Hari ini adalah pelajaran matematika. Mata pelajaran ini adalah mata pelajaran yang paling aku senangi. Karena guru matematika ku adalah guru yang sangat sabar dan cantik hehe.
Di depan bangku para murid, ada sebuah papan yang berwarna putih terpajang di tembok menghadap kearah kami.
Guruku menuliskan sebuah tulisan di sana. Dengan spidol hitam yang dipegangnya.
"Hasil dari 4 log 8 + 4 log 32 adalah...."
Di papan putih itu ada sebuah pertanyaan yang terlontar dari guru matematikaku.
"Siapa yang dapat menjawabnya?"
"Silahkan maju ke depan" ungkapnya.
Seketika tanganku mencari pensil dan mencoret-coret buku berhitungku.
"Nah, ketemu!" gumamku.
Dengan senang aku dapat menemukan jawabannya.
Tentu aku memberanikan diri untuk menunjuk diri agar maju memberikan jawaban di depan.
Tangan kananku ku angkat.
"Saya bu" kataku.
"Silahkan maju Milanie" kata guruku.
Aku maju dan meraih spidol yang disodorkan oleh guruku.
Dengan percaya diri aku menulis jawabannya.
4 log 8 + 4 log 32
\= 4 log (8.32)
\= 4 log 256
\= 4.
Setelah aku menyelesaikannya, aku meletakkan spidol ke meja guruku dan langsung kembali ke bangku ku.
Semua teman kelasku memandangku. Ada pandangan yang kagum, ada pandangan yang iri dan ada pandangan yang biasa saja.
Pandangan yang biasa saja itu dari temanku yang paling tak peduli dengan pelajaran. Kebanyakan sih mereka laki-laki dan bangku sebelah paling belakang.
Ibu guru memeriksa jawabanku.
"Iya ini benar sekali" kata guruku.
Secara tidak langsung aku menjadi dekat dengan guru matematikaku. Dia selalu memanggilku saat dia membutuhkan bantuan. Karena aku adalah murid kesayangannya hehe.
Tapi di sela-sela ini ada beberapa teman cewekku yang merasa tak dianggap dan iri terhadapku. Membuatku untuk tidak ingin melakukan hal yang terlalu mencolok lagi. Dan menjadi murid yang sewajarnya saja.
...****************...
Pelajaran hari ini selesai. Lagi-lagi sekarang adalah jadwal pertemuan dari kegiatan extrakulikuler PMR ku.
Seketika pikiranku mengingat apa yang aku lakukan minggu lalu.
Duh,, rasanya sangat memalukan.
"Aku ingin absen saja hari ini" batinku.
Dengan mengendap-ngendap aku mempercepat langkahku untuk melewati tempat perkumpulan.
Yang kebetulan merupakan jalan menuju arah pulang gerbang sekolah.
Tak disangka Kiki datang dari arah depanku.
"Milanie, kamu mau kumpulkan hari ini?" tanya Kiki.
"Ah, iya" kataku.
"Kalau begitu ayo kita bareng kesana!" ajak Kiki.
"Ah, Iya ayo" jawabku.
Padahal aku sudah berencana untuk bolos hari ini. Berhubung aku tak memiliki alasan khusus untuk tidak menghadirinya.
Jadi dengan terpaksa aku harus menghadiri pertemuan ini. Bersama Kiki Aku berjalan bersama.
"Haduh,,, ku pasang dimana wajahku saat bertemu dengannya" gumamku khawatir atas keadaan ini.
"Apa Mil? " tanya Kiki.
Sepertinya Kiki remang-remang mendengar perkataanku yang lirih tadi.
"Oh tidak, tidak ada. Aku hanya penasaran pertemuan kali ini akan membahas apa hehe" kataku berdalih.
...****************...
Terlihat semua anggota telah berkumpul di sana. Hanya Aku dan Kiki yang terakhir masuk kali ini.
Aku membuang wajahku agar tak melihat Senior yang cuek itu. Melihat wajahnya saja mebuatku merasa malu sekali.
Ku putuskan Aku memilih duduk di pojok bagian ruangan dan menepi.
Bersembunyi di balik punggung junior seangkatanku.
"Mil, sini!" ajak Kiki.
"Syuuuuutttt!!!"
Dengan menempelkan jari telunjukku pada mulutku sendiri. Memberikan kode waspada kepada Kiki.
Kiki yang tak mengerti dengan maksudku dia hanya mengernyitkan alisnya ke atas. Menggambarkan dia butuh penjelasan dariku.
"Aku hanya tak ingin bertemu dengan kak Lucky" kataku berbisik pada Kiki.
Mendengar penjelasanku, Kiki menoleh kesana kemari. Matanya liar memandang ke segala arah.
