Bab 17 - Tatapan Sendu Tony

Setelah selesai melakukan pas card. lusi menuju keluar universitas itu dengan headset di telinganya, yang ia pakai untuk menjauhi pembicaraan orang-orang yang menurutnya tidak penting untuk di dengarkan. sehingga lusi menghentikan langkahnya dan mencabut headset yang bertengger di telinganya itu. saat seorang yang sedari kemarin ia jauhi tengah berdiri di ambang pintu universitas itu.

'kak tony?' gumam lusi dalam hati.

laki-laki itu menoleh ke arah gadis itu dengan senyuman kecil. lalu menghampiri lusi yang hanya mematung menatapnya.

"karin." sapa nya dengan suara lembutnya.

lusi yang melihat mata itu, segera mengalihkannya ke arah lain. "kak tony, kenapa ada di sini?"

"aku, aku hanya ingin bertemu denganmu," ucapnya sedikit gugup.

lusi yang melihat ke arah lain, lalu menatap laki-laki di depannya itu. "kakak, tahu dari siapa jika aku bekerja di sini?"

"itu tidak penting! yang terpenting sekarang, aku sudah bertemu denganmu," ucapnya sembari terus menatap ke arah gadis itu.

Lusi, yang mulai merasa sedikit tidak nyaman akan tatapan laki-laki di hadapannya hanya menunduk seraya berkata. "kak tony, jika kakak tidak ada yang ingin di bicarakan. aku pamit pulang duluan."

lusi yang berniat ingin pergi, segera di tahan oleh laki-laki itu. "tunggu!"

lusi melirik ke arah kirinya dan melirik tangannya yang telah di pegang oleh lelaki yang bernama tony itu.

"lusi, apa benar kamu berhenti bekerja karena aku?" tanyanya sambil terus memegang tangan gadis itu.

seperti dugaannya. lusi menutup matanya sembari menarik nafasnya sebelum ia membuka suara. "kak, jika kak tony ingin membahas hal itu, lebih baik kakak pulang saja! lagipula ini sudah lewat jam pulang, aku takut saudaraku nanti malah mengkhawatirkan aku jika aku pulang terlambat."

"tapi aku ingin membahasnya sekarang lusi!" ucap tony sembari mengeratkan genggamannya pada tangan lusi.

"kak tony, lepas!" lusi berusaha melepaskan tangannya yang di genggam oleh laki-laki itu.

namun, tiba-tiba sebuah tangan lain menghempaskan tangan tony yang menggenggam tangan lusi. sehingga tangan itu akhirnya terlepas. lusi menoleh ke arah laki-laki yang menolongnya itu. rupanya rangga sudah berada di sampingnya dengan memegang kedua bahu gadis itu.

"jangan, coba-coba memaksanya!" ucap rangga dengan memasang wajah datar pada tony.

"siapa, kamu? jangan berani mencampuri urusanku dengan lusi!" sahut tony tak kalah datar.

rangga pun terkekeh sembari berucap. "seharusnya, aku yang tanya siapa kamu, kenapa kamu mendekati pacarku?"

lusi yang mendengar perkataan rangga membulatkan matanya dan menoleh ke arah laki-laki di sampingnya itu.

'apa dia sudah gila? kenal saja tidak! bagaimana mungkin dia bisa berkata seperti itu?' batin lusi.

lusi melihat laki-laki di depannya yang sudah menundukkan kepalanya, entah apa yang dia pikirkan? namun beberapa saat, laki-laki itu tersenyum. "jadi ... kamu berhenti bekerja dan memilih tempat ini karena kamu ingin lebih dekat dengan pacarmu ya lusi?" ucap tony dengan lirih.

lusi ingin sekali mengatakan bahwa apa yang di ucapkan oleh laki-laki di sampingnya ini tidak benar. tapi entah kenapa, gadis itu memilih untuk diam dan tak mengatakan apa-apa. sehingga ia dapat melihat laki-laki di hadapannya itu mengangguk pelan.

"baiklah, maaf jika selama ini aku sudah mengganggumu lusi." ucapnya kembali dengan pandangan menunduk. dapat lusi lihat ada raut wajah kesedihan di mata laki-laki itu.

tanpa menunggu lama. tony pun pergi meninggalkan keduanya yang dengan posisi rangga masih merangkul pundak lusi. setelah tony sudah tidak terlihat di pandangannya. lusi melepaskan rangkulan laki-laki itu dan meninggalkannya yang sudah memanggil-manggil namanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!