Bab 14 - Berkenalan

Mak Bi hanya mengangguk. "Iya, Lusi juga anak yang baik. Dia tidak banyak bicara juga."

"Tapi emang iya sih Mak Bi, si Lusi tidak banyak ngomong gak seru tau kalau gak punya bibir," ucap Sofia sembari tersenyum ke arah laki-laki itu.

Laki-laki itu akhirnya memutuskan untuk pergi dari hadapan enam orang itu setelah berpamitan dan bergegas turun menuju area parking dan menyalakan motor yang ia bawa. Ia segera meninggalkan area university nya menuju ke arah halte tempat di mana Lusi berada. Namun, saat sampai di halte tersebut Rangga tak menemukan gadis itu, mungkin gadis itu telah menaiki Bus nya. Ia pun segera menancapkan gas berniat mengejar gadis itu.

Sedangkan di dalam bus,

Lusi memandangi pemandangan di luar kaca bus tersebut dengan headset di telinganya sambil menikmati musik yang mengalun merdu di setiap perjalanan pulangnya. Hingga di bulatan jalan di mana jalan itu selalu terjadi kemacetan sehingga membuat bus itu tetap terdiam di tempatnya.

Lusi yang sedang menikmati pemandangan sekaligus musik yang dia dengarkan. Malah terusik dengan pemandangan di samping luar jendelanya, rupanya laki-laki itu mengikutinya hingga sejauh itu. Lusi melihat ke arah laki-laki itu dan laki-laki itu sedang melambaikan tangannya seraya tersenyum lebar.

Lusi yang semula menikmati pemandangan luar. Harus kesal gara-gara laki-laki yang baru-baru ini di temui nya.

'Untuk apa dia ada di sini? Apakah rumahnya searah dengan bus ini?' batin Lusi.

Lusi memilih menundukkan kepalanya dan membuka layar ponselnya untuk mengalihkan perhatiannya pada laki-laki itu. Hingga setengah jam dengan kemacetan akhirnya bus tersebut berjalan kembali dan melajukannya dengan kecepatan sedang.

Tepat jam enam sore Lusi tiba di tempat pemberhentian. Ia segera menyebrang jalan karena bus itu berhenti di jalan sebelah kiri sehingga membuatnya harus menyeberang jalan untuk menuju ke tempat tinggalnya. Saat sudah menyeberang jalan tiba-tiba sebuah motor menghadangnya tepat di depannya. Lusi yang kaget menatap kesal ke arah orang tersebut.

"Kamu jangan menatapku seperti itu! Aku hanya mau ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja sampai tujuan," ucapnya sembari tersenyum manis ke arah Lusi.

Lusi yang hanya menatap wajah laki-laki yang di baluti dengan helm itu menatapnya dengan tatapan jengah.

"Kamu juga tinggal di daerah sini?" tanya Lusi beberapa saat.

Laki-laki itu tersenyum seraya menggeleng. "Tidak. Aku tinggal di daerah Pucong sana."

"Lalu, untuk apa kamu datang ke daerah sini?" tanya Lusi dengan ekspresi datar.

"Kan aku sudah bilang barusan, aku ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja sampai tujuan," sahutnya. Lalu beranjak dari tempat motornya, sukses membuat Lusi menjauh dan menjaga jarak dari laki-laki itu.

"Ah, aku tidak akan macam-macam, tenang saja," ucapnya sembari memberikan penjelasan kepada Lusi yang mencoba waspada terhadapnya.

Lalu tiba-tiba ia mengulurkan tangannya dan berkata. "Aku hanya ingin mengenal kamu lebih jauh itu saja," ucapnya sembari mengulurkan tangannya.

"Kenalin aku Rangga, kalau boleh tahu nama kamu siapa? Sebetulnya aku sudah tahu nama kamu dari Mak Bi. Tapi aku hanya pengen tahu dari kamunya langsung," imbuhnya.

Lusi yang tadinya menatap wajah laki-laki akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah tangan yang laki-laki itu ulurkan padanya. Melihat jam sudah lewat dari pukul enam takut saudaranya menunggu kedatangannya. Ia pun akhirnya meraih tangan laki-laki yang bernama Rangga itu.

"Lusi."

Setelah menyebutkan namanya, Lusi pun bergegas meninggalkan laki-laki itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!