Sekarang adalah musim hujan bulan terakhir.
Di negara Indonesia ini memiliki 2 musim. Yaitu musim hujan dan kemarau. Setiap musimnya berganti setiap 6 bulan sekali. Dan sekarang adalah bulan ke 6 dari musim hujan.
Bulan terakhir musim hujan menuju masuk ke musim panas ini membuat hujan itu tidak sering datang. Dibandingkan saat hujan di bulan pertengahan musim hujan. Jika di pertengahan musim, hujan selalu datang dan deras. Tapi jika hujan turun di awal dan akhir musim, hujan turun tapi tidak setiap hari.
...****************...
Gemercik hujan itu terlihat bersama-sama turun menembak bumi. Membuat tanah, jalan, lapangan, rerumputan dan genting semua basah karena hantamannya.
Hawa yang dingin, membuatku ingin terus memeluk guling dan memakai selimutku. Canduku berbaring di ranjang bersama suara hujan yang terdengar syahdu.
Membuat tidurku terasa sangat nyenyak dan nyaman.
"Triiiiiingggg!!!"
"Triiiiiiiingggh!!!"
"Triiiinggg!!!"
Tak lama alarm dari ponselku berbunyi. Memerangi gendang telingaku dan mengganggu tidur nyenyakku.
Alarm itu menunjukkan pukul 04.30 WIB.
"Aduhhh,,,, Kenapa waktu cepat sekali? Sebentar lagi" gumamku.
Kantukku masih saja menggodaku untuk tidur meski telah pagi.
Dengan merayapi ponselku bersama mata yang remang-remang antara mau terbuka dan tetap tertutup, Aku mematikan alarmnya. Kemudian kembali lagi ke tempat tidurku. Memeluk guling dan menutup badanku dengan selimut.
Beberapa detik setelah Aku kembali ke posisi tidurku. Samar-samar Aku mendengar suara yang seperti memanggil.
"Apakah Rita sudah pulang?" pikirku.
Segera Aku bangkit dari ranjang dan mengecek jendela sebelah pintu yang kini masih tertutup dengan tirai.
Aku membuka sudut tirai itu dan mengintip ke arah luar pintu. Memastikan Rita atau bukan.
Saat Aku melihatnya, tidak ada siapapun yang berada di depan pintu.
"Haloo...."
"Siapa ini?"
Suara samar-samar itu terdengar lagi. Aku mulai mencari ke segala arah ruangan.
Berfikir apakah ada hantu pagi hari ini?
Dengan posisiku yang sekarang sedang sendiri di kamar. Membuat rasa alamiahku menjadi lebih was was dengan keadaan.
Lalu mataku tertuju ke ponselku. Ternyata suara itu dari arah ponsel.
Langsung Aku melihatnya. Di layar ponsel itu lagi-lagi nomer yang berprofil kartun gelap. Salah satu nomer yang berasal dari grub generasi PMR. Yang tak sengaja pernah Aku panggil 3 hari yang lalu.
Karena telah terlanjur masuk di panggilan suara. Dengan terpaksa Aku harus menjawab suara itu.
"Haloo"
"Haloo, ini siapa?"
Tanyanya.
Karena kebetulan profil whats up ku bukan foto wajahku. Melainkan bunga mawar merah yang sedang mekar merekah.
"Hallo, maaf tadi saya tidak sengaja kepencet" jawabku.
"Sudah 2X kamu menjawab seperti itu. Kamu sepertinya anak PMR juga ya?" tanyanya.
"Iya" jawabku.
"Siapa namamu?" tanyanya.
"Aku Milanie" jawabku.
"Oh,,, pacarnya Micky itu" katanya.
"Aku tidak pacaran tapi Kami sahabat. Ini siapa?" tanyaku balik.
"Aku seniormu Lucky" jawabnya.
Mendengar nama itu dengan spontan Aku menjauhkan ponselku lalu membungkam mulutku sendiri.
"Apa kak Lucky? Astaga apa yang telah Aku lakukan?" gumamku.
"Halo"
Kemudian aku mendekatkan ponsel itu kembali ke telingaku. Dan mengatur suaraku dengan lembut.
"Ah iya halo kak, maaf sekali kak. Milanie sudah mengganggu waktu kakak yang berharga. Kalau begitu milanie matikan ya kak. Sekali lagi minta maaf yang sebesar-besarnya" kataku.
"Tiiiit"
Langsung Aku menutup teleponnya.
Dengan kejadian ini, membuat rasa kantukku tadi yang melekatiku mendadak hilang.
Segera Aku bersiap-siap sholat subuh. Lalu Aku menyiapkan seragam yang akan Aku pakai hari ini. Beserta dengan kaos kaki dan sepatu.
Tak lupa juga buku mapel hari ini Aku masukan ke dalam tas ranselku yang berukuran sedang. Tidak terlalu besar maupun kecil. Tas ransel ini sangat cocok dengan besar tubuhku.
Setelah itu, langsung Aku mengambil handuk. Dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badanku.
Dalam waktu 30 menit, persiapanku telah selesai.
Hujan pun juga sudah reda.
Kemudian Aku pergi berjalan menuju ke sekolah.
Hari ini Aku berangkat 15 menit lebih awal dari biasanya.
...****************...
Perjalananku menuju ke sekolah harus melewati beberapa danau tanah hasil dari rintihan hujan tadi.
Dengan berhati-hati Aku berjalan menghindari genangan air. Antisipasiku agar sepatu dan seragamku tidak kotor.
Suasanya sangat sejuk dan dingin saat ini. Bersama embun pagi dan sisa hasil hujan tadi pagi.
