Bab 14

Alam sudah berada di kelas, mengikuti pelajaran dari salah satu dosennya. Hingga pada saat dosennya berganti, Alam menjadi bersemangat.

Tentunya dia bersemangat, karena dosen yang kini memasuki kelasnya merupakan Hani, dosen yang dia sukai itu.

Terus saja memperhatikan Hani, Alam mengabaikan pelajaran matematika yang sedang dijelaskan oleh Hani.

Hani yang terus saja mendapatkan tatapan dari Alam, dia menjadi risih dan mulai terus kembali memperhatikan Alam.

"Alam! Cepat selesaikan soal berikut!" teriak Hani kesal karena bukannya memperhatikan pelajaran, Alam hanya fokus pada dirinya sendiri.

Alam terkejut, "Eh, maaf saya tidak memperhatikan pelajaran barusan!" jawab Alam sambil memegang leher belakangnya.

"Kalau begitu, perhatikan! Agar nanti Kamu bisa lulus!" ketus Hani dan Alam pun terdiam dibuat olehnya.

Kelas pun usai, hanya saja mereka satu kelas belum keluar dari sana.

"Teman-temanku sekalian! Nanti, Syita akan mengadakan pesta ulang tahun dirumahnya! Dan kita semua harus hadir!" seru seorang pria di depan papan tulis.

"Alam Kamunjuga harus ikut kesana!" kata seorang pria di sebelahnya.

"Aku sungguh malas!" jawab Alam.

"Kudengar, Bu dosen Hani juga ikut ke acara tersebut!" kata Zack yang tiba-tiba muncul dari belakang Alam, padahal tempat duduknya berada jauh diujung dari tempat duduk Alam berada.

"Benarkah?" tanya Alam terkejut dan merasa tidak percaya.

"Leo! Siapa saja yang sudah dia undang ke pesta ulang tahunnya?" tanya Zack berteriak.

"Dia hanya mengundang kita dan Bu Hani juga akan datang menurut Syita sendiri!" jawab Leo yang ternyata adalah seseorang yang menyebarkan informasi tentang pesta ulang tahun Syita.

"Jangan lupa untuk mengajak pacar kalian juga!" lanjut Leo dan pemberitahuan pun selesai.

Semuanya keluar kelas kembali pada kegiatan mereka masing-masing.

"Pacar ya? Apakah Bu Hani sudah memiliki pacar?" pikir Alam dalam batinnya.

Alam belum mengetahuinya selama ini, dia pun menyampaikan sebuah pesan kepada seorang kepercayaannya untuk mencari tahu apakah dosennya itu sudah memiliki hubungan dengan seorang pria atau tidak.

Setelah tiga jam menunggu kabarnya, seorang kepercayaannya itu menemui Alam di sebuah Cafe.

Dia adalah seorang pria tampan, dengan wajahnya yang disembunyikan menggunakan masker dan topi menghampiri Alam.

Membuka maskernya karena akan menghadap kepada tuannya.

"Tuan! Aku sudah menelusuri tentangnya dengan mengerahkan seribu orang dan sepuluh orang peretas terhebat, hanya saja—" kata pria itu.

"Kenapa harus mengerahkan peretas? Tidak perlu sampai seheboh itu bukan hanya untuk mencari tahu informasi tentang siapa yang sedang dekat dengannya?" kata Alam bertanya dan tidak mengerti.

"I-itu Tuan! Dia, informasinya tidak bisa ditelusuri oleh kami!" kata pria itu.

"Itu artinya dia bukanlah orang biasa? Sudahlah tidak apa, kembali saja dengan kegiatanmu, Ichan!" kata Alam yang sudah tidak mempermasalahkannya.

"Tuan, namaku Iksan!" katanya.

"Bukankan, nama terkenalmu adalah Ichan?" tanya Alam lagi.

"Benar, tapi... Ya sudahlah, saya pamit Tuan!" ujar Ichan yang langsung berdiri meninggalkan meja Alam dengan sebelumnya mengenakan maskernya kembali.

"Tentu saja! Aku sudah menutup semua akses informasi tentang dosen itu! Aku tidak mau kalian bahagia!" batin seseorang di dalam hatinya yang sedang berada di kursi belakang Alam yang sedang duduk disana.

🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥

Syah baru saja keluar dari Cafe setelah kepergian seseorang, dia berencana pergi mengunjungi rumah Kia.

Dengan motor ninjanya, Syah telah sampai di kediaman Kia dalam waktu sepuluh menit saja dari Cafe yang baru saja dia singgahi.

Baru saja sampai, Alam yang melihatnya langsung menyapa Syah.

"Syah! Kenapa Kamu tahu rumahku? Sini masuk ke dalam!" sapa Alam yang langsung mengajak Syah masuk ke dalam rumahnya.

"I-ini rumah Kak Alam? Aku sebenarnya datang kesini untuk mengunjungi Kia? Hehe..." ujar Syah bertanya dan juga malu karena ternyata ini adalah kediaman Alam juga.

Bukan malu sebenarnya, dia hanya berakting karena bagaimanapun juga, Syah sudah mengetahui segala informasi detail dari kedua adik dan kakak ini.

"Eh? Kamu mengenal adikku?" tanya Alam sambil berjalan masuk.

"Ehm! Sebenarnya, aku memiliki sebuah perasaan kepadanya!" jawab Syah dengan malu-malu.

Baru saja dibicarakan, Kia sudah berada tepat di depan mereka berdua, "Si... Si.. Syah? A..Apa yang kamu la—lakukan disini?" tanya Kia terbata-bata.

"Kakak! A-Aku bisa menjelaskannya! Aku—" teriak Kia kepada kakaknya itu hanya saja dipotong oleh Alam.

"Dia kemari untuk bermain game bersamaku, Kamu jangan ke ge-eran!" kata Alam dengan nada meledek adiknya itu.

"Eh?" Kia kebingungan, ternyata kedua orang itu telah saling mengenal.

Karena malu, wajahnya langsung memerah. Kia berlari pergi meninggalkan Syah dan Alam langsung masuk ke kamarnya.

"Syah datang kemari untuk bermain game bersama Kakak? Aku kira! Akh, aku malu sekali!" teriak Kia di dalam hatinya.

Baru saja menyelimuti dirinya dengan selimut, Kia memeluk bantal guling juga dan terus kesal dengan dirinya yang telah malu karena terlalu kepedean.

Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu membuat Kia menjadi panik, dia sangat kesal. Di dalam pikirannya pasti Kakaknya, Alam yang sedang menunggunya di depan pintu kamarnya itu.

Karena kesal, Kia menyiapkan segelas air dan memegangnya. Baru saja pintu dibuka olehnya, Kia langsung melempar air yang berada di gelasnya itu kepada seseorang yang mengetuk pintu.

"Kakak! Jangan meledekku la—" teriak kesal dari Kia yang langsung berhenti karena mendapati dirinya yang sudah membuat basah kuyup Syah.

Alam yang berada jauh dari sana tertawa, "Hahah! Syah datang kemari untuk menjemputmu! Tapi, Kamu malah menyiramnya Kia! Kakak mau pergi dulu keluar, hati-hati saat berkencan nanti!"

Syah terkejut, "Si*lan! Aku sangat membenci air dingin! Tapi, yasudahlah! Jika orang lain yang melakukannya pasti akan kubuat dia menyesal!" batin Syah geram.

"Sebenarnya aku kemari mau mengajakmu jalan-jalan, apakah Kamu mau? Kia?" tanya Syah dengan senyuman manisnya.

Melihat senyuman itu, Kia menjadi tidak tega, "Oh! Maafkan aku ya? Ayo lepaskan pakaianmu! Dan ganti dengan yang baru!" seru Kia memohon maaf.

Syah langsung melepaskan bajunya begitu saja tepat di hadapan Kia.

"Eh? Apa yang Kamu lakukan?" tanya Kia yang matanya terus memandangi tubuh ideal milik Syah. Dia tidak bisa mengalihkan perhatiannya meskipun kata-katanya bertolak belakang dengan perasaannya.

"Meskipun Kakak juga memiliki tubuh sixpack, tetapi kenapa rasanya aku lebih ingin memeluk Syah?" pikir Kia yang langsung merasa sangat malu.

Karena gugup, Kia berlari kencang ke kamar Alam untuk mendapatkan sebuah pakaian ganti untuk Syah.

"Mudah sekali membuat seorang wanita terpesona." batin Syah dengan senyum kemenangan yang mulai terukir di wajahnya.

Syah pun menunggu Kia mendapatkan pakaiannya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Siapa tuh 1 kelas dngn Alam yng tahu kedekatannya dngn bu Dosen lalu tidak menyukainya,,,,Apakah itu Zack ataukah Syah??? 🤔🤔

2025-01-04

0

Ayi

Ayi

kok ngilang ? gak lnjut Thor 🤔

2022-12-26

1

🍁𝐘𝐖❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁𝐘𝐖❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

Kan pmandangan ada ddpn mata, ya jgn dlewatkn 🤣🤭🙈

2022-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!