Joya mulai membuka matanya perlahan karena ingin memastikan apa yang dia sentuh itu.
''Oh astaga apa ini?''Joya membuka matanya lebar lebar seketika rasa kantuk yang tadi bergelayut di matanya seketika itu langsung lenyap,dia juga tidak terlalu bodoh untuk tidak mengenali kulit manusia.
Akkkkhhhhhhhh
Teriakan Joya membuat senyum yang awalnya bertengger di wajah Maxim seketika menghilang bagaimana tidak teriakan Joya mampu mengguncang gunung tertinggi saking kerasnya.
''Diamlah gadis bodoh!,untuk apa kau berteriak teriak seperti itu?''Bentak Maxim yang tidak suka memdengar teriakan Joya.
''Apa yang anda lakukan disini?''Tanya Joya panik.Matanya basah sambil tangan nya memeriksa pakaian nya sendiri.
''Diamlah,aku hanya tidur disini.Jangan berisik!''Max sekali tidak peduli dengan Joya yang menangis memeluk tubuhnya,seakan apa yang Joya lakukan tidak berpengaruh padanya Maxim justru kembali menarik selimut yang Joya pakai menutup tubuhnya dan kembali memejamkan matanya.
Hiksss...Hiks....
Maxim merasa sangat marah mendengar tangisan Joya,dia sangat tidak menyukai air mata baginya air mata adalah tanda bahwa seseorang itu lemah.
''Jangan menangis dihadapan ku.Pergilah dan jangan ganggu aku!''Bentak Maxim membuat tubuh Joya bergetar ketakutan.Sungguh Maxim yang malam tadi berubah seratus delapan puluh derajat pagi ini.
Joya sangat ketakutan tubuh nya bergetar bahkan kini dia menyadari jika hidupnya tidak lebih baik dari sebelum nya.
Dengan sangat perlahan Joya turun dari ranjang agar tidak membuat Maxim marah, padahal ingin sekali Joya menanyakan mengapa dia ada di kamar nya tapi Joya tidak punya keberanian karena sorot mata Maxim yang sangat menankutkan baginya.Dia juga ingat jika dia harus menurut agar tidak mendapat masalah ke depan nya hanya saja Joya tidak membaca apa yang di sukai dan tidak di sukai Maxim.
Dengan hati yang penuh kegelisahan Joya memutuskan untuk duduk sambil menatap TV yang tidak menyala tapi dia bisa melihat bayangan pemderitaan yang selama ini dia rasakan selama hidup nya.
Krruuuuukk
Joya memegang perut nya yang terasa sangat lapar tapi dia sama sekali tidak berani menyentuh apapun di sana apalagi melihat dapur yang sangat bersih dan rapi itu membuat Joya semakin takut membuat kesalahan dan berakhir mendapat hukuman dari pria yang sekarang tertidur di ranjang itu.
''Kau sedang apa?''Tiba tiba suara serak khas bangun tidur membuat tubuh Joya terjekit kaget.Bagaimana dia sama sekali tidak menyadari jika pria itu sudah ada di belakang nya dengan hanya menggunakan celana boxer nya saja.
''A ...Aku tidak ...'''Joya tergagap apalagi melihat tubuh Maxim yang bertelanjang dada membuat Joya merasa malu hingga dia memalingkan wajah nya.
Maxim mengeryitkan alis nya karena Joya tidak mau melihat nya.
''Buatkan sarapan ,aku lapar.''Ucap Maxim.
Joya hanya diam,dia masih berpikir apa yang akan di masaknya sebagai sarapan.
''Apa kai tuli?''Tanya Maxim duduk di sebelah Joya.
''Emm Ti..Tidak..Baiklah''Karena tidak ingin berlama lama dan mengotori mata nya Joya bangkit dari duduk nya menuju ke dapur karena perutnya sendiri juga sudah sangat lapar.
Dengan keahlian seadanya jadilah nasi goreng pedas seperti kesukaan Joya.
''Sarapan nya sudah siap Tuan.''
Tanpa mengatakan apapun Maxim langsung beranjak ke dapur untuk mengisi perutnya yang kelaparan.
Baru suapan pertama mata Maxim langsung melotot menatap Joya dengan sangat marah dia membuang makanan yang ada di dalam mulut nya dan membanting piring berisi nasi goreng buatan Joya.
Joya yang melihat sikap Maxim pun sangat kaget tubuh nya langsung bereaksi gemetar karena sudah pasti dia membuat kesalahan.
''Apa kau ingin membunuhku hah?''Maxim mencengkeram kerah baju Joya bahkan sampai membuat Joya merasa tercekik.
''Maaf Tuan.Sa...Saya salah apa?''Tanya Joya dengan bibir bergetar dan air mata yang nyaris tumpah dari tempat nya.
''Apa yang kau buat untuk sarapan ku hah?Kau tahu aku suka makan makanan pedas?''Berang Maxim.
Joya tidak tahan lagi air matanya tumpah membanjiri pipi mulus nya baru satu hari tapi rasanya Joya sudah tidak tahan lagi.Dia hanya menangis meratapi nasib nya yang tak kunjung bahagia.
Akkhhhhh
Maxim melepaskan cengkeraman nya karena melihat wajah Joya yang memerah dia tidak mau menjadi pembunuh lagi pula wanita di hadapan nya ini sangay dia butuhkan agar dia segera mendapatkan warisan kakek nya.
Nafas Joya terengah engah walau hanya cengkeraman di kerah baju nya tapi Maxim menggunakan tenaga nya untuk menekan leher nya hingga membuat Joya tercekik.
''Jangan tunjukkan wajah mu di hadapan ku sebelum aku sendiri yang memanggilmu!''Dengan wajah yang memerah karena kepedasan dan marah Maxim pergi meninggalkan Joya yang terduduk di lantai sambil menangis.
Brraaakkkk
Suara pintu yang tertutup dengan sangat keras menandakan jika Maxim benar benar sangat marah padanya.
Dikamarnya Maxim.langsung mengambil ponselnya dan segera menghibungi Hans.
''Hallo Tuan..!''
''Apa kau tidak mengatakan apa yang akutidak sukai pada dia Hans?''Tanpa basa basi Maxim langsung memarahi Hans yang baru saja bangun dari tidur nyenyak nya.
Mata Hans langsung melotot.''Sudah Tuan.Saya sudah menyerahkan map itu untuk dia baca.Emm mungkin dia belum selesai membacanyaTuan.''Hans merasa kesal dengan Joya .Dia yakin jika Joya belum membaca map yang dia berikan malam tadi.
Maxim melirik Map yang tergeletak di atas nakas dan membenarkan apa yang di katakan Hans karena saat dia datang malam tadi Joya juga tertidur tanpa menggunakan selimut nya padahal dia kedinginan.
Tanpa mengatakan apapun lagi Maxim langsung menutup telpon nya,membuat orang yang ada di seberang sana hanya menghela nafas nya lega.
Setelah membersihkan dirinya Maxim keluar dari kamar nya dan melihat ke arah dapur dimana tadi dia meninggalkan Joya.Maxim ingin melihat apakaj Joya memunguti pecahan kaca dari piring yang dia banting tadi.Tapi seketika mata Maxim menyipit karena melihat darah berceceran di lantai dapur.
Seketika jantung nya berdegup''Apakah dia bunuh diri?Kenapa banyak sekali darah yang berceceran di lantai?Tapi tidak mungkin hanya karena aku marah padanya dia langsung ingin mengakhiri hidupnya bukan kah dia tahu jika kontrak ini berjalan dengan lancar maka dia akan mendapatkan imbalan yang tidak sedikit?''Batin Maxim dengan perasaan yang sedikit terusik.
Maxim memdekat ke arah dapur tapi tidak mempercepat langkah nya dia hanya ingin memastika apa yang sebenar nya terjadi dengan gadis calon istrinya itu.Apakah benar dia bunuh diri jika benar maka dia harus mencari calon lain nya.
''Astaga?''
Bersambung....
Jangan lupa Like,komen dan vote nya ya!Biar Author tambah semangat buat nulis nya.
Terimakasih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
epifania rendo
kasian joya
2023-11-23
0