Di gerbang masuk, banyak murid yang sedang lewat memakai jaket dan kendaraannya masing-masing. Ada juga yang berjalan karena diantar oleh orang tuanya dari rumah.
Kali ini Aku berjalan sendiri, karena Rita sepertinya langsung menuju sekolah dan tidak mampir ke kos dulu.
Di bawah pohon yang berjajar. Tepat di jalan sekolah bagian dalam. Saat Aku hendak menuju kelasku. Tak sengaja Aku melihat kak Lucky sedang berjalan sendirian dari arah yang berlawanan denganku.
Membuatku mengingat tentang kejadian yang terjadi pagi tadi.
"Sepertinya Aku harus minta maaf. Kalau tidak, dia adalah seniorku bisa gawat nanti di extrakuliker" batinku.
Dengan memberanikan diri Aku menghampiri kak Lucky dan meminta maaf secara formal pada kak Lucky saat ini.
Kak Lucky melihat kedatanganku dan menghentikan langkahnya.
"Kak, Aku benar-benar meminta maaf secara tulus atas kelancanganku tadi" kataku.
Kak Lucky terdiam dan melihatku.
"Hei, coba lihat! Dia kan si gatel itu? Astaga,,, sekarang Dia mau menempel pada kak Lucky"
"Iya, aduh jijik banget sih gue nglihat si ulat itu!" kata siswa lain yang melihat 1 meter dari jarakku.
Kak Lucky mendengarnya dan memandang para siswa itu.
Kak Lucky diam beberapa saat. Dia penasaran tindakan apa yang akan Aku lakukan kepada mereka.
Apakah Aku akan menghardik mereka? Atau langsung menjambak rambut mereka?
Hanya saja Aku tipe orang yang lebih memilih biarkan saja, dari pada marah-marah mendatangi mereka untuk melampiaskan emosi. Itu akan lebih memicu terjadinya konflik dan menambah musuhku di sekolah.
Melihat tindakanku yang lebih memilih diam, membuat kak Lucky sedikit penasaran denganku.
"Ikut Aku!" kata Kak Lucky.
"Apa?" tanyaku lagi.
"Jam masuk kelas masih lama. Jadi ikut Aku sebentar" kata kak Lucky.
"Apakah kakak akan memberikan hukuman padaku?" batinku.
Dengan sedikit khawatir, Aku terpaksa mengikutinya.
Aku mengikutinya dari belakang. Dengan wajah tertunduk dan malu. Malu karena perkataan yang buruk tentangku tadi pasti terdengar di telinga kak Lucky.
Beberapa langkah jalan kaki, Kami sekarang tiba di kantin sekolah.
Suasana di sana saat ini sepi. Hanya ada 2 dan 1 orang yang sedang duduk di bangku paling ujung dan tengah.
"Pesen nasi pecel 2 porsi ya bu!! dimakan di sini" kata kak Lucky.
"2 porsi, satunya untuk siapa? Apa makannya kak Lucky sebanyak itu?" batinku.
Lalu kak Lucky berjalan ke bangku ujung bagian belakang.
Tapi Aku masih berdiri di samping kantin.
"Hei, kamu tidak duduk?" tanyanya.
Aku menggelengkan kepalaku.
"Duduk saja di sini! Ini perintah senior" katanya.
Segera Aku duduk seperti perintahnya. Duduk di seberang bangkunya. Sehingga kami saling berhadapan.
2 menit kemudian terlihat ibu kantin membawa pesanannya. Yaitu 2 porsi nasi pecel.
2 piring dari bahan kaca itu mendarat tepat di depan kak Lucky.
Lalu kak Lucky menyodorkan 1 porsi salah satunya padaku.
"Makanlah!" katanya.
"Tidak perlu kak, saya sudah kenyang" kataku.
Karena Aku sudah sarapan tadi. Tapi dengan porsi yang sedang. Karena porsi yang banyak, membuat ku merasa kantuk di waktu pagi.
"Aku sudah memesannya. Kamu mau menolaknya?" katanya.
"Aku belum sarapan tadi, jadi temani Aku makan" tambahnya.
Dengan terpaksa Aku memakan makanan itu. Aku kira akan diberi hukuman, ternyata disuruh untuk menemaninya makan.
"Memang sulit ditebak kakak ini" pikirku.
"Apakah Aku keterlaluan kemarin?" tanya kak Lucky.
"Tidak kok kak, sudah wajar memang seperti itu melaksanakan sebuah diklat" jawabku sok bijaksana.
"Mengangkat satu kaki dengan menyilangkan tanganmu itu akan menambah kekuatan tubuhmu. Mungkin 10% kamu akan lebih tahan lama berdiri dari sebelumnya" kata kak Lucky dengan memakan nasi itu.
Aku hanya mengangguk-anggukan kepala.
"Terimakasih kak" ucapan manisku untuk membuat dia senang.
Dari sudut ruang kelas. Ada beberapa siswa perempuan, Mereka adalah kakak kelasku tapi adik kelas dari kak Lucky. Alias siswa SMA tingkat 2. Tepatnya 1 kelas dengan kak Riris.
Salah satu dari mereka ramai membicarakan keadaan ini. Karena kak Lucky adalah senior yang paling populer di kalangan sekolah saat itu.
"Ris, kamu tahu nggak? kak Lucky sekarang dikantin makan bareng sama adek kelas" kata teman kelasnya kak Riris.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂
Lucky ternyata banyak fansnya... 😉
2023-03-07
1
Mei Shin Manalu
udah samperin aja gihh
2023-02-19
1
auliasiamatir
hujan hujan emang paling enak tidur lah
2023-02-08
1