Di dalam bus. Lusi menatap layar ponselnya, ia ingin sekali mengatakan hal yang sebenarnya pada Tony tentang dirinya dan anak mahasiswa itu. Namun, ia ragu untuk menghubungi nomor yang tertera nama 'Kak Tony' itu. Ia akhirnya mengurungkan niatnya untuk menghubungi laki-laki itu dan kembali meletakkan ponselnya ke dalam tas kecil miliknya.
Namun, beberapa saat kemudian bunyi pesan masuk dari ponsel miliknya berbunyi, Lusi menoleh lalu mengambilnya bermaksud ingin membuka pesan tersebut.
Namun Lusi terdiam saat melihat nama pengirim pesan tersebut.
"Kak Tony?" gumam Lusi. Lalu ia membuka isi pesan itu dan membacanya, di mana di dalam pesan tersebut Tony mengatakan kata maaf sebesar-besarnya kepada gadis itu, karena telah mengganggunya selama ini. Dan laki-laki itu mengatakan bahwa ini adalah pesan terakhir untuk Lusi karena laki-laki itu tak ingin mengganggu hubungan yang ia percaya akan perkataan Rangga anak mahasiswa itu.
Lusi menutup kembali ponselnya dan meletakkan barang tersebut pada tasnya kembali. Gadis itu menyandarkan kepalanya yang terasa sakit pada kursi, lalu ia memijat pelipisnya. Entah kenapa hari ini adalah hari yang menurutnya sangat melelahkan dan sekaligus melelahkan pikirannya.
Bagaimana tidak melelahkan. Ia selalu di ganggu oleh laki-laki yang tidak ingin ia temui. Yang di maksud (Rangga) lalu beberapa saat kemudian. Ia malah harus bertemu dengan seseorang yang juga ingin dia hindari dan malah berakhir dengan kesalahpahaman diantara keduanya.
"Aku pulang." ucap Lusi dengan lesu.
"Dek, ikut kakak yuk kebawah!" ujar Amber yang tiba-tiba menarik tangan Lusi.
"Mau ngapain kak? Bisakah aku tidak ikut? Kepala ku sedikit sakit," sahutnya menolak ajakan sang kakak.
Amber membalikkan badannya dan menempelkan tangannya pada dahi sang adik. "Kulitmu hangat dek, ya sudah kamu istirahat saja. Nanti kakak belikan obat untukmu."
Lusi pun mengangguk. "Makasih kak."
"Ya sudah, kamu istirahat sana! kakak ke bawah dulu," ucap Amber seraya berjalan menuju pintu.
Lusi pun memasuki kamarnya dan segera menidurkan tubuhnya, tanpa membersihkan diri terlebih dahulu. Lusi menutup matanya dan terlelap tidur.
Rangga POV.
Rangga telah sampai di halte bus pemberhentian tempat biasa gadis itu turun. Laki-laki itu telah berada di kawasan tempat tinggal gadis itu. "Apa dia sudah sampai ya?" gumamnya.
Laki-laki itu mengetuk-ngetuk helm yang ia pegang seraya mengelilingi pandangannya pada sekitar kawasan itu. Siapa tau ia dapat bertemu dengan orang yang ia cari.
"Aku harus bagaimana ini? Aku sendiri tidak tahu rumah dia di mana," gumam ku pada diri sendiri. Sampai aku melihat sekelebat seseorang yang pernah aku lihat.
"Itu bukannya laki-laki yang hari itu bersama dengan Karin ya?" ucapnya lagi seraya memastikan apakah yang dilihatnya benar.
Tanpa menunggu lama, aku pun berlari menghampiri laki-laki berkulit putih itu. "Permisi kak. Maaf saya boleh tanya sesuatu?"
Laki-laki itu menoleh. "Iya, tanya apa?"
"Em, maaf sebelumnya jika saya lancang, Apakah kakak kenal sama Karin?" tanyaku pada laki-laki di hadapanku.
Laki-laki itu nampak menyipitkan matanya atas pertanyaan yang aku lontarkan. "Lusi? Lusi yang bekerja di jalan xx itukah?"
Aku mengangguk cepat. "Iya, apa kakak kenal dia?"
"Dia adikku." balasnya.
Aku membulatkan mata tak percaya. Rupanya laki-laki ini adalah kakak Lusi?
"Lusi, adik kakak? Beneran?" tanyaku tak percaya.
"Betul ... dia adikku," ucapnya sembari tersenyum, "Kamu ... yang waktu itu yang bersama dengan adik ku itu 'kan?"
"Iya, itu saya," balasku.
Terlihat kakaknya Lusi menatap lamat ke arahku, lalu tersenyum hangat. "Kamu ingin bertemu dengannya?"
Aku hanya menggaruk tengkukku yang tak gatal. "Memangnya boleh kak?"
"Tentu saja boleh. Mari ikut aku," ucap Arya seraya memperbolehkan aku ikut dengannya.
Rangga POV Off.
Tok!!! tok! tok!
"Dek. Karin?" panggil Arya dari arah luar.
Lusi yang tertidur menggeliat sesaat sebelum bangun dari tempat tidur dan membuka pintu kamarnya. "Ada apa kak?"
"Kamu tidur? Maaf kakak tak tahu kalau kamu lagi tidur, tapi ada kawan kamu tuh yang ingin bertemu denganmu," ucap Arya merasa tidak enak karena sudah membangunkan sang adik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments