Debat

Rayden dan Safira telah selesai melakukan fitting baju pengantin.

"Ayo, kita akan melakukan sesi foto prewedding hari ini juga."

"Hari ini? Bukannya lusa?" tanya Safira yang sebenarnya mempunyai kegiatan lain hari ini.

"Sudah ku bilang, aku tidak suka membuang waktu. Apa kau keberatan?" tanya Rayden sambil menatap serius pada Safira.

"Tidak, Mas." Safira langsung menggeleng. Ia pun langsung mengetikkan sebuah pesan pada seseorang, lalu mengirimnya.

"Kau berkirim pesan pada siapa?" tanya Rayden.

"Aku,,,,"

"Oh, maaf, harusnya tidak aku tanyakan, itu bukan urusan ku." Rayden masuk ke dalam mobil, meninggalkan Safira yang lagi-lagi merasa kecewa dengan ucapan Rayden yang cenderung tidak peduli.

Safira menyusul masuk ke dalam mobil setelah menetralkan perasaannya.

Sepanjang perjalanan, mereka hanya saling diam. Tangan Safira masih asyik dengan ponselnya, mengetikkan pesan balasan kepada seseorang.

"Apa kau tidak punya pacar?" tanya Rayden tiba-tiba. Sepertinya ia tidak kehabisan akal untuk membatalkan perjodohan dengan Safira.

"Tidak, Mas."

"Kenapa?"

"Itu dilarang agama. Dapat menimbulkan dosa zina."

Ucapan Safira sangat menyinggung Rayden. Secara tidak langsung, Safira mengatakan bahwa hubungannya dengan Hana dulu merupakan perbuatan dosa.

"Apa kau yakin tidak mencintai seseorang?"

"Kenapa, Mas? Apa Mas akan menyuruh orang yang mencintai ku untuk membatalkan pernikahan ini?" Safira menatap Rayden dengan tatapan kekecewaan.

"Aku hanya tidak ingin menghancurkan percintaan orang lain."

"Sudah ku bilang aku tidak punya pacar, Mas, apalagi orang yang aku cintai."

"Apa kau benar-benar yakin?"

"Baiklah, Mas, jika kau ingin membatalkan pernikahan ini, itu tak masalah, tapi kau lihat dulu isi pesan ini." Safira menyerahkan ponselnya pada Rayden.

Begitu melihat pesan di ponsel Safira, Rayden pun terkejut. Karena sejak tadi, ternyata Safira berkirim pesan pada Alea, yang tak lain adalah mama kandung Rayden.

[Sayang, sudah selesai fittingnya?]

[Sudah, Tante, baru saja selesai. Sekarang akan pergi melakukan foto prewedding.]

[Tante senang sekali, karena kau akan menjadi menantu Tante. Kau itu wanita idaman semua mertua. Tante tidak sabar melihat kau dan Rayden menikah.]

[Mama terlalu berlebihan, Safira tidak sehebat itu.] Diikuti emoticon senyum.

[Jangan merendah, Sayang. Rasanya Tante adalah orang paling beruntung sekarang. Kau tidak dapat membayangkan bagaimana bahagianya Tante. Rayden memang susah menurut kalau soal jodoh, ternyata dia sedang menunggu seseorang seperti dirimu di hidupnya. Tante tidak bisa bayangkan kalau sampai kalian tidak jadi menikah, Tante akan menjadi orang paling bersedih di dunia ini] Diikuti emoticon sedih.

[Tante jangan sedih, Safira akan menjadi apa yang Tante mau]

[Terimakasih, Sayang, bersenang-senanglah, jaga dirimu dan Rayden ya]

Rayden menyerahkan kembali ponsel Safira. Wajahnya berubah menjadi lesu. Tampak jelas reaksi bingung menghiasi wajahnya.

"Apa sekarang kau tetap ingin membatalkan, Mas?" Safira menatap Rayden dengan serius.

Rayden menyandarkan kepalanya pada badan kursi mobil. Rasanya, ia sudah tidak punya kesempatan lagi dan harus mengalah pada takdirnya.

"Baiklah, aku tidak akan mengungkitnya lagi. Tapi jangan salahkan aku jika pernikahan kita tidak akan ada cinta sama sekali," ucap Rayden tanpa menoleh.

"Aku sudah memikirkan konsekuensinya, Mas."

"Jika nanti kau tak mampu, jangan paksa aku menceraikan mu. Carilah cara agar orang tuaku membencimu."

Ucapan Rayden seperti pedang yang terhunus menembus jantung Safira. Setega itu Rayden mengatakan tentang perceraian sedangkan mereka pun belum menikah.

"Jika aku bisa membuatmu jatuh cinta? Apa yang akan kau lakukan, Mas?" tanya Safira sembari menahan rasa kecewanya.

"Itu tidak akan mungkin." Rayden tersenyum miring. Memperlihatkan bahwa ia sedang mentertawakan pertanyaan Safira.

"Di dunia ini, tidak ada yang tidak mungkin, apalagi soal cinta yang dapat memengaruhi perasaan manusia itu sendiri."

Rayden menghela napas berat. "Jika aku sampai jatuh cinta padamu, seujung kakipun kau tidak akan ku lepaskan. Hanya orang yang luar biasa yang dapat membuat ku jatuh cinta. Jika orang itu ada, pasti dia adalah orang yang sangat hebat." Rayden tersenyum menahan tawa. 'Dia sangat percaya diri, seakan dapat membuat ku jatuh cinta saja,' batinnya.

"Kita lihat saja, Mas. Aku tidak akan mengatakan iya tentang perceraian yang dibenci oleh Allah. Aku akan mempertahankan rumah tangga kita nantinya."

Rayden kembali menahan tawa. Ia tidak sanggup membayangkan bagaimana Safira akan membuatnya jatuh cinta. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia tidak akan jatuh cinta pada siapapun demi menebus rasa bersalahnya pada Hana.

*****

Di sisi lain, seorang pria tengah duduk termenung memikirkan seseorang yang sebentar lagi akan menikah. Ia memandang foto seorang gadis berjilbab yang sangat cantik.

"Sepertinya aku sudah terlambat. Harusnya sejak dulu ku nyatakan cintaku padanya. Kenapa aku harus menahannya? Kenapa aku tidak katakan saja padanya bahwa aku mencintainya? Aku memang sangat bodoh! Sekarang Safira akan menjadi milik orang lain." Mengusap wajahnya dengan kasar, lalu kembali menyimpan foto Safira ke dalam dompetnya.

Terpopuler

Comments

Yuli maelany

Yuli maelany

Jan terlalu percaya diri Ray,yang ada entar malah kamu yang bakalan BUCIN sendiri.....

2023-02-09

0

Ummi Khai

Ummi Khai

aduuuh mas Rayden sombong bgt. inget mas ada Allah yg Maha membolak balikkan hati manusia 🙄😏

eh, eh sapa tuh yg mendem rasa ke Safira. coba ditikung di sepertiga malam. kali masih bisa 🤭

2023-02-07

0

renita gunawan

renita gunawan

sekarang dirimu bisa berbicara begitu, rayden.liat saja bagaimana reaksi dirimu saat bucin nanti

2023-01-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!