Satu minggu berlalu Melati tak pernah bertemu lagi dengan sahabat kecil yang di anggap nya adik itu, Mita memutuskan berhenti bekerja dan memilih serius dengan kuliah nya.
Melati kembali lagi seperti dulu tak mempunyai teman, namun Bayu nampak sering menyapa nya bahkan Bayu juga meminta nya untuk menjadi sekertaris pribadi nya menggantikan Agata yang harus berhenti bekerja demi mengurus keluarga kecil nya.
"Melati kamu di panggil oleh Pak Bayu," ucap Bu Risa menghampiri nya.
"Ada apa ya Bu, apa saya punya kesalahan dalam bekerja?" tanya Melati bingung jujur saja dia kaget ada apa dengan Bos nya itu.
Jujur saja dia sangat takut, karna terakhir kali dia masuk ke ruangan itu dia di marahi oleh Bayu, sampai dia menangis karna dia di fitnah oleh sesama karyawan yang tak menyukai nya.
Setelah kepergian Bu Lisa, Melati pun menguatkan diri nya dia yakin semua akan baik-baik saja karna dia merasa sudah bekerja dengan baik.
Dia pun mengetuk pintu ruangan Bayu da lansung terdengar suara dari dalam.
"Masuk," ucap nya.
Melati pun masuk dengan tangan bergetar."Maaf Bapa memanggil saya?"
Bayu pun langsung menatap nya dan kemudian dia tersenyum.
"Duduk lah Melati, saya mau bicara serius kepada mu," ucap nya membuat Melati semakin gugup.
"Iya Pak silahkan," ucap nya.
"Mel saya sudah melihat kinerja kamu selama ini dan kamu pantas naik jabatan dari posisi kamu itu, dan saat ini posisi nya sangat pas Agata mengundurkan diri dia mencalonkan kamu untuk menjadi penggantinya," tegas Bayu.
Melati pun melebarkan mata nya dia sangat kaget sekali mendengar nya.
"Apa Bapa serius?" tanya Melati dengan wajah yang berbinar.
"Tentu saja, bagaimana apa kamu siap menggantikan Agata?"
Melati pun nampak diam sebentar kemudian dia menganggukan kepala nya.
"Ya Pak saya siap, tapi saya mohon bimbingan nya," ucap Melati.
"Baik lah mulai besok kamu bisa menempatk ruang kerja baru kamu," ucap nya dan Melati pun mengangguk.
"Terimakasih Pak, kalo begitu saya permisi," ucap nya.
"Ya silahkan."
Melati pun kembali ke ruangan nya dengan wajah yang berbinar dia sangat bahagia sekali.
.
Malam ini Melati sudah siap bertemu dengan calon suami nya itu, ibu nya juga sudah sehat dan beraktifitas seperti biasa.
"Bu apa harus ya aku berdandan kaya gini," ucap Melati meneliti penampilan nya yang menurut nya berbeda.
Zoya mengajak Melati ke salon untuk perawatan tubuh dan wajah nya, setelah itu Zoya juga mendandani anak nya dengan membelikan sebuah gaun mewah dari butik terkenal.
"Kamu cantik kalo kaya gini sayang, udah yuk berangkat om Bimo udah nunggu kita di depan," ujar nya.
Melati pun melangkah mengikuti Ibu nya, kini mereka naik mobil Bimo, Bimo sengaja menjemput mereka agar tidak terlambat.
"Maaf mas lama ya," ucap Zoya tak enak.
"Tidak masalah, santai saja," jawab Bimo menoleh ke belakang sambil tersenyum.
Bimo duduk di depan bersama supir sedangkan Melati dan Ibunya duduk di belakang.
Hanya lima belas menit mereka sampai di sebuah Restoran berbintang yang sengaja Bayu pesan.
"Ayo masuk dia sudah di dalam," ujar Bimo.
Melati pun mengangguk dan menggenggam erat tangan ibu nya seolah meminta kekuatan, Melati sangat gugup sekali.
"Kamu tenang semua akan baik-baik saja," bisik Bu Zoya memberi semangat.
Mereka pun naik kelantai dua Bayu sengaja memesan ruang Vip agar bisa bicara dengan bebas tanpa gangguan pengunjung yang lain.
Mereka pun masuk dan di sambut senyuman oleh Bayu yang sudah sampai di sana.
"Kamu sudah lama?" tanya Om Bimo.
Bayu pun memperhatikan sambil menyunggingkan senyum nya dan Melati seperti nya dia tidak berani melihat ke arah nya, sebab dari pertama masuk dia hanya menunduk.
Baru pertama kali dia melihat Melati tanpa kacamata, dia sangat cantik sekali dengan gaun model simpel tapi sangat elegan wajah nya pun cantik sekali dengan riasan natural.
"Aku juga baru sampai om mari silahkan duduk," ujar nya.
Melati yang merasa tak asing pun memberanikan diri mengangkat wajah nya menatap siapa orang tersebut.
Deg
Deg
"Pa Ba-yu ngapain di sini?" tanya Melati terbata dia heran melihat bos nya ada di sana sedangkan Bayu nampak tersenyum.
"Sayang kamu sudah kenal dengan Bayu, dia calon suami kamu nak," jelas bu Zoya.
Melati tercengang dia menggelengkan keala nya jujur dia sangat kaget sekali dia pun nampak gugup dan tak mengeluarkan sepatah kata pun dia nampak syok dengan kenyataan yang harus dia hadapi.
Lulucon macam apa ini selama lima tahun dia menghindari perjodohan itu tapi apa dia sendiri bekerja di tempat calon suami nya itu.
Makanan pun datang hanya mereka yang berbicara sedangkan Melati nampak diam dan hanya menjawab 'iya dan 'tidak saja sungguh dia merasa malu sekali kenapa harus Bayu yang akan menjadi suami nya itu.
"Ayo makan dulu nanti kita lanjutkan perbincangan kita," ucap Bimo.
Sedangkan Bayu nampak mencuri-curi kesempatan melirik calon istri nya yang berbeda malam ini.
"Bagaimana Bay apa kamu sudah menyiapkan hari bahagia itu?" tanya Bimo sedangkan Melati dan Zoya nampak menyimak.
"Bagaimana kalo minggu depan saja om," jawab nya sambil tersenyum.
"Uhuk-uhuk...
Melati nampak tersedak makanan nya mendengar ucapan Bayu, dia pun mengambil gelas yang di berikan ibunya.
"Kamu gak papa kan sayang, pelan-pelan ya makan nya," ucap Zoya mengusap pelan punggung nya.
"Gak papa Ma, maaf," ucap nya lirih.
"Kalo kami terserah kalian saja," jawab Zoya, membuat Melati menggerutu dalam dada nya.
'Kenapa sih buru-buru banget seminggu itu kan waktu nya cepet," batinnya.
"Lebih cepat lebih baik," ujar Bayu seolah mengerti apa yang ada di pikiran Melati.
'Sial apa dia tahu apa yang aku pikirkan," batinnya.
Mereka pun menyetujui nya, namun Melati ingin pernikahan biasa saja tanpa harus ada pesta atau yang lain nya, dia tidak mau teman-teman kantor nya tahu kalo dia menikah dengan bos mereka.
"Om juga mau nya seperti itu bagaimana dengan kamu Mel kamu setuju? seperti nya kalian sudah kenal dekat," ucap Bimo.
Melati pun menghela nafas dia meyakin kan dirinya agar bisa tenang dan dia juga sudah bertekad menerima calon suami nya siapa pun itu.
"Iya Om saya ngikut saja," jawab nya.
Dan itu membuat Bayu tersenyum dia bahagia ternyata Melati sudah berubah sekarang lebih dewasa.
Setelah menghabiskan makanan nya, Bimo mengajak Zoya keluar membiarkan mereka ngobrol dari hati ke hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments