Suara riuh tawa dari teman-teman kerja yang menggodanya, membuat Lusi hanya tersenyum tipis. Tidak biasanya gadis itu tersenyum seperti itu.
Jam istirahat pun telah usai, Lusi beserta yang lain segera keluar untuk melakukan aktivitas seperti biasa mengecek toilet.
Lusi pun berjalan menuju toilet untuk mengecek apakah ada harta Karun yang tertinggal di kloset itu. Dan benar adanya, baru satu hari bekerja di sana, gadis itu sudah di suguhkan berbagai macam emas permata yang beperakkan batu bara.
Lusi yang melihat itu, segera berlari keluar dari toilet tersebut. Saat Lusi sampai di pintu, gadis itu malah tidak sengaja menabrak seseorang yang ingin masuk ke dalam toilet tersebut.
"Maafkan saya, saya tidak sengaja," ucap Lusi seraya membungkukkan badan.
"Kita ketemu lagi," ucap seseorang di depannya.
Lusi mendongak menatap wajah laki-laki itu, rupanya laki-laki yang tadi pagi temui. Lusi yang berdiri di depannya segera menjauhkan jarak antara dirinya dan laki-laki itu. "Maaf mas, saya tak sengaja."
"Tidak apa-apa, kamu mau pergi kemana?" tanyanya saat aku keluar terburu-buru.
"Keluar." ucap Lusi singkat.
"Keluar?" ucapnya seraya melihat ke arah jam tangannya, "Ini kan baru jam kerja ... kenapa mau keluar?"
Lusi terdiam sejenak, memang betul ini kan baru jam kerja. Tapi saat mengingat di dalam toilet itu siapa yang mau masuk.
"Kamu, melihat sesuatu di dalam ya?" ucapnya sembari terkekeh kecil.
Lusi hanya tersenyum tipis menanggapinya. Lalu ia pun menarik tangan Lusi keluar dari toilet itu, lalu laki-laki itu membawa Lusi ke arah kantin. Tidak selesai sampai di situ, para anak-anak yang berada di kantin meneriaki laki-laki itu yang sedang memegang tangan seorang gadis. Menggodanya dengan suara yang membuat Lusi menahan malu.
"Cie cie. Rangga sudah ada gandengan baru nih."
"Rangga. Kamu tidak mau memperkenalkan siapa gadis yang kamu gandeng itu kah?"
"Hei manis, kenapa kamu mau dengan Rangga? Padahal Rangga tidak terlalu ganteng ganteng banget."
Dan berbagai godaan lainnya yang keluar dari mulut teman-temannya. Laki-laki yang di panggil dengan sebutan Rangga itu tidak menghiraukan ucapan para teman-temannya. Ia terus membawa Lusi hingga sampai ke tempat pengambilan masker.
"Nah, pakailah ini," ucapnya sembari menyodorkan sebuah masker kepada Lusi.
"Tidak usah! Di setor ada kok," ucap Lusi menolak.
Laki-laki itu memutar bola matanya lalu meraih tangan kanan Lusi dan memberikan masker itu. "Aku kan sudah membawa kamu kesini, itu artinya kamu harus terima dan memakainya."
Lusi hanya meliriknya sekilas sebelum ia menarik kembali tangan gadis itu.
Setibanya kembali di toilet. Lusi pun segera memasang masker yang di berikan oleh laki-laki tadi dan mencoba untuk memasuki area terlarang itu (canda). Di mana bagi yang masuk akan merasa kenikmatan yang hakiki saat melihat emas permata dengan balutan batu bara tersebut, tengah terhias merekah di tengah tengah lantai kloset. Lusi pun menutup kedua matanya seraya berusaha agar tak menghirup aroma yang menggelar itu.
...
"Kenapa lambat masuk Lusi? Mukamu kenapa pucat begitu?" ucap Mak By yang baru melihat Lusi dengan wajah tak semangat.
"Tidak apa-apa Mak." balas Lusi dengan wajah lesu.
"Sebelum nunggu jam pulang kerja tiba, gimana kalau kita ke kantin atas? Aku lapar pengen makan," ujar Sofia yang memegangi perutnya yang lapar.
Semua pun setuju dan salah satu dari mereka bertanya kepadaku. "Lusi, ayok kita ke atas!"
"Iya." ucapnya. Gadis itu hanya menurut saja dan mengikuti langkah teman-temannya menuju tangga.
Lusi dan para teman-temannya akhirnya menuju ke arah kantin. Mereka memesan makanan. Sedangkan Lusi?
"Lusi, kamu gak mau pesan makanan?" tanya Sofia sambil memilih-milih menu makanan.
Lusi menggeleng. "Tidak kak aku masih kenyang."
Sofia pun hanya manggut-manggut dan segera melahap makanannya saat makanan yang pesan sudah datang.
'Bagaimana aku bisa makan? Melihat adegan di toilet tadi saja membuatku kenyang seketika." batin Lusi dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments