Bab 19 - Kotak Kecil Itu Lagi

"Siap-" ucapan Lusi terhenti saat ia melihat laki-laki tengah terduduk di kursi di belakang sang kakak. Lalu Lusi menatap wajah sang kakak untuk meminta penjelasan.

Arya hanya menoleh ke belakang dan kembali menoleh ke arah Lusi "Dia laki-laki tempo hari kan? Tadi dia menyapa kakak di depan dan menanyakan mu, jadi kakak membawanya ke sini."

Lusi menatap wajah sang kakak, lalu memalingkannya ke arah lain. Gadis itu menunduk seraya berkata. "Ya sudah, makasih kak Arya."

Arya mengangguk dan mengusap bahu sang adik lembut. "Temui saja, jangan pasang wajah seperti itu."

Setelah mengucapkan itu Arya akhirnya masuk ke dalam kamarnya sendiri dan mengunci pintu kamarnya. Lusi yang masih berdiri di pintunya menarik nafasnya pelan, lalu menghampiri laki-laki itu. "Sejak kapan kamu ada di halte?"

"Sejak tadi," sahutnya sembari tersenyum manis.

"Dan untuk apa kamu datang kesini?" tanya Lusi dengan ekspresi datar pada orang di depannya.

"Ingin bertemu denganmu," balasnya.

Lusi yang sudah menyipitkan matanya merasa muak dengan semua perkataan laki-laki itu. "Sebaiknya kamu pulang saja! Ini pula sudah malam, tidak baik rasanya jika ada laki-laki bertamu di rumah perempuan di saat malam," ucap Lusi beralasan agar laki-laki itu cepat pergi dari tempat tinggalnya.

Rangga terlihat melihat ke arah jam tangannya. "Ini masih jam tujuh ... aku rasa tidak apa-apa jika hanya bertamu."

"Sebaiknya kamu pulang saja," ucap Lusi dengan tatapan dingin.

Laki-laki itu terdiam sesaat melihat wajah gadis itu. "Apa aku mengganggu mu?"

"Tidak! Tetapi aku sedang istirahat."

Terlihat laki-laki itu mengangguk-angguk mengerti. "Baiklah, kalau begitu aku akan pulang! Tapi kamu harus antar aku ke halte bus!"

Lusi menoleh. "Untuk apa aku harus mengantarkan mu? Kamu sendiri yang datang bertamu."

"Justru kerana bertamu, kamu kena hantar aku balik sampai halte," ucapnya tidak mau mengalah.

"Kau pergi sendiri lah," ucap Lusi mulai jengah.

"Kalau begitu, aku tidak akan pulang aku akan terus di sini sampai kamu mau mengantarkan aku!" Laki-laki itu menduduki kembali kursi yang ia tadi duduki sambil menatap gadis itu sembari tersenyum.

Lusi yang sudah menahan sakit di kepalanya dan harus bertambah menahan rasa kesalnya terhadap laki-laki di hadapannya itu, ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa selain harus menuruti kemauan lelaki tersebut.

"Baiklah! Aku akan mengantarkan kamu sampai halte," Lusi pun akhirnya mengantarkan laki-laki itu sampai halte seperti keinginannya Rangga.

"Aku sudah mengantarkan mu sampai di tempat seperti yang kamu mau. Kalau begitu aku permisi."

"Tunggu!!" cegat Rangga menahan tangan Lusi yang hendak pergi.

Lusi menoleh ke arah tangan yang di pegang oleh laki-laki itu dan segera melepaskannya.

"Ini untukmu."

Lusi menoleh ke arah Rangga dan beralih pada kotak yang di sodorkan oleh lelaki itu. "Apa ini?"

"Kamu buka saja, saat sudah tiba di kamarmu," sahutnya sembari memasang helmet miliknya, "Aku pergi ... semuga kamu menyukainya."

Rangga pun pergi meninggalkan Lusi yang berdiri di halte dengan kotak yang ia beri barusan. Lusi pun kembali menatap barang yang laki-laki itu berikan, gadis itu menyipitkan matanya saat sebuah note terselip di bagian lipatan kotak di sana. Lalu ia membukanya.

"Semuga kamu menyukainya ... aku berharap dengan sangat! Kamu dapat memakainya mulai esok." isi dalam note tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!