saat dia berjalan hendak pulang ke rumahnya dia tak sengaja bertemu dengan kelinci hutan yang saat dia temui waktu piknik bersama keluarganya di belakang rumah, dia terus mengikutinya hingga masuk kebagian dalam hutan dan disana begitu gelap, hanya ada pepohonan, rumput, dan juga angin yang berhembus membuat haramnya menjadi semakin dingin.
"sepertinya hujan akan turun" ucap Glaricia sambil memandangi langit yang mendung. awan awan gelap sudah berkumpul setetes demi setetes air hujan berjatuhan, disana Glaricia gelagapan mencari tempat untuk meneduh, tapi sayang semua disana hanya ada pepohonan tinggi dengan daun daunan yang kecil.
di sebuah pohon rindang di dalam hutan itu Glaricia berdiri sambil memeluk dirinya sendiri dan meniup-niup tangannya yang dingin. bajunya sudah basah akibat tadi terus berlari mencari tempat teduh sampai akhirnya dia menemukan pohon rindang itu dan memilih untuk menetap disana, meski pohon itu besar tapi tetap saja air hujan bisa mengenainya.
.
.
hujan semakin besar, Glaricia mulai ketakutan saat petir bergemuruh dengan kencang, dia tidak memiliki pengalaman buruk tentang petir atau kilat yang menyambar, dia hanya kaget dengan suaranya dan cahayanya. dia selalu berpikir jika di kegelapan akankah ada hantu? lalu saat kilatan petir muncul akan menampakkan hantu itu dan saat itu juga "duar" petir berbunyi sangat kencang bagai suara ledakan bom yang jatuh dari ketinggian antara jarak bumi dan pesawat terbang.
kilatan petir tadi menyambar sebuah pohon yang menjulang tinggi dan menghanguskannya, Glaricia yang melihat itu takut dan akhirnya dia berlari sambil hujan hujanan, entah kemana dia tetap melanjutkan langkah kakinya itu, hingga dia tiba di sebuah pondok tadi.
tanpa pikir panjang dia mulai mengetuk pintu pondok itu dengan kuat, hingga terdengar seseorang membukakan pintu pondok itu dan "duar" kilat tiba-tiba saja datang membuat Glaricia kaget dan langsung masuk kedalam pondok tadi itu.
pria kecil yang tadi itu hanya menatap aneh Glaricia dan mengamatinya. Glaricia yang merasa di tatap akhirnya bertanya "ada apa!" katanya sambil memandangi pria kecil tadi. lalu kembali memeluk tubuhnya yang dingin itu sambil mengamati isi dalam pondok itu.
"bukankah kau sudah pulang?" ucap pria tadi, yang akhirnya dia memilih untuk bertanya.
sedang Glaricia saat itu hanya berjalan menuju sebuah nyala api yang dekat dengan cerobong asap itu, dia mendekatkan tangannya kesana dan hangat~ itu yang dia rasakan, begitu tenang dan damai.
pria tadi terus saja menatap Glaricia dengan sedikit rasa kesal, karena dia sudah menyeleneh masuk kedalam pondok tanpa persetujuannya, bahkan saat itu Glaricia tidak peduli dia mau dipandang bagaimana oleh pria kecil itu, tapi yang pasti dia hanya ingin mengahangatkan tubuhnya yang kedinginan itu.
pria itu sudah berada di puncak kesabarannya, dia langsung mendekati Glaricia dan memegang bahunya tapi saat itu "hachi" bersin Glaricia, hal itu membuat pria kecil tadi panik.
"kau sakit?" katanya langsung memasang wajah khawatir, Glaricia hanya menganggukkan kepalanya dengan lemas, oh tuhan tubuh Glaricia sangat lemah, jika terkena hujan barang sedikit saja dia akan langsung demam, hal itu membuat kelima anak laki-laki itu merasa kerepotan padahal cukup kompres dengan kain yang di basahi dengan air lalu membalutnya ke dahi Glaricia itu saja sudah cukup, ini sampai menggunakan sebuah sihir di tubuh mereka.
Glaricia yang melihat itu hanya mengangkat satu alisnya dan berkata "aneh!" kemudian langsung memeajmkan matanya di kasur kecil itu. mereka yang mendengar itu kemudian terdiam, lalu saling memandang satu sama lain.
"apa maksud mu?" tanya seseorang yang berada di samping kanannya itu.
"kalian hanya perlu mengeompres dahi ku dengan kain yang di basahi dengan sedikit air itu saja sudah cukup untuk menyembuhkan demam ku ini" katanya sambil menyuruh mereka berlima.
"dan kalian tidak perlu menggunakan sihir kalian, itu hanya akan buang buang tenaga saja, lebih baik kalian lakukan apa yang aku bilang tadi" katanya membuat kedua dari mereka sibuk untuk mengambil kain dan juga air kedalam bak kecil.
setelah selesai, hujan pun mulai reda dan mereka berentam tertidur sangat pulas disana, terlihat dari mereka bertiga yang menjaga Glaricia dengan sangat antusias dan duanya lagi berada di ruang tamu untuk tidur dan berjaga-jaga disana.
Glaricia yang melihat itu merasa lucu terhadap mereka, tapi karena kepalanya masih terasa pusing jadi dia memilih untuk tertidur kembali di kasur itu, dengan memagangi bagian kepalanya.
...****************...
...********...
...****************...
...oke sampai sini, semoga kalian suka ceritanya...
...jangan lupa Like, komen, jadiin favorit juga yah...
...love you guys 💙...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments