Bab 15: Dia Cemburu pada Mereka

Di ruangan belakang sebelah greenhouse. Pagi itu bersama sinar matahari yang menghangatkan. Menerpa embun yang tadinya sangat lebat bagaikan asap. Membuat hawa terasa sejuk dan dingin tapi juga hangat bersama datangnya sinar mentari.

Di bawah sinar yang remang-remang menembus pepohonan jalanan.

Aku berjalan menuju ruangan kelas kak Lucky.

Saat Aku tiba di sana. Tak kusangka, memang para Senior sangat super sibuk akhir-akhir ini. Bahkan Mereka tak kenal dengan namanya jam istirahat.

Ditengah kesibukannya, dari kejauhan kak Micky melihat kedatanganku. Membuat dia bergegas menghampiriku.

"Mil, Kamu mencari siapa?" tanya kak Micky.

"Aku mencari kak Lucky kak, dia ada dimana?" tanyaku.

Mendadak wajah yang tadinya sumringah terlihat seperti kecewa. Bagaikan putri malu yang langsung menunduk saat ada yang menyentuhnya.

"Dia ada di sana!" kata kak Micky.

Dengan tertunduk dia menunjuk ke ruangan kelas.

Kemudian kak Micky segera pergi meninggalkanku.

"Aku mau melanjutkan tugasku dulu Mil" kata kak Micky.

"Iya kak" jawabku.

Walau Aku tak faham dengan expresi yang kulihat tadi, pelan-pelan Aku berjalan ke arah ruangan kelas. Karena ini bukan wilayahku, jadi Aku merasa sedikit canggung dengan suasananya.

Saat Aku tengok dari pintu. Terlihat kak Lucky sedang memegang bolpoin di tangan kanannya dan Dia menulis di selembar kertas. Seperti serius mengisi sesuatu.

Aku ingin memanggilnya. Namun menurutku ini bukan waktu yang tepat.

"Mungkin lain kali saja" pikirku.

Saat Aku hendak pergi, mata itu melirik mengecek situasi. Kak Lucky melihatku dari dalam.

Tanpa suara dia meraih jilbab persegiku berwarna abu-abu. Sehingga saat Aku berjalan, jilbabku tertahan. Menyebabkan tertarik dari belakang dan tak bisa melangkah ke depan lagi.

Pikirku jilbabku sedang tersangkut pohon kecil yang berada di jalan berjajaran di luar kelas.

Aku menoleh dan memeriksanya.

Tak kusangka dia ternyata kak Lucky.

"Mau kemana?" tanya kak Lucky.

"Kak Luck, kenapa tidak bilang? Kenapa harus menarik jilbab sih" kataku.

Segera dia melepaskan cenkeraman tangannya pada jilbabku.

"Aku tidak menariknya, hanya menahannya. Yang menariknya justru Kamu" katanya.

"Iya tapi kan seharusnya bisa bilang" kataku dengan merapikan jilbabku yang agak tersikap.

"Kenapa mau pergi?" tanya kak Lucky.

"Aku lihat kak Lucky sedang sibuk jadi lain kali saja" kataku.

"Ada apa?" tanya kak Lucky.

"Apakah Aku tidak menganggu?" tanyaku.

"Kamu akan mengganggu jika tidak bicara to the point" kata kak Lucky.

"Baiklah. Lain kali saja kalau begitu" kataku.

"Kamu akan lebih mengganggu jika membuatku penasaran tanpa menjawab pertanyaanku" kata kak Lucky.

"Baiklah Aku akan mengatakannya. Sebenarnya ini tentang host itu. Kenapa harus Aku yang terpilih. Aku benar-benar tidak percaya diri" kataku.

"Mil, apakah Kamu tidak ingin membuktikan sesuatu? Khususnya kepada Santi?" tanya kak Lucky.

"Apa maksudmu kak?" tanyaku.

"Bungkam orang yang meremehkanmu dengan perbuatanmu" kata kak Lucky.

"Apa?" tanyaku.

Sekarang Aku mulai mengerti. dalam kediamannya, kak Lucky sebenarnya juga terganggu dengan perkataan kak Santi. Tapi Dia tak menunjukkannya.

"Kamu tak ingin melakukan itu?" tanya kak Lucky.

"Bagaimana caranya?" tanyaku.

"Anggap saja angin dan lakukan tujuanmu" kata kak Lucky.

"Caranya?" tanyaku polos.

"Belajar, berlatih dan focuslah" kata kak Lucky.

"Baiklah. Kalau begitu apa yang akan Aku katakan di acara nanti?" tanyaku.

"Minggu depan datanglah kesini lagi. Aku akan memberimu naskah tata acaranya" kata kak Lucky.

Aku mengangguk-anggukkan kepala. Ternyata kak Lucky yang kemarin tegas. Dia memiliki tujuan ini dibaliknya. Lagi-lagi sikapnya membuatku terkejut.

Tanpa Kami sadari. Ada sepasang mata yang mengintai percakapan Kami. Dia adalah kak Micky. Entah sejak kapan. Kak Micky dan kak Lucky tidak melekat seperti dulu lagi. Mereka lebih sibuk dengan urusan Mereka sendiri-sendiri.

"Mungkin karena Mereka sibuk dengan ujian kelulusan ini" pikirku.

Aku telah kembali ke ruangan kelasku.

Kak Lucky menoleh ke arah kak Micky. Lalu kak Lucky menghampiri teman karibnya sejak kelas 1 itu.

"Mick, Kamu terlihat sangat sibuk hingga melupakan temanmu" canda kak Lucky.

"Sudah selesai berbincangnya?" tanya kak Micky.

"Maksudmu Milanie?" tanya kak Lucky.

"Siapa lagi perempuan yang akrab denganmu selain dia?" tanya kak Micky.

"Kamu cemburu Mick" kata kak Lucky.

"Tidak" jawab kak Micky.

"Jika tidak, kenapa Kamu menjauhi ku?" tanya kak Lucky.

"Sekarang, Aku hanya merasa tak memiliki teman yang baik seperti dulu" kata kak Micky.

"Maksudmu apa Mick?" kata kak Lucky.

"Tidak ada" kata kak Micky.

"Dengar,,,!! Hubunganku dengan Milanie tidak seperti yang kamu bayangkan. Kami hanya berteman" kata kak Lucky.

"Aku tak butuh penjelasanmu Luck" kata kak Micky.

"Mick, Kamu cemburu. Kenapa Kamu berubah seperti ini?" kata kak Lucky.

"Kamu yang berubah Luck, menikung wanita yang disukai temannya sendiri" kata kak Micky.

Kak Micky memang orang yang suka blak-blakan. Jadi apa yang dirasanya semua akan keluar dari mulutnya.

"Kamu bisa saja bilang tidak menyukainya. Tapi Aku telah mengenalmu sejak lama. Kamu tak pernah bersikap demikian dengan perempuan manapun" kata kak Micky.

"Kenapa harus Milanie Luck?" tambah kak Micky.

"Aku tak mengerti apa yang Kamu bicarakan Mick" kata kak Lucky.

"Jangan berdalih Luck. Kamu bisa berbohong dengan orang lain. Tapi tidak dengan ku" kata kak Micky.

Seketika kak Micky pergi dari situ dengan perasaan yang panas. Namun tak dapat dia lampiaskan. Hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Yang sedang menekan emosinya sendiri. Andai saja bukan Lucky. Teman sekaribnya sejak kelas 1. Pasti dia sudah melakukan perkelahian dengannya.

Kak Lucky terdiam. Dia sendiri juga tak faham dengan perasaanya. Apakah memang dia mulai menyukai Milanie? Laki-laki yang selama ini tak menghiraukan puluhan wanita yang jelas-jelas menyukainya. Tapi apakah akhirnya dia membuka pintu hatinya kepada adik kelas yang di sukai teman karibnya.

Sementara pikiran-pikiran yang mengganjal itu disingkirkan semenjak 3 hari terakhir ini. Kak Lucky dan kak Micky sudah jarang sekali bersama. Kak Lucky lebih memfocuskan dirinya kepada ujian. Jika tentang teman karibnya. Dia sebenarnya peduli, tapi jika dipikirkan terlalu dalam ini tak akan ada gunanya. Hanya waktu yang dapat menyembuhkan kecemburuan dari teman karibnya itu.

Dan kak Lucky menunggu, kapan waktu yang tepat itu akan tiba.

Akhirnya kak Lucky lebih memfocuskan diri untuk ujian kelulusan ini. Ini adalah kesempatannya untuk mendapatkan nilai di sekolah itu. Bahkan bisa menjadi kesempatan yang terakhir karena menentukan kelulusan.

