Melati pun keluar dari mobil."Makasih banyak om, apa om mau mampir dulu," ajaknya tersenyum.
"Iya sama-sama, tapi maaf om harus pergi ke kantor lain waktu om mampir," ujar nya dan Melati pun mengangguk .
"Hati-hati om," ujar nya serta melambay kan tangan nya melihat mobil Bimo menjauh.
Setelah masuk gerbang yang di buka kan oleh pak satpam, dia pun dengan ragu memencel bel rumah itu.
Terlihat wanita paruh baya membuka pintu, dan wanita itu nampak bingung melihat Melati seperti nya dia tak mengenali anak majikan nya itu.
"Maaf cari siapa ya Mba?" tanya Mbo Darmi Art nya yang dulu mengasuh nya sewaktu kecil.
"Ini Mel Mbo anak kesayangan Mbo," jawabnya menahan tangis.
Mbo Darmi pun kaget mendengar kalo wanita itu adalah anak yang dulu di asuh nya Melati langsung memeluk Mbo haru.
"Ya ampun kemana aja Non Melati ini kenapa baru pulang sekarang?" Mbo pun membalas pelukannya sambil menangis.
"Ayo non masuk, apa non tahu Ibu di rumasakit?" tanya Mbo Darmi.
Melati pu mengangguk."Iya ini aku baru dari rumasakit," jawabnya.
Mbo Darmi pun tersenyum."Ayo masuk non kemana aja sih bibi merindukan non Melati," ujar nya Melati pun masuk ke dalam rumah sambil terisak.
"Mau istirahat dulu atau mau bibi buat kan sesuatu?" tanya nya
Melati pun tersenyum."Gak usah Bi aku cape mau istirahat dulu," ujar nya dan Mbo Darmi pun mengangguk.
Melati pun menaiki tangga masuk ke dalam kamar nya yang sudah lama tak di tempati nya.
Melati mematap pintu coklat yang ada di depannya dia ragu untuk masuk.
Dia pun membuka pelan pintu kamar itu masih seperti dulu sama dengan warna Biru langit, kamar tertata rapi seperti nya selalu di bersihkan oleh Mbo Darmi selama dia pergi.
Melati duduk di atas kasur mengusap nya pelan dan terasa sangat dingin sekali mungkin karna terlalu lama di tinggalkan nya.
Sprei berwarna silver kesukaannya tertata rapi di sana, sungguh dia sangat sedih sekali mengingat kejadian itu dimana dia dengan sengaja meninggalkan keluarga nya demi pria yang di cintainya.
Tak terasa air mata nya menetes dia tidak bisa menahan rindu kepada Ayah nya yang telah lama tiada, hanya penyesalan yang dia rasakan saat ini.
"Maafkan aku ayah seandainya hari itu aku tidak egois, mungkin aku mempunyai kenangan sebelum ayah pergi seandai nya waktu bisa di ulang mungkin semua ini gak akan terjadi," gumannya bergetar menahan tangis.
"Mungkin ini karma untuk ku karna sudah melawan orang tua, bukannya aku bahagia aku malah merana," lanjut nya.
Melati pun semakin keras menangis menumpahkan air mata nya sampai segukan karna menyesal pun percuma.
***
Di tempat lain Bimo nampak bersitegang dengan keponakan nya yang selama ini memilih tinggal bersama orang lain dari ada dengan nya paman kandung nya sendiri.
Mereka memutus kan bertemu di salah satu cafe untuk makan siang yang tak jauh dari kantor tempat Bayu bekerja.
Bayu memiliki banyak harta warisan orang tuanya namun dia memilih bekerja bersama orang lain yang di akui nya sebagai ayah angkat nya.
"Apa kamu yakin tidak mau meneruskan perjodohan ini?" tanya Bimo sedikit kesal melihat Bayu yang nampak cuek terhadap nya.
"Sudah lah om jangan paksa aku lagi, aku sudah bisa memilih calon istri, apa lagi wanita itu sudah kabur sebelum bertemu denganku," jawab nya kesal mengingat beberapa tahun lalu.
"Dia sudah kembali dan menerima perjodohan ini," ucap nya.
Bimo yakin Melati pasti akan menerima perjodohan itu, dia tidak mau usaha nya selama ini sia-sia.
"Aku tidak sudi bila harus menerima wanita itu setelah sekian lama pergi untuk apa dia kembali?" ujar Bayu mengepalkan tangan nya.
Selama ini Bayu memilih tinggal di Apartemant nya setelah orang tua nya meninggal dunia, jujur saja dia sangat kecewa saat mengetahui kalo wanita yang akan di jodohkan dengan nya itu kabur dengan pria lain.
Lalu untuk apa lagi om nya itu bertanya seperti itu pada nya, memang dia barang apa harus menerima bekas orang pikir nya.
"Sebaik nya kamu bertemu dulu dengan nya siapa tahu saja kalian cocok, sekarang dia sudah dewasa dan pemikiran nya pun sedikit matang, kalo dulu kan dia masih kuliah pantas saja kalo dia labil," bujuk nya.
Bima yakin kalo Melati wanita yang baik dan pantas bersanding dengan keponakan nya itu.
"Baiklah om atur saja, aku juga akan memberi nya pelajaran enak saja setelah membuat ku malu sekarang dia kembali lagi," ujar nya menyungging kan senyum.
Bayu berniat membalas apa yang telah di lakukan wanita itu terhadap nya, kita lihat saja siapa yang akan menang pikir nya. Setelah berbincang dia pun kembali ke kantor.
"Bay dengarkan om baik-baik nak kamu jangan pernah coba-coba mempermainkan Melati karna kalo itu terjadi kamu akan berhadapan dengan om," ujar Bimo mengingat kan.
"Ckkk yang keponakan om itu aku atau dia sih aneh banget," ujar nya.
"Kamu memang keponakan om tapi Melati juga calon anak om, om gak mau terjadi sesuatu sama dia," ujar nya membuat Bayu kesal.
Bayu nampak kesal apalagi pekerjaan nya yang sangat banyak membuat nya lelah sekali hari ini di tambah sekertaris nya tidak masuk lagi.
Untung saja anak pemilik perusahaan mau membantu nya menangani masalah perusahaan.
Bukan nya dia gak mau meneruskan perusahaan peninggalan orang tua nya namun dia merasa belum mampu memimpin perusahaan besar itu.
Jadi dia menyerahkan semua nya kepada Bimo agar dia saja yang mengelola nya, sedangkan keuntungan Bimo selalu membagi dua dia tak mau keponakan nya itu kekurangan meski pun Bayu juga bekerja dan mempunyai gaji yang besar.
"Ya sudah kalo gitu kamu persiapkan diri kamu jangan buat orang tua mu kecewa om tahu kamu pria yang baik dan bertanggung jawab," ujar nya.
Bayu pun hanya diam tak merespon lantas dia pun pergi meninggalkan Om Bimo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments