"Jadi semua berawal dari Azmi?" tanya Iqbal lagi. pemuda itu mendengarkan dengan seksama apa yang baru saja diceritakan oleh Kayra. Tanpa memotong apa yang dikatakan gadis itu, dan dari awal sampai akhir hanya satu yang dapat dia simpulkan. Azmilah yang sudah merencanakan semuanya dari awal.
"Tapi saya tetap nggak nyangka kenapa kamu mau Kay?"
Kayra hanya sesenggukan, bahu gadis itu terus bergetar sejak tadi. Meskipun dia harus membuka luka lama tapi setidaknya satu bebannya sudah terangkat.
"Apa Acha tau? makanya dia jodohin kamu sama saya?" tanya Iqbal lagi, yang lagi-lagi dibalas gelengan oleh gadis itu. "Tapi kenapa Acha tiba-tiba jodohin kita kalo bukan buat jauhin kamu dari Azmi?"
"Aku sendiri juga nggak tau pak, apa ini semua emang rencana Acha dari awal atau bukan," jawab Kayra. Gadis itu sudah bisa mengontrol sedikit emosinya. "Tolong jangan kasih tau siapapun ya pak, biar nanti aku sendiri yang cerita ke bapak," kata Kayra lagi.
"Jadi itu rencana kamu?"
Kayra mengangguk pelan. "Bapak bisa jaga rahasia kan?"
"Azmi tau kalo kamu hamil?" tanya Iqbal. Karena feelingnya Azmi sama sekali tidak tau menahu tentang hal ini. Jika pemuda itu tau maka dia tidak akan membiarkan Iqbal menikah dengan Kayra.
Kayra menggeleng lemah. "Nggak pak, nggak ada yang tau kecuali bapak," jawab Kayra.
Iqbal menarik nafas dalam-dalam, dia sama sekali belum bisa memutuskan apapun untuk hubungannya dengan Kayra, begitupun dengan Azmi.
"Bapak mau cerai sama aku?" tanya Kayra hati-hati.
Iqbal menatap Kayra, melihat mata Kayra yang menyiratkan kesedihan membuat dirinya juga tidak tega. Kayra di depannya sangat mirip dengan Acha, istrinya. Hanya satu yang sangat berbeda dengan Acha, mata gadis itu. Mata hazel gadis itu sangat cantik, seperti apa yang dikatakan Azmi tempo hari.
"Nggak Kay," jawab Iqbal. "Saya sama sekali nggak ada pikiran kesana," kata pemuda itu lagi. "Kecuali kamu sendiri yang minta untuk pisah,"
Kayra menghapus jejak air mata yang ada dipipinya. "Aku sudah nggak suci lagi pak, mahkota aku sudah diambil sama laki-laki lain," jawab Kayra. Hatinya ngilu tapi bibirnya masih bisa menyunggingkan senyum. "Jadi aku ikut apapun keputusan bapak, asal satu. Jangan ceritakan aib ini ke bapak sama ibu, aku nggak mau mereka denger dari orang lain, biar nanti aku yang cerita dan menyelesaikan dengan keluarga aku sendiri,"
Iqbal mengangguk paham. Dirinya juga bukan laki-laki baik, seperti apa yang orang-orang pikirkan. Dia juga mempunyai masa lalu buruk sebelum bertemu dengan Acha, bahkan ketika dia sudah menjadi suami Acha dia masih menjalin hubungan dengan perempuan lain. "Kamu tau sendiri cerita saya dulu kaya apa Kay," kata Iqbal. "Kita fokus rawat Raissa dan bayi yang ada di kandungan kamu ya, kita jalanin apa yang memang sudah digariskan Allah," kata Iqbal.
Jawaban yang diberikan Iqbal sangat melegakan untuk Kayra, karena dirinya sendiri juga belum memiliki solusi untuk masalahnya ini.
"Saya nggak akan kasih tau siapapun untuk masalah ini saya janji nggak akan ikut campur. Kalau seandainya nanti kamu mau memutuskan untuk hidup sama-sama Azmi juga nggak papa, saya ikhlas,"
*****
"Jadi kamu udah kasih tau Kayra mas?" tanya Clara. Malam ini Azmi mengunjungi Clara di Jogja. Gadis itu memberikan alamat yang sebenarnya tidak boleh diketahui oleh siapapun, setidaknya itulah pesan dari Kayra dan Acha.
Azmi mengangguk pelan, pemuda itu menyesap kopinya. "Iya, sama bang Iqbal juga," jawab Azmi jujur.
"Terus reaksi mereka?"
Azmi berdehem pelan, pemuda itu menyandarkan punggungnya. "Gue sendiri juga masih bingung Ra," jawab Azmi. "Gue nggak tau reaksi macam apa yang diberikan Kayra sama bang Iqbal,"
"Kayra marah?"
