"Tepuk tangan untuk calon pengantin kita!!" Alezha, kakak kembar Rayden berseru saat Rayden dan Safira baru saja datang.
Semua keluarga Rayden menyambut Safira dengan senyuman ramah, terlebih lagi Alezha yang juga seorang hijabers merasa mempunyai teman baru.
Safira menyalami mereka semua satu persatu. Memang, hari ini adalah pesta keluarga Armadja yang merupakan keluarga besar Rayden. Mereka melakukan pesta untuk merayakan Rayden yang sebentar lagi akan menikah.
"Kau sangat pintar mencari jodoh yang baik untuk Rayden, Alea," ucap Sevina yang merupakan kakak dari Reyza, yang artinya, ia adalah bibi Rayden.
"Aku seperti menemukan sebuah berlian di tengah-tengah lautan, Kak. Sangat berharga dan sulit didapat."
"Andai saja anakku, Davin mau dijodohkan, tentu sudah aku serobot duluan Safira untuknya."
Mendengar nama Davin, Safira sedikit terkejut. Namun ia yakin, Davin yang mereka maksud bukanlah Davin yang ia kenal.
"Hahahah, tidak bisa, Kak. Safira hanya milik Rayden. Dan anak es batu seperti dia apa akan membuat Safira nyaman?"
'Es batu? Maksudnya dingin? Berarti Davin anak bibi Sevina orangnya sangat dingin? Pasti bukan Kak Davin yang ku kenal. Dia sangat ramah dan baik, pasti bukan dia,' batin Safira.
"Enak saja, es batu begitu tapi dia sangat tampan dan banyak yang naksir."
"Banyak yang naksir, tetapi tidak ada yang nyangkut. Davin Kakak itu memang sangat pemilih."
"Sudahlah, Al, Sevina, jangan saling mengejek. Ingat, sudah tua, malu sama umur." David, suami Sevina mencoba menenangkan mereka.
"Oh ya, Davin mana, Kak?" tanya Reyza yang celingak-celinguk kesana kemari.
"Davin tidak bisa datang. Dia sibuk bekerja di rumah. Kalian tahu lah, mengajaknya ke pesta ini adalah suatu hal yang mustahil. Seperti membuat kolam di Padang pasir."
"Lantas itu siapa?" Aela menujuk pintu yang ada di belakang Sevina dan David.
Mereka pun terkejut melihat kedatangan Davin yang tak dapat diduga itu.
Tak terkecuali Safira, ia begitu terkejut melihat kedatangan orang yang tadi sempat terpikirkan olehnya. Davin, seseorang yang pernah menjadi panitia Tilawatil Qur'an yang pernah ia ikuti. Menjadi teman sharingnya selama ini. Sangat ramah, baik, dan lucu.
"Davin! Kau datang, Nak?" Sevina menghampiri putranya, menggandeng lengannya untuk ikut berbaur dengan yang lain.
"Wah, tidak disangka, anak es batu ini mau juga datang ke sini." Alea menyenggol lengan Davin yang hanya diam menatap Safira.
'Kenapa aku bisa terlambat, Safira?' batinnya.
"Kenapa kau tidak mengabari kami dulu?" tanya Sevina.
"Aku tidak ingin mengecewakan Rayden." Tersenyum pada Rayden.
Semua tersenyum mendengar jawaban Davin.
"Perkenalkan, dia ini calon istri Rayden, namanya Safira." Alea memperkenalkan Safira pada Davin.
Safira yang masih terkejut hanya bisa tersenyum dan mengangguk menyapa Davin.
Davin hanya tersenyum sedikit, lalu memalingkan wajahnya ke Rayden. "Selamat, ya, kau akhirnya akan menikah." Mengulurkan tangannya.
"Terimakasih." Membalas jabatan tangan Davin.
"Ya sudah, ayo makan dulu," ajak Alea.
Mereka semua pun pergi ke meja makan, lalu menyantap hidangan yang sangat mewah itu.
Sembari makan, mereka pun mengobrol.
"Safira, Tante dengar kau itu seorang Hafidz Qur'an, ya?" tanya Sevina.
"Iya, Tante," sahut Safira.
"Luar biasa, masih muda, cantik, tapi sangat berbakat. Benar-benar calon istri idaman. Andai saja kau yang jadi menantu Tante. Entah kenapa anak Tante tidak mau menikah meski umurnya sudah kepala tiga." Sevina melirik Davin yang hanya cuek dengan makanannya.
"Enak saja, dia ini calon menantu ku, Kakak. Jika kau merebutnya dariku, maka aku akan menyatakan perang." Alea menatap serius kepada Sevina.
Semua tertegun melihat sikap Alea yang sedikit galak.
"Hei, santailah, aku hanya bercanda. Aku tidak akan merebut calon menantu mu." Sevina berusaha menenangkan Alea.
"Eh, iya, maaf, aku kelepasan." Alea tertunduk malu. Ia benar-benar tidak dapat mengontrol ucapannya jika menyangkut soal Safira.
Safira sedikit tertegun dengan ucapan Sevina tentang Davin tadi. Kepala tiga? Jadi Davin sudah setua itu? Tapi kenapa belum menikah? Siapa yang ia tunggu? Pertanyaan-pertanyaan itu kembali mengusik pikiran Safira.
"Davin, tipe wanita seperti apa yang kau sukai?" tanya Alea dengan hati-hati. Ia tentu tidak mau menyinggung perasaan Davin.
"Yang pasti, orang itu dapat membuat aku tertawa lepas, merasa berbeda, dan yang terpenting merasa nyaman," sahut Davin singkat.
"Orang seperti apa yang bisa membuat es batu seperti mu tertawa lepas?" Alea mengernyitkan dahinya.
"Benar, jangankan tertawa, berbicara saja dapat dihitung berapa kata dan kali sehari." Reyza menepuk dahinya.
"Iya, mana mungkin ada orang yang dapat membuat mu tertawa lepas." Sevina menambahkan.
Davin hanya tersenyum mendengar ocehan keluarganya. Inilah alasan kenapa ia tidak pernah mau ikut di acara seperti ini. Selain membuang waktu, ujung-ujungnya ia akan ditanyai perihal jodoh, sangat menjengkelkan, bukan?
Safira yang mendengar hanya tertunduk. Hatinya mendadak tak karuan. Tertawa lepas, ramah, dan lucu? Itulah gambaran Safira untuk Davin selama ini. Selama mereka kenal, Davin sering mengajaknya bertelepon, video call, dan berbalas pesan meski hanya sebatas teman. Tadinya ia berpikir bahwa Davin adalah orang yang sehangat itu. Ternyata Davin menjadi berbeda hanya kepada dirinya. Dan kini Safira tahu, bahwa Davin selama ini sangat menyukainya.
'Kenapa kau terlambat, Kak? Kenapa?' batin Safira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
owalaaa ... ternyata Safira juga punya perasaan yg sama ...
iya iiissshhh ... kak Davin kenapa terlambat ?
2023-08-22
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
dia nungguin kamu lulus, Fir....
eeeeh ... ternyata keburu di embat sepupu .... 🤭
2023-08-22
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
spt nya Davin yah yg memendam cinta ke Safira ....
2023-08-22
0