"Sayang, mulai hari ini aku yang akan mengantar jemput kamu."
"Jangan, Mas. Nanti karyawan yang lain pasti akan curiga. Aku bisa gunakan ojek seperti biasanya."
"Aku tidak peduli. Jika perlu aku akan mengumumkan hubungan kita. Mana mungkin aku membiarkan kamu naik ojek dengan pria lain."
"Jangan umumkan, Mas. Aku malu. Biar aja jadi rahasia kita berdua hubungan ini, jangan ada orang tau."
"Kania, aku menjalin hubungan denganmu bukan untuk main-main. Aku serius. Aku juga ingin hubungan ini hingga ke jenjang pernikahan, jadi buat apa menyembunyikan ini semua. Jika aku menjalin hubungan secara diam-diam itu sama saja aku tidak serius. Hanya untuk main-main."
"Menikah?" tanya Kania kaget.
"Ya, aku juga ingin menikah denganmu, Kania. Aku yakin kamu adalah wanita yang pantas mendampingi hidupku. Aku ingin kita berdua, bersama hingga menua."
Kania memandangi wajah Athalla dengan mata berkaca. Athalla adalah pria kedua yang hadir dalam hidupnya setelah Adit. Dia tidak pernah berpikir akan mendapatkan pria sebaik Athalla setelah Adit menghancurkan hidupnya.
Kania memandangi wajah Athalla tanpa kedip. Dia tidak percaya dengan apa yang diucapkan Athalla. Kania berpikir, apakah pendengarannya salah.
"Aku takut ini semua hanya mimpi. Saat aku terbangun, semua telah berlalu. Jika ini memang mimpi, biarkan aku tidur selamanya," gumam Kania namun, masih dapat di dengar Athalla.
Athalla mengacak rambut Kania dengan penuh kasih sayang. "Ini bukan mimpi, tapi aku akan mewujudkan semua impianmu. Aku akan membuat kamu menjadi ratu dalam hidupku seperti yang kamu impikan."
Athalla mengecup pucuk kepala Kania. Pria itu mengajak Kania untuk makan malam dan juga keliling kota merayakan hari jadi mereka.
Athalla pulang buat istirahat dan akan menjemput Kania malam jam tujuh. Makan malam pengganti makan malam yang gagal bersama orang tuanya.
***
Jam tujuh tepat Athalla menjemput Kania dan langsung menyetir mobil membelah jalanan.
Saat makan malam, ternyata tanpa Kania ketahui, Athalla telah memesan satu meja yang sangat romantis. Restoran yang berada di tepi pantai itu menambah keromantisan.
Meja hanya diterangi lilin, begitu juga suasana sekitarnya hanya diterangi dengan bola lampu kecil. Kania merasa sangat terharu atas perlakuan istimewa dari Athalla, yang saat ini telah menjadi kekasihnya.
"Sayang, usia kita saat ini tidak muda lagi. Aku juga tidak ingin main-main dalam berhubungan. Dalam waktu dekat, aku akan mengumumkan hubungan kita. Aku akan mengatakan niatku untuk menikahimu."
"Apa tidak terlalu dini mengatakan semua ini, Mas. Bukankah kedua orang tuamu belum bisa menerimaku?"
"Ini sebagai bukti keseriusanku."
"Aku takut di saat aku telah menyayangi kamu sepenuhnya, ternyata keluarga kamu tidak bisa terima hubungan ini."
"Jangan terlalu memikirkan hal yang belum terjadi. Semua kita jalani saja apa adanya. Aku akan ngomong dulu dengan Mami, jika aku telah memilih kamu untuk menjadi pendamping hidupku. Akan aku lihat reaksi Mami. Apakah masih belum menerima atau bahkan telah merestuinya setelah melihat keseriusan kita."
Setelah makan malam, Athalla membawa wanita itu berjalan ke tepi pantai dengan bertelanjang kaki. Melihat bintang bertaburan di Langit. Senyum keduanya tampak selalu terkembang.
Kania berlari mengejar ombak, malam ini dia merasakan kebahagiaan yang tiada tara. Semenjak video pornonya beredar baru kali Kania merasa sebebas ini dan tertawa selepas ini.
"Mas Athalla, kamu telah mengganti mimpi burukku dengan mimpi indah, kekhawatiranku dengan kebahagiaanmu mungkin memegang tanganku untuk sementara waktu, tetapi kamu memegang hatiku selamanya."
"Aku senang melihatmu bahagia. Aku janji akan selalu mengukir senyum di bibir mungilmu. Hidup hanya datang sekali, jadi lakukan apa yang membuatmu bahagia, dan berada di sekitar orang yang membuatmu tersenyum. Senyuman terbaik datang setelah saat-saat tersulit. Jangan pernah biarkan kesedihan masa lalumu membuatmu merusak kebahagiaan saat ini."
Athala yang berdiri dibelakang Kania memeluk pinggangnya. Berbisik ditelinga wanita itu. "Aku ingin bisa memelukmu setiap saat, dan terutama aku ingin saat aku membuka mata, orang pertama yang aku lihat adalah kamu."
Kania membalikkan tubuhnya menghadap Athala, "Aku juga ingin saat aku membuka mata, ada tubuhmu yang memeluk badanku."
Athalla mempererat pelukannya di pinggang Kania. Athalla tahu ini salah. Dia tidak seharusnya menyentuh wanita ini sebelum halal namun dia janji hanya sebatas pelukan.
