Saat Lusi sedang berdiam diri sambil menunggu teman-temannya selesai dengan acara makannya. Tiba-tiba seseorang menyodorkan sebuah minuman ke meja tempat Lusi duduk. Lusi menoleh ke arah orang itu dan melirik ke arah teman-temannya yang telah melihat ke arahnya.
"Makasih," ucap Lusi pada orang yang berdiri di sampingnya yang tak lain adalah Rangga orang yang memberinya masker tadi.
"Kenapa kau tidak makan? Apa kau mau aku pesankan sesuatu?" tawar laki-laki itu.
"Tidak." Lusi menggeleng.
"Dia bilang masih kenyang nak Rangga," sahut Mak Bi dengan mulutnya yang masih di penuhi oleh makanan.
Yang bernama Rangga tersebut sesaat melihat Mak Bi lalu kembali menatap ke arah Lusi. "Benarkah?"
Lusi tak menjawab pertanyaannya. Gadis itu memilih untuk tetap diam dan menundukkan kepalanya. Laki-laki itu terlihat sedang tersenyum tipis ke arah Lusi. Membuat Lusi merasa tidak nyaman akan situasi seperti ini.
Lusi pun berniat pamit pulang duluan karena ia ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu. Karena jam pun sudah menunjukkan pukul lima jadi ia bisa pulang saat itu.
Lusi sesaat melihat ke arah laki-laki itu yang rupanya masih menatapnya. Ia pun menyipitkan matanya lalu segera keluar dari kantin itu dan menuju ke lantai bawah karena ingin mengambil tas beserta kotak bekalnya. Saat ia ingin keluar dari setor tersebut, gadis itu di kaget kan oleh laki-laki yang baru saja memberinya minuman.
"Kamu mau kemana? Kenapa terburu-buru sekali?" ucapnya sambil tersenyum manis ke arah Lusi.
Lusi malah membalasnya dengan wajah datar. Lalu menggeser ke kanan agar dapat dari hadangan laki-laki itu. Laki-laki itu malah mengikutinya hingga sampai di ruang Pas Card.
"Hei kamu. Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan ku?" ucapnya yang terus mengekor di belakang Lusi.
Lusi yang kesal dengan tingkahnya yang menurutnya sedikit mengganggu itu mengepalkan tangannya. "Jangan mengikuti ku!! Aku mau pulang, dasar kekanak-kanakan!"
Mendengar jawaban yang di keluarkan oleh Lusi, laki-laki itu tak mengikutinya lagi. Setelah beberapa saat Lusi menoleh ke belakang dan tidak melihat laki-laki itu mengikutinya lagi, ia pun menarik nafas lega lalu buru-buru menuju ke arah halte.
Sedangkan di posisi lain. Laki-laki yang kerap di panggil Rangga itu kembali menuju ke lantai atas di mana para teman-teman Lusi masih berada di sana.
"Mak Bi ...?" panggil laki-laki itu.
Mak Bi menoleh ke arahnya. "Iya nak Rangga, kenapa?"
"Mak Bi ... boleh tahu gadis tadi itu siapa dan dari mana dia?" laki-laki itu bertanya kepada Mak Bi.
"Siapa? Gadis yang bagian toilet yang kamu tanyakan tadi itu?" sahut Mak Bi.
Laki-laki itu mengangguk. "Iya mak cewek tadi yang saya tanyakan kepada Mak Bi."
"Oh, yang kata Mak Bi ada yang menanyakan Lusi itu, dia ya Mak Bi?" ucap Sofia.
Mak Bi mengangguk. "Iya dia, nak Rangga inilah yang bertanya tentang Lusi."
"Walah ... Jadi kamu yang bertanya tentang Lusi, kamu suka ya sama Lusi?" ucap Sofia penasaran. Laki-laki itu hanya tersenyum malu.
"Gadis tadi itu namanya Lusi dari kampung nak Rangga, sepertinya ia juga seumuran denganmu," ujar Mak Bi.
"Ah, benarkah?" balas laki-laki dengan senyuman yang melebar hingga menampilkan giginya yang putih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments