Di ruangan belakang sebelah greenhouse. Pagi itu bersama sinar matahari yang menghangatkan. Menerpa embun yang tadinya sangat lebat bagaikan asap. Membuat hawa terasa sejuk dan dingin tapi juga hangat bersama datangnya sinar mentari.
Di bawah sinar yang remang-remang menembus pepohonan jalanan.
Aku berjalan menuju ruangan kelas kak Lucky.
Saat Aku tiba di sana. Tak kusangka, memang para Senior sangat super sibuk akhir-akhir ini. Bahkan Mereka tak kenal dengan namanya jam istirahat.
Ditengah kesibukannya, dari kejauhan kak Micky melihat kedatanganku. Membuat dia bergegas menghampiriku.
"Mil, Kamu mencari siapa?" tanya kak Micky.
"Aku mencari kak Lucky kak, dia ada dimana?" tanyaku.
Mendadak wajah yang tadinya sumringah terlihat seperti kecewa. Bagaikan putri malu yang langsung menunduk saat ada yang menyentuhnya.
"Dia ada di sana!" kata kak Micky.
Dengan tertunduk dia menunjuk ke ruangan kelas.
Kemudian kak Micky segera pergi meninggalkanku.
"Aku mau melanjutkan tugasku dulu Mil" kata kak Micky.
"Iya kak" jawabku.
Walau Aku tak faham dengan expresi yang kulihat tadi, pelan-pelan Aku berjalan ke arah ruangan kelas. Karena ini bukan wilayahku, jadi Aku merasa sedikit canggung dengan suasananya.
Saat Aku tengok dari pintu. Terlihat kak Lucky sedang memegang bolpoin di tangan kanannya dan Dia menulis di selembar kertas. Seperti serius mengisi sesuatu.
Aku ingin memanggilnya. Namun menurutku ini bukan waktu yang tepat.
"Mungkin lain kali saja" pikirku.
Saat Aku hendak pergi, mata itu melirik mengecek situasi. Kak Lucky melihatku dari dalam.
Tanpa suara dia meraih jilbab persegiku berwarna abu-abu. Sehingga saat Aku berjalan, jilbabku tertahan. Menyebabkan tertarik dari belakang dan tak bisa melangkah ke depan lagi.
Pikirku jilbabku sedang tersangkut pohon kecil yang berada di jalan berjajaran di luar kelas.
Aku menoleh dan memeriksanya.
Tak kusangka dia ternyata kak Lucky.
"Mau kemana?" tanya kak Lucky.
"Kak Luck, kenapa tidak bilang? Kenapa harus menarik jilbab sih" kataku.
Segera dia melepaskan cenkeraman tangannya pada jilbabku.
"Aku tidak menariknya, hanya menahannya. Yang menariknya justru Kamu" katanya.
"Iya tapi kan seharusnya bisa bilang" kataku dengan merapikan jilbabku yang agak tersikap.
"Kenapa mau pergi?" tanya kak Lucky.
"Aku lihat kak Lucky sedang sibuk jadi lain kali saja" kataku.
"Ada apa?" tanya kak Lucky.
"Apakah Aku tidak menganggu?" tanyaku.
"Kamu akan mengganggu jika tidak bicara to the point" kata kak Lucky.
"Baiklah. Lain kali saja kalau begitu" kataku.
"Kamu akan lebih mengganggu jika membuatku penasaran tanpa menjawab pertanyaanku" kata kak Lucky.
"Baiklah Aku akan mengatakannya. Sebenarnya ini tentang host itu. Kenapa harus Aku yang terpilih. Aku benar-benar tidak percaya diri" kataku.
"Mil, apakah Kamu tidak ingin membuktikan sesuatu? Khususnya kepada Santi?" tanya kak Lucky.
"Apa maksudmu kak?" tanyaku.
"Bungkam orang yang meremehkanmu dengan perbuatanmu" kata kak Lucky.
"Apa?" tanyaku.
Sekarang Aku mulai mengerti. dalam kediamannya, kak Lucky sebenarnya juga terganggu dengan perkataan kak Santi. Tapi Dia tak menunjukkannya.
"Kamu tak ingin melakukan itu?" tanya kak Lucky.
"Bagaimana caranya?" tanyaku.
"Anggap saja angin dan lakukan tujuanmu" kata kak Lucky.
"Caranya?" tanyaku polos.
"Belajar, berlatih dan focuslah" kata kak Lucky.
"Baiklah. Kalau begitu apa yang akan Aku katakan di acara nanti?" tanyaku.
"Minggu depan datanglah kesini lagi. Aku akan memberimu naskah tata acaranya" kata kak Lucky.
Aku mengangguk-anggukkan kepala. Ternyata kak Lucky yang kemarin tegas. Dia memiliki tujuan ini dibaliknya. Lagi-lagi sikapnya membuatku terkejut.