Walau ditengah kesibukannya, kak Lucky menyempatkan diri untuk merangkum tata acara yang telah dijanjikan kepada Milanie. Nalurinya untuk melakukan sesuatu pada Milanie ini tumbuh dengan sendirinya. Entah karena perasaan suka atau karena merasa kasihan pada Milanie yang dikucilkan dengan siswa kelas lain. Bahkan dengan kakak seniornya. Menjadikan kak Lucky ingin di sampingnya sebagai pelindungnya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

cinta yang bisa membuat hancur hubungan persahabatan.. 😒😒

2023-03-08

1

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

bedanya yang ini pangeran kecewa ya kak.. 😁😁

2023-03-08

1

mom mimu

mom mimu

nah itu namanya Cinta entong... kamu pengen terus melindungi milani itu udh sama kaya perasaan suka tau...

2022-12-19

1

lihat semua
Episodes
1 Aku adalah Milanie
2 Bab 1 Hari Pertama Mengikuti Extrakulikuler
3 Bab 2 Menghindari Pertemuan
4 Bab 3 Naik ke Menara
5 Bab 4: Persiapan Diklat
6 Bab 5: Diklat
7 Bab 6: Resmi menjadi Anggota PMR
8 Bab 7: Makan di Kantin
9 Bab 8: Peduli tapi Tak ingin dilihat
10 Bab 9: Memetik Mangga Kasturi
11 Bab 10: Sikap yang tak Biasa
12 Bab 11: Mereka menganggap hubunganku apa?
13 Bab 12: Dia Menerorku
14 BAB 13: Dia mengajakku Pergi
15 Bab 14: Mendadak menjadi Singa
16 Bab 15: Dia Cemburu pada Mereka
17 Bab 16: Bertengkar dengan diri sendiri
18 Bab 17: Rindu yang mulai melambai-lambai
19 Bab 18: Keputusanku
20 Bab 19: Kuputuskan, Aku tak memilih siapapun
21 Bab 20: Aku kabur dari Rumah
22 Bab 21: Bertemu dengannya
23 Bab 22: Bermimpi
24 Bab 23: Jawaban yang Menggantung
25 Bab 24: Menyambut Kedatangan Tamu
26 Bab 25: Mencari Pekerjaan
27 Bab 26: Hari Pertama Aku Bekerja
28 Bab 27: Ternyata Dia Bozku
29 Bab 28: Laporan Salah
30 Bab 29: Meeting
31 Bab 30: Memilih Design yang Terbaik
32 Bab 31: Design Rumah Persyaratan
33 Bab 32: Menyukai Pekerjaan
34 Bab 33: Akhirnya bertemu
35 Bab 34: Kustomer yang Menyebalkan
36 Bab 35: Rencananya yang Gagal
37 Bab 36: Pulang Malam
38 Bab 37: Sedikit ucapan Terimakasih
39 Bab 38: Dia Kembali
40 Bab 39: Dia Menculikku
41 Bab 40: Dia Ingin Menolongku
42 Bab 41: Dia Menyelamatkanku Lagi
43 Bab 42: Pertimbangan
44 Bab 43: Dia Datang Bertamu
45 Bab 44: Rasa Jengkel dan Takut yang sedang Menyelimuti
46 Bab 45: Dia Menyuruhku Lembur
47 Bab 46: Makan Malam di Dini hari
48 Bab 47: Syarat yang Dipenuhi
49 Bab 48: Berunding
50 Bab 49: Bertemu Calon Mertua
51 Bab 50: Bentakan yang Menusuk
52 Bab 51: Aku Tidak Memiliki Pilihan
53 Bab 52: Cokelat Misterius
54 Bab 53: Kecewa
55 Bab 54: Dia Melampiaskan Amarahnya
56 Bab 55: Rasa Bersalah dan Terimakasih
57 Bab 56: Deal
58 Bab 57: Pernikahan
59 Bab 58: Berkemas dan Pindah
60 Bab 59: Melampiaskan Marah
61 Bab 60: Fitnah
62 Bab 61: Adaptasi
63 Bab 62: Rasa Syukur dan Menghargai
64 Bab 63: Kembali Bekerja
65 Bab 64: Ibuku Marah
66 Bab 65: Derita Fitnah
67 Bab 66: Pelaku Terungkap
68 Bab 67: Bunga yang Mendatangi Taman
69 Bab 68: Ibu Mertua Berkunjung
70 Bab 69: Pesta Perayaan Adik Ipar
71 Bab 70: Kesiangan
72 Bab 71: Cemburu
73 Bab 72: Mengandung
74 Bab 73: Saat menjadi Satu Atap
75 Bab 74: Sarapan Bersama
76 Bab 75: Selalu menjadi Tempat Salah
77 Bab 76: Mati Rasa
78 Salam dari Penulis
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Aku adalah Milanie
2
Bab 1 Hari Pertama Mengikuti Extrakulikuler
3
Bab 2 Menghindari Pertemuan
4
Bab 3 Naik ke Menara
5
Bab 4: Persiapan Diklat
6
Bab 5: Diklat
7
Bab 6: Resmi menjadi Anggota PMR
8
Bab 7: Makan di Kantin
9
Bab 8: Peduli tapi Tak ingin dilihat
10
Bab 9: Memetik Mangga Kasturi
11
Bab 10: Sikap yang tak Biasa
12
Bab 11: Mereka menganggap hubunganku apa?
13
Bab 12: Dia Menerorku
14
BAB 13: Dia mengajakku Pergi
15
Bab 14: Mendadak menjadi Singa
16
Bab 15: Dia Cemburu pada Mereka
17
Bab 16: Bertengkar dengan diri sendiri
18
Bab 17: Rindu yang mulai melambai-lambai
19
Bab 18: Keputusanku
20
Bab 19: Kuputuskan, Aku tak memilih siapapun
21
Bab 20: Aku kabur dari Rumah
22
Bab 21: Bertemu dengannya
23
Bab 22: Bermimpi
24
Bab 23: Jawaban yang Menggantung
25
Bab 24: Menyambut Kedatangan Tamu
26
Bab 25: Mencari Pekerjaan
27
Bab 26: Hari Pertama Aku Bekerja
28
Bab 27: Ternyata Dia Bozku
29
Bab 28: Laporan Salah
30
Bab 29: Meeting
31
Bab 30: Memilih Design yang Terbaik
32
Bab 31: Design Rumah Persyaratan
33
Bab 32: Menyukai Pekerjaan
34
Bab 33: Akhirnya bertemu
35
Bab 34: Kustomer yang Menyebalkan
36
Bab 35: Rencananya yang Gagal
37
Bab 36: Pulang Malam
38
Bab 37: Sedikit ucapan Terimakasih
39
Bab 38: Dia Kembali
40
Bab 39: Dia Menculikku
41
Bab 40: Dia Ingin Menolongku
42
Bab 41: Dia Menyelamatkanku Lagi
43
Bab 42: Pertimbangan
44
Bab 43: Dia Datang Bertamu
45
Bab 44: Rasa Jengkel dan Takut yang sedang Menyelimuti
46
Bab 45: Dia Menyuruhku Lembur
47
Bab 46: Makan Malam di Dini hari
48
Bab 47: Syarat yang Dipenuhi
49
Bab 48: Berunding
50
Bab 49: Bertemu Calon Mertua
51
Bab 50: Bentakan yang Menusuk
52
Bab 51: Aku Tidak Memiliki Pilihan
53
Bab 52: Cokelat Misterius
54
Bab 53: Kecewa
55
Bab 54: Dia Melampiaskan Amarahnya
56
Bab 55: Rasa Bersalah dan Terimakasih
57
Bab 56: Deal
58
Bab 57: Pernikahan
59
Bab 58: Berkemas dan Pindah
60
Bab 59: Melampiaskan Marah
61
Bab 60: Fitnah
62
Bab 61: Adaptasi
63
Bab 62: Rasa Syukur dan Menghargai
64
Bab 63: Kembali Bekerja
65
Bab 64: Ibuku Marah
66
Bab 65: Derita Fitnah
67
Bab 66: Pelaku Terungkap
68
Bab 67: Bunga yang Mendatangi Taman
69
Bab 68: Ibu Mertua Berkunjung
70
Bab 69: Pesta Perayaan Adik Ipar
71
Bab 70: Kesiangan
72
Bab 71: Cemburu
73
Bab 72: Mengandung
74
Bab 73: Saat menjadi Satu Atap
75
Bab 74: Sarapan Bersama
76
Bab 75: Selalu menjadi Tempat Salah
77
Bab 76: Mati Rasa
78
Salam dari Penulis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!