hari berikutnya, Glaricia tidak berbohong pada Ben, setelah pulang sekolah dia pergi menuju halaman belakang rumahnya dan bermain di hutan bersama dengan Ben di tempat rahasia Ben.
"kita di mana?" ucap Glaricia yang matanya di tutup dengan tangan Ben yang imut dan cantik itu.
"tadra!" teriaknya, sambil menunjukkan sesuatu ke pasa Glaricia, Glaricia saat itu hanya mengikuti Ben kemana dia tuju, sedang Glaricia hanya mengekorinya dari belakang saja.
"tempat ini tempat aku sering bermain bersama dengan Terry dan juga Hakai, kami selalu berada disini, bermain bersama, tertawa bersama dan yah selalu bersama-sama" ucap Ben panjang lebar.
Glaricia saat itu hanya melihat Ben dengan senyum manisnya, melihat Ben yang tertawa bahagia sambil menceritakan kisahnya membuat Glaricia sangat bahagia. Glaricia hanya merasa energi positif yang di berikan oleh Ben melalui ekpresinya membuatnya ikut merasakan kebahagiaan, bukan hanya pada Ben tapi juga pada yang lainnya, itulah kenapa Glaricia menjadi anak yang baik dan pengertian.
"Cia~" panggil Ben lembut pada Glaricia.
"eum~" jawabnya dengan lembut dan manis.
"apa kau tidak takut padaku?" tanyanya dengan nada suram, Glaricia yang merasakannya hanya bisa tersenyum pada keadaan saat itu.
"tidak! kenapa aku takut?" katanya sambil menggedikan bahunya di temani dengan hembusan napas kasarnya.
"maksud ku, lihat aku! aku aneh, aku memiliki telinga kucing dan juga ekornya, bahkan manusia biasa seperti mu itu..." katanya sambil menundukkan wajahnya.
Glaricia menghentikan ayunannya lalu pergi menuju kehadapan Ben, kemudian dia berjongkok dan memandangi wajah Ben yang menyembunyikan kesedihannya itu.
"aku ngga takut sama sekali pada Ben, meski Ben memiliki tubuh sebagian kucing.. Cia tetap menyukai Ben, menurut Cia.. Ben istimewa, ibu bilang kalau seseorang terlahir berbeda itu berarti dia istimewa, jadi... Ben pasti manusia istimewa yang di berikan tuhan untuk dunia ini..., jadi Ben jangan sedih lagi yah, Cia seneng kok! punya temen kayak Ben apa lagi yang lainnya" kata Glaricia membuat Ben kembali tersenyum, setelahnya dia mengusap-usap pucuk kepala Ben dengan lembut.
saat setelahnya Ben merasa damai saat bermain dengan Glaricia di tempat rahasia nya bermain bersama Terry dan Hakai.
"eum~ ngomong-ngomong Cia umur berapa?" tanya Ben pada Glaricia yang sibuk memilih bunga-bunga indah disana.
"Ben sendiri umur berapa?" tanyanya masih sambil mengambil bunga-bunga yang mekar dengan indah itu.
"eum... sebenarnya Ben itu udah umur 15 tahun, kalau di kampung halaman Ben" katanya sambil merapihkan bunga-bunga yang di berikan Glaricia pada Ben itu.
"15 tahun?, ibu bilang itu umur anak remaja, sedang Cia masih menuju fase itu.." kata Glaricia langsung menghadap Ben kemudian kembali mengambil bunga-bunga indah itu.
"iyah, itukan di dunia mu, sedang di dunia ku umur 13 sampai 17 itu masih termasuk kanak-kanak" katanya, sambil memanyunkan bibirnya.
"oke oke, Cia paham Beenn.., yaudah kamu ngga usah cemberut lagi yah.., kalo masih... Cia! ngga mau! ketemu sama Ben lagi!" sontak hal itu membuat Ben terkejut dan langsung kembali tersenyum dengan manis.
"eh iyah maaf, Ben ngga bakal cemberut lagi, Cia jangan marah yah... Cia jangan ngga ketemu Ben lagi yah..." katanya sambil memegang tangan Glaricia dengan penuh harap pada Glaricia.
Glaricia kaget dengan tangan Ben yang menggenggam lengannya dengan kencang namun lembut, pertanyaan Ben langsung di jawab dengan anggukan kepala Glaricia, dan oh bunga-bunga nya berhamburan kemana-mana.
"yah bunganya" kata Ben langsung mengambil bunga-bunga yang berserakan di tanah itu. sedangkan Glaricia yang melihat Ben seperti itu hanya tertawa kecil dan kemudian membantunya.
.
.
selesai berada di dalam hutan dalam beberapa jam, saat itu jam sudah menunjukkan pukul 3 sore menuju setengah empat, Glaricia meminta pulang pada Ben dan Ben mengantar Glaricia sampai di ujung hutan dekat dengan belakang rumah Glaricia.
"Ben ngga bakal cemberut lagi kan?" kata Glaricia, takut Ben cemberut saat di tinggal sama Glaricia. tapi apa... ternyata Ben malah cemberut lagi, karena memang dia tidak suka jika Glaricia bermain sebentar dengannya.
"ibu ku pulang setiap jam 4 sore, jadi aku harus ada di rumah jam segitu" katanya yang dimana lengannya masih di genggam oleh Ben.
mendengar itu Ben menggelengkan kepalanya lalu melepaskan genggamannya pada lengan Glaricia, Glaricia menarik tangan Ben dan cup bukan pipi yang dia kecup tapi bibir Ben, dimana hal itu membuat si pemilik bibir tersebut kaget.
matanya yang melotot terkejut itu membuat Glaricia tertawa karena keimutannya, setelahnya Glaricia pergi dengan mengusap pucuk kepala Ben dan berkata "sampai jumpa lain kali~ oh dan yah eum aku masih berumur 9 tahun menuju 10 tahun" katanya lalu berlari menuju rumahnya.
sedang Ben disana hanya tersenyum senang sambil lompat-lompat kegirangan.
"senang kamu yah, berduaan dengannya" ucap salah seorang di antara mereka berlima.
"eh Terry" katanya kaget di tambah malu dengan kelakuannya tadi.
"sudah tuh, kak Daniel cari kamu, waktunya makan, mereka sudah dapat buruan mereka" katanya langsung pergi dari sana. diikuti dengan Ben yang berada di belakangnya sambil berjalan senang.
...****************...
...**********...
...****************...
...oke sampai sini, semoga kalian suka ceritanya yah...
...jangan lupa please Like, Komen, Favorit kalo bisa sama Vote juga deh kasih nilai nih novel biar banyak peminat nya yah yah 🐻...
...💙 love buat kalian yang udah baca...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
aih aih, gua ship mereka pokoknya mah.
2023-01-21
0