Tanpa Kami sadari. Ada sepasang mata yang mengintai percakapan Kami. Dia adalah kak Micky. Entah sejak kapan. Kak Micky dan kak Lucky tidak melekat seperti dulu lagi. Mereka lebih sibuk dengan urusan Mereka sendiri-sendiri.
"Mungkin karena Mereka sibuk dengan ujian kelulusan ini" pikirku.
Aku telah kembali ke ruangan kelasku.
Kak Lucky menoleh ke arah kak Micky. Lalu kak Lucky menghampiri teman karibnya sejak kelas 1 itu.
"Mick, Kamu terlihat sangat sibuk hingga melupakan temanmu" canda kak Lucky.
"Sudah selesai berbincangnya?" tanya kak Micky.
"Maksudmu Milanie?" tanya kak Lucky.
"Siapa lagi perempuan yang akrab denganmu selain dia?" tanya kak Micky.
"Kamu cemburu Mick" kata kak Lucky.
"Tidak" jawab kak Micky.
"Jika tidak, kenapa Kamu menjauhi ku?" tanya kak Lucky.
"Sekarang, Aku hanya merasa tak memiliki teman yang baik seperti dulu" kata kak Micky.
"Maksudmu apa Mick?" kata kak Lucky.
"Tidak ada" kata kak Micky.
"Dengar,,,!! Hubunganku dengan Milanie tidak seperti yang kamu bayangkan. Kami hanya berteman" kata kak Lucky.
"Aku tak butuh penjelasanmu Luck" kata kak Micky.
"Mick, Kamu cemburu. Kenapa Kamu berubah seperti ini?" kata kak Lucky.
"Kamu yang berubah Luck, menikung wanita yang disukai temannya sendiri" kata kak Micky.
Kak Micky memang orang yang suka blak-blakan. Jadi apa yang dirasanya semua akan keluar dari mulutnya.
"Kamu bisa saja bilang tidak menyukainya. Tapi Aku telah mengenalmu sejak lama. Kamu tak pernah bersikap demikian dengan perempuan manapun" kata kak Micky.
"Kenapa harus Milanie Luck?" tambah kak Micky.
"Aku tak mengerti apa yang Kamu bicarakan Mick" kata kak Lucky.
"Jangan berdalih Luck. Kamu bisa berbohong dengan orang lain. Tapi tidak dengan ku" kata kak Micky.
Seketika kak Micky pergi dari situ dengan perasaan yang panas. Namun tak dapat dia lampiaskan. Hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Yang sedang menekan emosinya sendiri. Andai saja bukan Lucky. Teman sekaribnya sejak kelas 1. Pasti dia sudah melakukan perkelahian dengannya.
Kak Lucky terdiam. Dia sendiri juga tak faham dengan perasaanya. Apakah memang dia mulai menyukai Milanie? Laki-laki yang selama ini tak menghiraukan puluhan wanita yang jelas-jelas menyukainya. Tapi apakah akhirnya dia membuka pintu hatinya kepada adik kelas yang di sukai teman karibnya.
Sementara pikiran-pikiran yang mengganjal itu disingkirkan semenjak 3 hari terakhir ini. Kak Lucky dan kak Micky sudah jarang sekali bersama. Kak Lucky lebih memfocuskan dirinya kepada ujian. Jika tentang teman karibnya. Dia sebenarnya peduli, tapi jika dipikirkan terlalu dalam ini tak akan ada gunanya. Hanya waktu yang dapat menyembuhkan kecemburuan dari teman karibnya itu.
Dan kak Lucky menunggu, kapan waktu yang tepat itu akan tiba.
Akhirnya kak Lucky lebih memfocuskan diri untuk ujian kelulusan ini. Ini adalah kesempatannya untuk mendapatkan nilai di sekolah itu. Bahkan bisa menjadi kesempatan yang terakhir karena menentukan kelulusan.
Walau ditengah kesibukannya, kak Lucky menyempatkan diri untuk merangkum tata acara yang telah dijanjikan kepada Milanie. Nalurinya untuk melakukan sesuatu pada Milanie ini tumbuh dengan sendirinya. Entah karena perasaan suka atau karena merasa kasihan pada Milanie yang dikucilkan dengan siswa kelas lain. Bahkan dengan kakak seniornya. Menjadikan kak Lucky ingin di sampingnya sebagai pelindungnya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂
cinta yang bisa membuat hancur hubungan persahabatan.. 😒😒
2023-03-08
1
꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂
bedanya yang ini pangeran kecewa ya kak.. 😁😁
2023-03-08
1
mom mimu
nah itu namanya Cinta entong... kamu pengen terus melindungi milani itu udh sama kaya perasaan suka tau...
2022-12-19
1