Bab 8. Makan Siang di Kantin

KITA HANYA PUNYA DUA TANGAN, TIDAK AKAN DAPAT MAMPU MENUTUP SEMUA MULUT ORANG YANG MEMBICARAKAN KEJELEKAN KITA. TAPI DENGAN KEDUA TANGAN ITU KITA DAPAT MENUTUP TEELINGA KITA DARI MENDENGAR OMONGAN MEREKA.

Anggapan orang terhadap diri anda bukanlah kenyataan diri anda sebenarnya. Jangan rendah diri karena anggapan negatif, jangan tumbang karena cacian dan terbang (sombong) karena pujian. Tetaplah percayalah diri bahwa anda memiliki potensi dahsyat dan berusaha untuk mengoptimalkan potensi anda.

***

Kania membalas senyuman Athalla. Bagaimanapun dia harus menghormati pria itu sebagai atasannya.

"Selamat sore, Pak Athalla," sapa Kania ramah ketika berada dihadapan Athalla.

"Selamat sore, Kania. Kamu mau pulang?" tanya Athalla.

"Jika Bapak mengizinkan!"

"Kok jika saya mengizinkan?" tanya Athalla tidak mengerti.

"Bukankah Bapak atasan saya. Jadi jika Bapak mengizinkan, saya akan pulang.Jika di minta lembur, saya akan lembur."

"Jangan panggil Bapak dan Saya. Aku dan Kamu aja. Biar lebih akrab. Jika di dalam ruangan dan waktu jam kerja bolehlah formal."

"Tapi ini masih di gedung tempat saya bekerja dan Bapak atasannya. Jika ada yang mendengar dikira saya kurang sopan lagi!" Kania tersenyum dengan manisnya membuat Athalla terpana.Pria itu terdiam sejenak terpesona dengan wajah Kania.

"Pak, Pak Athalla ...," ucap Kania melambaikan tangannya di depan wajah Athalla. Pria itu tersenyum menyadari dirinya yang melamun.

"Aku ingin kamu temani aku makan malam. Ini merupakan perintah. Kamu nanti di hitung lembur!" ucap Athalla.

"Dari mana pula konsep ini, Pak?" tanya Kania.

Kania sebenarnya senang dapat kenalan dan berteman dengan Athalla. Yang menjadi masalahnya saat ini adalah ternyata Athalla atasannya. Apa yang akan di katakan orang- orang jika dia terlalu dekat dengan atasan. Pasti akan lebih banyak berita miring tentangnya.

"Maaf Pak, untuk hari ini saya tidak bisa makan malam dengan Bapak. Tapi lain kali pasti saya akan temani. Di rumah ada beberapa yang harus saya kerjakan."

"Kamu tinggal dengan orang tua?"

"Saya tinggal sendiri. Kedua orang tua saya telah tiada."

"Maaf, saya tidak bermaksud membuat kamu sedih."

"Tidak apa, Pak. Saya juga telah terbiasa. Saya boleh pamit?"

"Kalau gitu saya antar kamu?"

"Nggak usah ,Pak. Saya naik ojek aja."

"Beruntung banget tukang ojeknya," gumam Athalla ,tapi suaranya masih dapat di dengar dan ditangkap telinga Kania. Wanita itu jadi mengerutkan dahi tak mengerti.

"Saya pamit, Pak," ucap Kania lagi dan melangkah pergi meninggalkan Pak Athalla. Tanpa mereka sadari banyak pasang mata memperhatikan.

Athalla masuk ke mobilnya dan mengendarai mobil meninggalkan gedung perusahaan miliknya.

***

Pagi hari ini, seperti biasa Kania masuk kerja. Saat naik lift banyak yang memandangi dirinya dengan mata menyelidiki. Kania hanya berpura-pura tidak tahu.

Sampai di ruang kerjanya, lagi-lagi Kania menjadi pusat perhatian dan bahan omongan Wanita itu hanya tersenyum mennaghapi semuanya. Kania tetap bekerja menyelesaikan tugasnya.

Saat jam makan siang, Kania langsung menuju kantin yang berada di samping perusahaan. Kania yang cantik banyak menyita perhatian karyawan pria. Kania memiliki tubuh tinggi semampai dengan mata biru. Kania tersenyum dengan semua yang memandangi dirinya.

Kania memilih satu meja yang masih ada kursi kosong. Di sana duduk dua orang pria dan satu orang wanita. Seorang karyawan pria memdekati dan bertanya, "Mau duduk di sini?" tanya salah seorang dari mereka.

"Iya, Mas," jawab Kania dengan tetap tersenyum.

"Kamu karyawan yang kemarin di ajak makan bareng sama Pak Athalla? Di devisi apa ya. Kok baru keliatan?" tanya pria yang lain.

"Aku baru dua minggu bekerja di sini!" jawab Kania lagi.

"Pantas jarang keliatan," ucap pria yang lain.

"Maaf Mas, aku makan dulu," ucap Kania.

"Silakan Mbak."

Suasana kantin sangat riuh karena semua sedang asyik makan sambil bersenda gurau. Namun, suasana berubah tenang seketika saat Athalla masuk ke kantin. Semua mata menunduk, tidak berani menatap atasan mereka. Mereka kaget dan juga heran, seorang atasan mau makan di kantin.

Athalla menatap ke sekeliling dan melihat Kania makan di meja dekat jendela. Pria itu berjalan dengan tegap menuju meja Kania. Satu karyawan berdiri mempersilakan Athalla duduk.

"Silakan duduk, Pak," ucap karyawan itu. Kania memandangi dengan dahi berkedut.

Melihat Athalla yang berjalan menuju meja di mana Kania berada, seorang karyawan yang berada di samping gadis itu langsung berdiri. Kania yang sedang asyik menyantap makanannya, mendongakan kepalanya dan kaget melihat Athalla yang berjalan menuju ke arah dirinya berada.

"Silakan duduk, Pak," ucap karyawan itu. Kania memandangi Athalla dengan dahi berkedut.

"Terima kasih," ucap Athalla ramah. Karyawan yang berada di sekitar itu melihat tidak percaya dengan apa yang sedang terjasi. Athalla, seorang atasan tersenyum semringah kepada seluruh karyawann yang ada di kantin.

"Kamu makan apa?" tanya Athalla.

"Nasi, Pak!" ucap Kania dengan tersenyum.

Senyuman Kania membuat karyawan wanita menjadi iri.Mereka ingin berada di posisi dirinya saat ini.

"Aku tau itu nasi. Maksudnya kamu makan dengan lauk apa?"

"Ayam kecap dan sambal terasi."

"Enak nggak?" tanya Attalla lagi.

"Enak itu tergantung selera, Pak. Nanti aku katakan enak, siapa tau bagi Bapak tidak enak. Dikatakan tidak enak, namun ternyata sesuai selera Bapak!" jawab Kania

Athalla tampak berpikir sejenak, sebelum melanjutkan ucapannya."Aku mau coba makan dengan lauk seperti kamu ini."

"Bapak mau saya ambilkan?" tanya Kania.

"Boleh, kalau kamu tidak keberatan!"

"Astaga, mana mungkin aku keberatan mengambilkan buat atasanku. Yang aku keberatan itu sebenarnya, Bapak duduk didekatku. Apa kata karyawan yang melihatnya? Pasti akan menjadi santapan gosip," ucap Kania dalam hati.

"Bapak becanda, mana mungkin saya keberatan." Kania mengucapkan sambil tersenyum simpul. Athalla tahu pastilah Kania kesal karena didekati di depan karyawan lain. Kania telah berpesan agar mereka menjaga jarak saat berada di kantor.

Kania meletakan nasi dan lauk yang dipesannya ke hadapan Athalla. Pria itu langsung menyantapnya tanpa basa-basi dengan karyawan lainnya.

"Bapak lapar apa doyan?" tanya Kania melihat Athalla yang menyantap makanan seperti orang kalap.

"Dua-duanya," jawab Athalla. Karyawan yang lain tertawa mendengar jawaban Athalla.

Setelah menghabiskan makanannya, Athalla mengajak Kania untuk kembali ke kantor bersama. Banyak karyawan wanita yang memandang iri dengan Kania. Merasa wanita itu mendapatkan perlakuan istimewa.

***

Pulang kerja, Athalla kembali mengajak Kania pulang bareng. Namun wanita itu menolak, karena tidak ingin menjadi bahan gosip di kantor.

"Aku naik bus aja, Pak."

"Kamu tau, naik bus itu akan memakan waktu lama. Jam berapa kamu nanti sampai di rumah."

"Nggak apa, Pak. Aku nggak enak kalau karyawan yang lain melihat."

"Kania, jangan terlalu memikirkan ucapan dan omongan orang. Kita tidak akan maju jika hanya mendengar ucapan dari orang sekitar."

"Bapak Athalla, kita itu tetap harus mendengar omongan orang sekitar karena kita hidup bersosial. Kita hidup bukan di hutan."

"Emang benar Kania Sayang, tapi jangan terlalu di ambil pusing."

Dahi Kania berkedut saat Athalla memanggil namanya dengan sebutan Sayang. Dia memandangi wajah Athalla tanpa kedip. "Pak Athalla tidak salah makan?"

"Emang kenapa?" tanya Athalla.

"Kenapa panggil Sayang?" tanya Kania.

"Aku ini atasan yang baik. Yang menyayangi semua karyawannya. Jadi jangan salah sangka dulu. Aku memanggil sayang dengan semuanya," ucap Athalla ngeles karena keceplosan tadi memanggil sayang.

"Oh begitu, ya? Aku pamit dulu, Pak. Sampai jumpa. Terima kasih." Kania berjalan meninggalkan Athalla. Pria itu memandangi kepergian Kania hingga wanita itu menghilang. Athalla menarik napasnya setelah kepergian Kania. Entah mengapa Athalla begitu tertarik dengan wanita itu.

Mungkin karena ketulusannya membantu Athalla saat pria itu sangat membutuhkan pertolongan. Padahal mereka tidak saling kenal.

"Kenapa aku begitu mudah akrab dengan Kania. Aku ingin selalu dekat dengannya. Aku selalu ingin bersamanya. Perasaan apa ini. Padahal baru kemarin aku berkenalan. Tidak mungkin jika aku menyukai wanita itu. Terlalu dini jika mengartikan begitu," gumam Athalla pada dirinya sendiri.

Athalla masuk mobilnya dan mengendarai kendaraan itu perlahan meninggalkan halaman kantor.

...****************...

Terpopuler

Comments

Windarti08

Windarti08

haishh... udah panggil sayang aja nih Pak Bos ke Kania...
sepertinya Pak Bos udah jatuh cinta dari saat pertama kali ketemu Kania deh🥰

2023-06-05

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

ahahaha .... bisa aja ngeles nya, pak bos ...
kalo kedengeran karyawan lain, apalagi Ratin n d'gank ... bisa pada kejang2 mereka ... 🤣🤣🤣

2023-03-11

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

Athalla ini cuek aja ya, nunjukkin perasaan suka nya ke Kania ...
dan dia juga cuek2 aja segitu diliatin sama banyak karyawan ..

deeeuuuh ... pak booossss ... ngerti gak siiiii ..
dgn sikap bapak itu, Kania dimusuhin sama pasukan penggemar mr. Athalla ...
kasian Kania, paaaakkkk ..... 🤭🤭