Angin malam yang makin kencang, membuat tubuh Kania merasa kedinginan. Athalla membuka jaket miliknya dan memasangkan ke tubuh Kania. Pria itu mengajak Kania duduk.
"Besok kita akan ke luar kota. Sebaiknya kita pulang saja. Biar kamu bisa istirahat."
"Terserah Mas Atha aja. Apa aku harus ikut?" ucap Kania dengan suara gemetar menahan dingin.
"Tentu saja Kania, sebagai sekretarisku kamu harus ikut. Kita mungkin menginap satu malam. Jangan lupa bawa pakaianmu.
Athalla memeluk tubuh Kania menuju mobil. Kania masih tampak kedinginan. "Kamu nggak tahan udara dingin?" tanya Athalla.
"Nggak, aku akan demam dan flu kalau kedinginan apa lagi kehujanan."
"Kenapa tak ngomong dari tadi?" tanya Athalla kuatir.
"Aku suka suasana pantai. Tapi aku nggak tahan udara dingin. Jadi aku harus gimana?"
"Jika ingin bermain di pantai pada malam hari berarti kamu harus berpelukan denganku terus. Biar nggak kedinginan."
"Maunya kamu!" ucap Kania mencubit lengan Athalla.
Athalla mengendarai mobil sambil menggenggam tangan kanan Kania sepanjang perjalanan menuju kost-nya wanita itu. Sesekali Athalla mengecup tangan Kania.
Sampai di halaman kos-nya Kania, Athalla menarik Kania ke dalam pelukannya. "Aku nggak pernah jatuh cinta hingga sedalam ini dengan wanita manapun. Aku nggak tahu, apa yang membuat aku begitu menyayangimu. Yang jelas aku begitu takut kehilangan kamu. Entah mengapa, untuk berpisah kali ini aja, aku merasa keberatan."
Kania membiarkan Athalla memeluk tubuhnya erat, hingga pria itu sendiri yang melonggarkan pelukan mereka.
"Jangan lupa besok pagi-pagi aku jemput kamu. Langsung tidur ya. Jangan begadang. Jangan mikirin aku. Jangan bayangkan kejadian di pantai." Athalla sengaja menggoda Kania, karena pria itu sangat senang melihat wajah cemberut kekasihnya itu.
Kania langsung masuk ke kamar dan melompat ke kasur. Kania tampak kegirangan. Dia teringat semua kejadian dari siang hingga malam. Semua begitu indah dikenang dan diingat.
"Ya, Tuhan. Ini semua terasa mimpi. Aku tidak pernah membayangkan atau memimpikan semua ini. Aku pikir, tidak akan ada pria yang mau menjalin hubungan denganku.”
“Namun, Tuhan begitu baiknya. Mengirimkan seorang pria tampan nan baik hati mengisi hari-hariku. Semoga semua ini bukan mimpi atau hanya kebahagiaan sesaat seperti waktu bersama Adit"
Kania memamdangi langit kamarnya. Seperti televisi yang menyiarkan cerita hidupnya. Kania masih teringat saat ibu dan ayahnya di tabrak orang tak dikenal. Dimana orang tidak bertanggung jawab itu tidak pernah menemui dirinya sama sekali.
Saat itu, Kania dan kedua orang tuanya akan pergi ke pasar. Dengan mengendarai motor mereka berangkat. Sebelum berangkat, Ayah dan Ibunya seperti memiliki firasat.
Ayah dan Ibunya memeluk erat Kania. Ayah berpesan,"Jika suatu hari, Ayah pergi dan tidak pernah kembali, kamu jangan bersedih. Jadilah wanita yang kuat. Raih semua cita-citamu. Jangan pernah menyerah."
Kania kecil yang tidak mengerti dengan ucapan ayah, bertanya, "Emang ayah mau pergi jauh kemana? Aku mau ikut. Kenapa ayah meninggalkan aku? Aku tidak akan jahat. Aku akan ikuti apa yang ayah katakan!" ucap Kania kecil dengan suara serak menahan tangis.
Saat itu, ibu juga ikutan memeluk tubuh Kania, sambil berkata, "Tidak ada yang akan meninggalkan kamu, cuma kita nggak tahu umur seseorang, Nak. Ingatlah, walau kami pergi meninggalkan kamu bukan berarti kami sudah tidak menyayangi kamu lagi. Kita hanya terpisah sementara, suatu saat pasti bertemu lagi."
Kania menghapus air matanya mengingat saat terakhir dia merasakan pelukan kedua orang tuanya. Sampai hari ini pelukan itu masih terasa dan Kania sangat merindukan.
"Siapapun orang yang menabrak kedua orang tuaku, aku hanya bisa mendoakan semoga keluarganya tetap utuh. Agar tidak merasakan kesedihan yang aku rasakan."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Nenk Jelita
jgn bilang yg nabrak ortu Athalla
duh Serem jadinya
2023-06-08
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
jangan2 yg nabrak ortu Kania tuh ..... ortu Atha, ortu Fitri, atau malah Fitri ??? 🤔
2023-03-12
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
hati2 Athalla .... pelukan membuat kamu nyaman, ntar nambah lagi deh ...dan terus memaklumi ...
setan ada dimana-mana ...
apalagi dedemit ulet keket ... 😅😅
2023-03-12
0