Joya membereskan kamar dengan semangat, dia sekarang bisa meminta bantuan Max untuk mencari tahu tentang siapà papa nya.
''Aku janji,akan setia pada tuan Max dan akan selalu membantu nya.''gumam Joya dengan tangan yang lincah bergerak membereskan kamar yang berantakan.
Setrlah selesai memberekan kamar Joya segera ke dapur menyiapkan sarapan untuk Max.Di wajah nya kini tetukir senyuman tidak seperti tadi saat dia masuk ke kamar penuh demgan airmata.
''Pagi om.''Sapa Joya dengan senhum mengembang membuat Hans merasa aneh dengan sikap Joya.
"Kenapa om diam saja?biasa nya om sangat cerewet?''Kata Joya lagi.
Hans tidak menjawab tapi diamendekat dengan Joya dan menempelkan punggung tangan nya di kening Joya.Joya mengerutkan kening nya karena apa yang Hans lakukan.
''Om apa apa an sih?Joya tidak sakit.''Ketus Joya merasa keberatan karena Hans menyentuhnya begitu saja.
''Kalau kamu tidak sakit kenapa kamu terlihat bahagia sekali?padahal tadi saat kamu di bawa masuk tuan Max kamu berteriak sambil menangis dan sekarang saat kamu keluar kamu justru terlihat bahagia?''tanya Hans bingung.
Joya menggaruk tengkuk nya malu.''Oh itu emm.Om gak perlu tahu!''Jawab Joya akhirnya karena tidak ingin berbagi dengan Hans.
''Terserah kalian saja lah!''Jawab Hans.
Joya menatap Maxim yang keluar kamar dengan pakaian lengkap ke tampanan Max membuat mata Joya terpana walau Max terkadang jahat tapi sekarang dimata Joya Max adalah calon pahlawan nya.
"Air liur mu menetes!''kata Max dingin.
Joya menyusut bibirnya.Sementara Hans terkekeh melihat tingkah Joya yang aneh.
''Aku mau makan .cepat!''Kata Max
Joya dengan sigap segera menyendokkan nasi dan lauk yang telah di siapkan Hans.Max hanya menyaksikan Joya yang sepertinya sangat ringan dalam melayaninya.Tapi berbeda dengan Hans entah apa yang ada dalam pikiran nya saat ini yang jelas Hans merasa sangat aneh dengan sikap Joya setelah keluar kamar.
''Apa yang terjadi di dalam kamar tadi sebenarnya?Hingga gadis ini bersikap aneh seperti ini,dia sangat penurut sekali?atau jangan jangan?''Batin Hans.
''Buang pikiran kotor mu Hans,cepatlah makan atau kita akan terlambat!''Ucap Max tanoa melihat ke Hans.
Hans hampur tersedak salivanya sendiri''Astaga,bagaimana tuan bisa tahu tidak mungkin dia punya semacam sihir hingga bisa tahu apa yang aku pikirkan.''Batin Hans ngeri.
''Kenapa om?'Tanya Joya.
Hans kaget''Ahhh tidak tidak.Maaf tuan!Baik saya makan.''Walau banyak yang Hans pikirkan di dalam kepalanya tapi dia tidak akan menanyakan nya.
''Ingat aku hanya mengantarmu ke rumah utama aku tidak bisa menemanimu karena aku ada rapat.Disana akan ada mama yang mengawasimu jangan membuat kesalahan sedikit pun yang membuat kakek curiga padamu!''Kata Max.
''Baik Tuan.Saya sudah mengerti.Saya akan meyakinkan kakek jika kita saling mencintai.''Jawab Joya.
''Bagus.''
Max menatap Joya yang sedang makan dengan lahap bahkan tidak ada sisa makanan di piring nya sama sekali.
''Maaf tuan,saya lama makan nya?''kata Joya.
''Tidak,hanya saja kau makan seperti orang yang tidak pernah makan.''Kata Max.
Joya menunduk''Saya bukan tidak pernah makan tapi memang jarang makan.Mama jarang memberi Joya makan.''Lirih Joya.
Hans tersentak mendengarnya.Sementara Max hanya mendengus mendengarnya''sudahlah cepat makan!''Kata Max.
''Astaga Joya.''Bentak Max tiba tiba.
Hans dan Joya yang awalnya merasa tenang kini merasa khawatir.
''Aa..ada a apa tu..tuan?''tanya Joya gugup sekaligus takut.
-'Kamu makan tanpa mandi terlebih dahulu?''Tanya Max dengan mata melotot melihat Joya.
Hans ikut memperhatikan Joya yang ternyata memang benar dia belum mandi.
Joya menatap baju yang dia kenakan ''Hehe..Maaf tuan .Joya lupa,Joya lapar sekali lagi pula tadi Tuan mandi terlalu lama jadi...''
Braakkk
Joya terlonjak kaget begitu juga dengan Hans.
''Jadi kau menyalahkan ku huh?''Bentak Max.
Hans menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.''Alamat perang lagi.''batin Hans.
Joya meringis.''Maaf tuan,bukan Joya tidak menyelahkan tuan hanya..emmm''gugup Joya.
''Sudah cepat mandi dan bersiap!Kau membuatku kesal saja!''Gerutu Max .
Joya berlari kembali ke kamar untuk segera mandi.Sementara Max merasa kepalanya berdenyut melihat kejorokan Joya.
''Bagaimana dia Hans?''Tanya Max saat Joya sudah menutup kamar nya rapat.
''Benar tuan.Info yang di katakan anak buah kita ternyata nona Rebecca ada hubungan dengan dengan produsernya.''Jawab Hans.
''Sejak kapan?''Tanya Max lagi dengan nada dingin.
''Tiga tahun belakangan ini tuan.''
Maxim menghembuskan nafasnya kasar tangan nya mengepal dan rahang nya sudah mengeras.Hans sedikit khawatir jika sudah seperti ini maka Max sulit di kendalikan.
''Kurang ajar,jadi selama ini dia hanya membohongi ku saja?dasar perempuan j******g.''Umpat Max
Prankkk
Max meremas gelas yang ada di tangan nya hingga pecah membuat telapak tangan nya terluka.
''Aku akan membuat perhitungan dengan nya nanti.Lihat saja dia salah memilih musuh!''geram Max.
''Astaga tuan ,kenapa tangan anda bisa terluka.Om kenapa om membiarkan Tuan Max terluka seperti ini?''Bentak Joya pada Hans.
Joya selalu panik jika melihat Max terluka atau sedang tidak baik baik saja.Hans terkejut karena Joya memarahinya tapi aneh nya Max hanya diam saja saat tangan mungil Joya menyentuh luka Max dan meniup niup nya.
Joya menatap Hans lagi denvan sorot mata yanv garang sama seperti mata Max saat marah.
''Om kenapa masih diam saja?Cepat ambilkan obat!''Bentak Joya lagi.
Hans yang belum sepenuhnya sadar dari keterkejutan nya pun mengangguk dengan cepat lalu bergegas mengambil obat.
''Apa dia selalu begitu?bagaimana anda bisa mempekerjakan orang seperti itu?''omel Joya tanpa sadar.
Max merasa senang dalam hatinya dan amarah nya yang memuncak seketika hilang menguap begitu saja.
Hans datang dengan kotak obat di tangan nya dan menyerahkan nya pada Joya.
''Lama!''omel Joya masih dengan tatapan membunuh.
''Maaf..''Ucap Hans yang ngeri melihat mata Joya.
''Tuan,tahan sedikit ya.Ini akan perih sedikit!''kata Joya sambil terus fokus membersihkan luka di tangan Max.
''Aouhhh..''rintih Max yang ingin melihat reaksi Joya.
''Perih sekali tuan.Maaf ya!''Joya meniup niup luka Max dengan serius dia melakukan nya dengan tulus.
Hans menggelengkan kepalanya,jelas dia tahu jika Max hanya mempermainkan Joya saja.
''Lain kali hati hati tuan.Jantung saya rasanya mau copot,dalam sehari anda membuat saya panik dua kali.Apa anda pikir saya suka?''Omel Joya pada Max.
Mata Hans melotot mendengar Joya memarahi Max.
''Kau memarahi aku?''Max menarik tangan nya dengan kasar membuat Joya membelalakkan matanya kaget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
epifania rendo
jangan marah2 max cepat tua
2023-11-24
0
Piroh Nurbaeti
kirain bkal sama leo thor
2023-07-03
0
Reni Anjarwani
lanjut thor semanggat upnya
2023-03-05
0