Namun dari semua sudut ruangan, Kiki tak melihat sosok kak Lucky di sini. Lalu Kiki memberitahukan padaku jika kak Lucky tidak ada.
"Ada apa? Kenapa kamu tak mau bertemu? Dia kan ganteng?" kata Kiki.
"Aku takut nanti dia menghukumku" jawabku.
"Dihukum? Kenapa?" tanya Kiki penasaran.
"Kamu lupa dengan apa yang aku lakukan minggu lalu?" tanyaku balik.
Sekilas Kiki mengingat tingkah Milanie yang berani membohongi kakak Seniornya.
"Oh, iya, iya aku faham. Tapi kamu tenang saja kakak ganteng itu sekarang nggak ada kok" kata Kiki.
"Benarkah?" tanyaku.
"Iya" jawab Kiki.
Di gerumunan seluruh anggota PMR itu. Mataku melihat kesana kemari dengan serius. Memastikan memang keberadaan kakak cuek itu tidak ada di sana.
Karena saat ini adalah pengangkatan junior baru. Khususnya kelas 1, jadi semua anggota PMR senior berkumpul saat ini. Senior Kelas 2 dan kelas 3.
Betapa leganya perasaanku tidak bertemu dengan kakak Senior cuek itu.
Dipertemuan kali ini, para anggota junior sedang di bimbing oleh 1 orang senior kelas 2.
Dia memerintahkan agar kami duduk membentuk lingkaran.
Setelah membentuk lingkaran, senior kelas 2 itu menjelaskan tentang Definisi dan Tugas PMR.
Dan senior kelas 2 itu memberikan selembar kertas yang diperintahkan untuk menulis nomer ponsel masing-masing junior.
"Kakak akan memasukkan kalian ke grub generasi PMR"
"Jadi tulis nomer ponsel kalian di kertas itu, khususnya nomer Whats up ya?" kata Senior tingkat 2 itu.
"Baik" jawab para Junior dengan kompak.
Satu persatu kami menulis ponsel secara bergantian. Kertas itu diberikan dari tangan ke tangan dengan arah memutar.
Saat Aku mulai menulis. Tak disangka Senior cuek itu yang paling aku hindari pertemuannya. Dia kini muncul dari balik ruangan sebelah.
Ruangan yang memang bergandeng dengan ruangan yang kini digunakan oleh para junior. Tapi ruangan itu setengah dipagar tembok. Sedangkan bagian lain ditutup oleh tirai. Jadi jika dipandang dari ruangan yang Aku duduki saat ini, tak terlihat ada seseorang atau tidak di sana. Saat tirai itu ditutup.
Melihatnya muncul saat mengibaskan tirai itu membuat mataku melotot dengan spontan ke arahnya.
Senior itu melihatku sekilas, lalu dia berjalan membelok kanan menuju pojok ruangan. Dia meraih sebuah botol aqua yang masih terisi air setengah dari botol itu. Lalu kembali masuk ke ruangan sebelah.
"Astaga, kenapa Aku harus melotot sih tadi. Bisa-bisa dia membalasku dengan sangat kejam setelah ini" batinku.
"Mil, sudah selesai?" tanya Kiki.
Seketika perang batinku terbuyar oleh pertanyaan Kiki.
"Ah, iya ini selesai" jawabku dengan mempercepat tanganku untuk menulis nomerku. Dan segera aku menyodorkan kepada anggota yang lain.
"Kamu melihatnya tadi Mil? Kakak ganteng itu ternyata ada" bisik Kiki diantara duduk melingkar itu.
"Iya, Aku jadi ingin pulang cepat saja" kataku.
"Kenapa? Aku justru semangat jika ada kakak ganteng di sini" kata Kiki.
"Kamu semangat, tapi Aku malah nyungsep" kataku.
"Coba gimana nyungsepnya?" kata Kiki menantang.
Dengan spontan Aku memaju-majukan kepalaku ke depan dan belakang beberapa kali seperti anak yang sedang menari potong bebek angsa.
Lagi-lagi diantara tingkahku yang konyol, kakak cuek itu melihatku sekilas. Bersamaan dengan tirai yang terhempas oleh angin sebentar.
Saat aku melihat, ternyata di ruangan sebelah banyak dari Senior kelas 2 dan kelas 3 sedang berkumpul. Mereka seperti merapatkan sesuatu.
"Astaga, kenapa selalu di waktu yang tidak tepat" batinku.
Sedangkan Kiki saat ini menertawakan tingkah konyol yang kulakukan tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Bilqies
jangan lupa mampir di karyaku juga yaa
2024-04-21
1
Mei Shin Manalu
aduhh trauma liat log log gitu.. jdi inget guru killer wktu SMA 🥴
2023-01-25
1
Buna Seta
keren banget
2022-12-27
1