2023-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Video Beredar
2 Bab 2. Diberhentikan Kerja.
3 Bab 3. Diusir Tante
4 Bab 4. Pekerjaan Baru.
5 Bab 5. Pertemuan Pertama
6 Bab 6. Pimpinan Baru.
7 Bab 7. Bertemu Kembali.
8 Bab 8. Makan Siang di Kantin
9 Bab 9. Masa Lalu Ratih
10 Bab 10. Makan Siang
11 Bab 11. Athalla dan Kania
12 Bab 12 . Makan Malam Bersama.
13 Bab 13. Rumah Orang Tua Athalla
14 Bab 14. Perjodohan Athalla
15 Bab 15. Perdebatan Athalla dan Mami
16 Bab 16. Kamar Kos Kania
17 Bab 17. Sehari Bersama.
18 Bab 18. Pergi Ke Pantai.
19 Bab 19. Ke Luar Kota.
20 Bab 20. Bertemu Adit.
21 Bab 21. Rapat
22 Bab 22. Perkelahian Athalla dan Adit.
23 Bab 23. Makan Malam.
24 Bab 24. Bos dan Sekretaris.
25 Bab 25. Bertemu Stefani
26 Bab 26. Kehamilan
27 Bab 27. Apartemen Athalla
28 Bab 28. Karma
29 Bab 29. Bertemu Alex
30 Bab 30. Alex dan Stefani
31 Bab 31. MENCIUM BAU-BAU PERCINTAAN PUTRANYA
32 Bab 32. Dua Pilihan dari Papa
33 Bab 33. Mengetahui Sosok Kania
34 Bab 34. Wanita-wanita Hebat
35 Bab 35. Pilihan Stefani
36 Bab 36. Apakah Aku Harus Pergi?
37 Bab 37. Kepergian Stefani
38 Bab 38. Kepulangan Jenazah Stefani.
39 Bab 39. Pemakaman Stefani
40 Bab 40. Antara Kota Pekanbaru dan Batam
41 Bab 41. Masa Lalu Athalla.
42 Bab 42. Permohonan Maaf Athalla.
43 Bab 43. Batam, aku datang.
44 Bab 44. Papi yang kritis.
45 Bab 45. Kania dan Pekerjaan Baru.
46 Bab 46. Suasana Kerja Baru.
47 Bab 47. Hati Athalla.
48 Bab 48. Kedatangan Kania.
49 Bab 49. Pertunangan Athalla
50 Bab 50. Athala dan Kania.
51 Bab 51. Melepaskanmu, Ternyata Tidak Mudah.
52 Bab 52. Permintaan Syafa
53 Bab 53. Perkenalan Kania dan Syafa.
54 Bab 54. Ungkapan Cinta Athalla
55 Bab 55. Rapat Di rumah Sakit
56 Bab 56. Pembatalan Pertunangan
57 Bab 57. Bertemu Ibunya Syafa.
58 Bab 58. Kecelakaan
59 Bab 59. Rumah Sakit
60 Bab 60. Pendonor Darah.
61 Bab 61. Bertemu Kania
62 Bab 62. Pertemuan Mami dan Kania
63 Bab 63. Penyesalan Mami
64 Bab 64. Korban Kecelakaan
65 Bab 65. Memaafkan
66 Bab 66. Restu Mami
67 Bab 67. Pulang Dari Rumah Sakit.
68 Bab 68. Lamaran Athalla
69 Bab 69. Kembali Ke Singapura dan Pertunangan.
70 Bab 70. Persiapan Pernikahan.
71 Bab 71. Pernikahan Kania dan Athalla
72 Promo Novel DENDAM (Anak) ISTRI TERBUANG
73 Bab 72. Menjadi Milikku Seutuhnya
74 Bab 73. Bertemu Adit.
75 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1. Video Beredar
2
Bab 2. Diberhentikan Kerja.
3
Bab 3. Diusir Tante
4
Bab 4. Pekerjaan Baru.
5
Bab 5. Pertemuan Pertama
6
Bab 6. Pimpinan Baru.
7
Bab 7. Bertemu Kembali.
8
Bab 8. Makan Siang di Kantin
9
Bab 9. Masa Lalu Ratih
10
Bab 10. Makan Siang
11
Bab 11. Athalla dan Kania
12
Bab 12 . Makan Malam Bersama.
13
Bab 13. Rumah Orang Tua Athalla
14
Bab 14. Perjodohan Athalla
15
Bab 15. Perdebatan Athalla dan Mami
16
Bab 16. Kamar Kos Kania
17
Bab 17. Sehari Bersama.
18
Bab 18. Pergi Ke Pantai.
19
Bab 19. Ke Luar Kota.
20
Bab 20. Bertemu Adit.
21
Bab 21. Rapat
22
Bab 22. Perkelahian Athalla dan Adit.
23
Bab 23. Makan Malam.
24
Bab 24. Bos dan Sekretaris.
25
Bab 25. Bertemu Stefani
26
Bab 26. Kehamilan
27
Bab 27. Apartemen Athalla
28
Bab 28. Karma
29
Bab 29. Bertemu Alex
30
Bab 30. Alex dan Stefani
31
Bab 31. MENCIUM BAU-BAU PERCINTAAN PUTRANYA
32
Bab 32. Dua Pilihan dari Papa
33
Bab 33. Mengetahui Sosok Kania
34
Bab 34. Wanita-wanita Hebat
35
Bab 35. Pilihan Stefani
36
Bab 36. Apakah Aku Harus Pergi?
37
Bab 37. Kepergian Stefani
38
Bab 38. Kepulangan Jenazah Stefani.
39
Bab 39. Pemakaman Stefani
40
Bab 40. Antara Kota Pekanbaru dan Batam
41
Bab 41. Masa Lalu Athalla.
42
Bab 42. Permohonan Maaf Athalla.
43
Bab 43. Batam, aku datang.
44
Bab 44. Papi yang kritis.
45
Bab 45. Kania dan Pekerjaan Baru.
46
Bab 46. Suasana Kerja Baru.
47
Bab 47. Hati Athalla.
48
Bab 48. Kedatangan Kania.
49
Bab 49. Pertunangan Athalla
50
Bab 50. Athala dan Kania.
51
Bab 51. Melepaskanmu, Ternyata Tidak Mudah.
52
Bab 52. Permintaan Syafa
53
Bab 53. Perkenalan Kania dan Syafa.
54
Bab 54. Ungkapan Cinta Athalla
55
Bab 55. Rapat Di rumah Sakit
56
Bab 56. Pembatalan Pertunangan
57
Bab 57. Bertemu Ibunya Syafa.
58
Bab 58. Kecelakaan
59
Bab 59. Rumah Sakit
60
Bab 60. Pendonor Darah.
61
Bab 61. Bertemu Kania
62
Bab 62. Pertemuan Mami dan Kania
63
Bab 63. Penyesalan Mami
64
Bab 64. Korban Kecelakaan
65
Bab 65. Memaafkan
66
Bab 66. Restu Mami
67
Bab 67. Pulang Dari Rumah Sakit.
68
Bab 68. Lamaran Athalla
69
Bab 69. Kembali Ke Singapura dan Pertunangan.
70
Bab 70. Persiapan Pernikahan.
71
Bab 71. Pernikahan Kania dan Athalla
72
Promo Novel DENDAM (Anak) ISTRI TERBUANG
73
Bab 72. Menjadi Milikku Seutuhnya
74
Bab 73. Bertemu Adit.
75
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!