Azmi menggeleng. "Nggak," jawabnya singkat. "Tapi dia langsung pergi begitu liat bang Iqbal dateng,"
"Itu tandanya dia marah mas, dia masih suka sama mas Azmi,"
Azmi kembali menggelengkan kepalanya. "Nggak Ra, kebetulan pas gue lagi ngomong kalo gue mau serius sama elo. Saat itu juga bang Iqbal pulang," jawab Azmi. "Dia masuk karena bang Iqbal pulang, bukan karena marah sama gue,"
"Kalo mas Iqbal?" tanya Clara hati-hati. Dia memang sudah cukup lama tidak bertemu dengan Iqbal, tapi pemuda itu memiliki tempat tersendiri di hatinya. Dan dia membutuhkan cukup banyak waktu untuk membuktikan pemuda yang saat ini sudah menikah lagi dengan perempuan yang juga dia kenal.
"Bang Iqbal kaget si, dia nggak nyangka kalo gue bisa ketemu sama elo lagi. Karena yang dia tau nggak ada orang lain yang tau tempat tinggal elo selain Kayra sama Acha," jawab Azmi. "Lo masih ada perasaan sama bang Iqbal?"
Clara terkekeh pelan. "Keliatan banget ya?" tanya Clara.
Azmi tersenyum kecil. "Dikit," jawabnya. "Jadi elo juga marah dong pas tau bang Iqbal mau nikah sama Kayra?"
Clara menggeleng. "Nggak juga si," jawabnya. "Karena ya aku tau, kalo aku sendiri nggak cukup baik buat dia. Kayra sana Acha jauh banget diatas aku kali mas,"
"Nggak lah, lo juga sama baiknya sama mereka berdua ko," jawab Azmi.
"Cuma mas Azmi yang bilang aku gitu kayaknya deh," kata Clara terkekeh pelan.
"Jadi gimana Ra?"
"Apanya?"
"Lo mau nikah sama gue?"
*****
"Mas Iqbal kenapa bawa susu buat ibu hamil banyak banget?" tanya bi Surti begitu melihat Iqbal yang pulang dari supermarket dan membawa banyak belanjaan, termasuk susu untuk ibu hamil. "Buat siapa emang mas?"
"Oh ibu buat Kayra bi," jawab Iqbal tanpa beban. "Nanti tolong buatin ya bi, takerannya samain aja sama kaya punya Acha dulu," jawab Iqbal. Pemuda itu sama sekali tidak sadar, betapa terkejutnya bi Surti mendengar apa yang dikatakan oleh Iqbal.
"Mba Kayra?" tanya bi Surti. "Mba Kayra hamil mas?"
Iqbal mengangguk masih dengan membawa barang belanjaan di tangannya. Kebetulan pak kusanan sedang dipinjam oleh ayahnya, jadinya ya dia sendiri yang repot hari ini. "Iya bi. Sama tolong sambil diawasin ya Kayranya bi. Biar nggak ngerjain yang berat-berat dulu, soalnya kadang kalo dikasih tau sama Iqbal masih susah siapa tau nanti kalo sama bi Surti dia nurut. Iqbal mau ke rumah sakit dulu nanti, mau jemput Shilla,"
"I-iya mas," jawab bi Surti tergagap. Perubahan Iqbal sangat cepat baginya, beruntungnya Kayra karena tidak perlu mengalami apa yang dulu dialami oleh Acha. "Sekarang mbak Kayra dimana emang mas?"
"Tadi di taman sama Raissa kayaknya bi,"
"Mba Kay ko nggak ngomong kalo lagi hamil?" tanya bi Surti yang membawakan susu hangat untuk Kayra.
"Eh?"
"Mas Iqbal yang cerita kalo mbak Kay lagi hamil," jawab bi Surti.
"Mas Iqbal?"
Bi Surti mengangguk pelan. "Iya, kenapa to nggak bilang sama bibi kalo lagi hamil mbak? Mbak Kayra nggak percaya sama bibi,"
"Aduh bukan begitu bi," jawab Kayra. Gimana caranya dia mau ngomong coba sedangkan bayi yang ada dikandungannya sendiri bukanlah anak kandung Iqbal. "Kay masih takut-takut soalnya bi hehe,"
"Nggak papa, bibi udah pengalaman kok,"
"Em pak Iqbal cerita apa aja bi?"
"Nggak ada cerita apa-apa," jawab bi Surti santai. "Emang ada yang perlu diceritakan ke bibi?" tanya bi Surti.
Kayra menggeleng. "Ah enggak ko bi,"
Kayra tersenyum kecil, menutupi rasa gelisahnya. Sekarang sudah ada satu orang lain lagi yang tau tentang kehamilannya, dan cepat atau lambat kabar itu pasti akan sampai ke bapak ibunya dan juga ayah dari bayinya. Kayra mendesah pelan, entahlah apakah dia akan sanggup menjawab jujur jika nantinya Azmi sendiri yang menanyakan tentang ayah kandung anak ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Sadiah
mudah²an keguguran ya biar gak da anak hasil diluar nikah nya,, 🙁
2022-12-16
1